49

2.3K 311 78
                                        

Sejeong menatap bosan kearah televisi di depannya, memutar acara musik mingguan yang jadi tontonannya selama beberapa minggu di rumah sakit ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejeong menatap bosan kearah televisi di depannya, memutar acara musik mingguan yang jadi tontonannya selama beberapa minggu di rumah sakit ini.

"Kau sedang apa?" Sejeong menoleh sekilas. Chungha datang dengan membawakan buah-buahan. Perhatiannya kembali pada televisi tersebut sambil tangannya menekan tombol-tombol remot yang dia pegang.

"Kau bisa lihat sendiri." Perhatian perempuan itu ikut menatap kearah televisi. Dia tertawa pelan. Sejeong sejak tadi hanya mengganti-ganti saluran televisi.

"Kau ingin buah apa?"

"Apel." Chungha mengangguk dan duduk di kursi. Dia memotong buah apel untuk Sejeong.

Sejeong menatap kosong kearah televisi sambil tangannya bermain dengan kuku-kukunya. Chungha yang melihat itu spontan memukul tangan Sejeong pelan dan menatapnya kesal.

"Jarimu banyak terluka! Jika kau merasa cemas, lebih baik kau rusak saja selimut itu!" Wanita itu tertawa canggung dan menerima apel yang disuapkan padanya. Setelahnya dia kembali fokus melihat televisi bersama dengan Chungha yang menyuapinya.

Televisi itu kali ini menayangkan program berita yang entah kenapa terlihat lebih menarik. Sejeong melirik kearah Chungha yang sangat fokus melihat berita di televisi. Sahabatnya itu sama sekali tidak berubah.

Saat ini dalam kepalanya berputar akan banyak hal. Terutama saat dia mengingat jika sebentar lagi dia akan dioperasi. Sejujurnya dia sangat takut tapi bagaimanapun ini demi kesembuhannya dan semoga saja dia bisa sembuh.

"Chungha-ya?"

"Hm?" Perempuan itu kembali menyuapkan sepotong apel ke mulut Sejeong namun wanita itu menggeleng. Chungha sendiri tidak memaksa karena Sejeong sudah habis satu buah apel.

"Aku tiba-tiba merasa takut.."

"Takut?"

"Heum.. Apa aku akan baik-baik saja?" Chungha tidak berpaling sama sekali. Telinganya dapat mendengar itu tapi pandangannya fokus pada televisi dihadapannya.

"Kau akan baik-baik saja.." Sejeong tersenyum tipis mendengar itu. Tapi dalam hatinya yang paling dalam, kalimat itu sama sekali tidak membuatnya lega.

"Jika aku meminta sesuatu padamu.. Bisakah kau menurutinya?"

Suara wanita itu terdengar begitu pelan dan lirih, seperti mengiris hati Chungha dengan sangat dalam. Rasanya dia ingin menutup telinganya, takut dengan apa yang akan diucapkan Sejeong selanjutnya.

DEAR NAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang