17

2.8K 411 88
                                    

🍀DEAR NAME🍀
***

Bel istirahat telah berbunyi. Satu persatu siswa di kelas itu berhambur keluar kelas untuk menuju ke kantin, namun tidak dengan satu orang.

Kim Minyoung. Gadis kecil itu tetap di tempatnya, mengeluarkan sebungkus roti dan satu kotak susu pisang dari dalam lacinya. Sambil memakan rotinya dia juga mengerjakan PR matematika yang diberikan oleh gurunya tadi.

Memang anak yang rajin.

"Yak! Kim Minyoung!" Gadis kecil itu mendongak saat Dohyun duduk di kursi kosong depannya. Anak laki-laki itu menatap Minyoung sedikit tidak bersahabat.

"Apa?" Tanya Minyoung santai tanpa mengalihkan pandangannya.

"Tugas bahasa inggris kita bagaimana? Kau kemarin tidak masuk!"

"Kemarin appaku pulang, jadi aku juga harus izin." Dohyun hendak mengomel lagi sampai kemudian Minyoung mengeluarkan sebuah buku tulis dan menyodorkannya pada anak laki-laki itu.

"Hanya drama singkat, kan? Aku sudah membuat dialognya untuk kelompok kita." Dohyun membuka lebar mulutnya terkejut. Serajin itukah Minyoung sampai tidak masalah mengerjakan tugas kelompoknya sendirian?

"Kemarin Eunchae dan Woojin juga sudah membuat dialognya.."

"Benarkah?"

"Euhm.. Belum selesai, sih.."

"Ya sudah, kalian tinggal menghafal dialog yang kubuat."

"Kau sungguh tidak masalah?"

"Aku hanya merasa berguna saja. Kalaupun kalian yang membuat, pada akhirnya aku harus memperbaiki tatanan bahasa inggris yang kalian tulis."

Dohyun merasa tertohok oleh kalimat yang diucapkan Minyoung padanya itu. Dia memang jarang mengobrol dengannya, selain Minyoung yang memang tertutup, dia juga merasa tidak ada hal yang memang dia obrolkan dengan temannya itu. Tapi Minyoung selalu berhasil membungkamnya setiap mereka berbicara, bahkan gadis kecil itu tidak perlu bertele-tele untuk membungkamnya.

Minyoung melirik Dohyun sesekali dan menatapnya risih karena anak laki-laki itu belum beranjak dari tempatnya dan hanya sibuk membolak-balik halaman buku yang dipegangnya.

"Kau tidak berniat pergi?"

"Kenapa?"

"Aku tidak nyaman jika ada orang lain."

"Kau kenapa sih?"

"Apanya?"

"Kau kenapa tidak mau berteman dengan yang lain?" Minyoung mengernyitkan keningnya.

"Kalian yang tidak mau berteman denganku."

Gadis kecil itu memutar bola matanya malas dan memilih mengabaikan anak laki-laki di depannya itu.

"Tapi kau memang aneh, Kim Minyoung."

"Aku tahu. Jadi aku tidak peduli jika memang tidak ada yang menyukaiku."

"Bukan begitu.."

Jika anak laki-laki itu boleh jujur, dia ingin sekali berteman dengan Minyoung. Alasan dia selalu mengganggu gadis kecil itu karena memang dia ingin berteman. Tapi anak-anak lain menjauhi Minyoung karena Minyoung tidak seperti mereka yang memiliki ayah.

Dohyun memang hanya seorang anak laki-laki umur 7 tahun yang belum mengerti apa-apa, tapi setiap mendengar orang-orang tua teman-temannya membicarakan Minyoung dan ibunya dan selalu berputar pada topik tentang sosok ayah dari Kim Minyoung, Dohyun merasa tidak nyaman. Dia hanya membayangkan jika dia bertukar posisi dengan Minyoung, dia tidak akan semampu itu untuk mengabaikan mereka semua.

DEAR NAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang