48

2.5K 327 134
                                    

Suara yang ditimbulkan monitor kesehatan itu membuat Doyoung semakin tercekat selama berada di ruangan yang sepi itu seorang diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara yang ditimbulkan monitor kesehatan itu membuat Doyoung semakin tercekat selama berada di ruangan yang sepi itu seorang diri. Ah! Lebih tepatnya sambil dirinya menunggu seseorang yang saat ini sedang terlelap dengan damai di hadapannya.

Entah mengapa suhu udara pun terasa semakin dingin walaupun dalam ruangan itu juga terpasang penghangat. Mata sembabnya hanya bisa menatap kosong sang wanita yang terbaring dengan beberapa alat menempel pada tubuhnya. Bahkan ruangan yang biasanya terlihat longgar kini lebih sempit karena ada beberapa alat-alat kesehatan baru yang dipindahkan ke ruangan ini.

Langit diluar sana semakin gelap, berbeda dengan tadi pagi saat langit itu terlihat terang dan cerah.

"Doyoung-ah?" Seseorang menepuk pundaknya pelan namun pria itu tidak bergeming. Sampai kemudian tangan kecil meraih ujung jarinya dan menariknya pelan.

"Appa.." Berkat suara gadis kecil itu membuat Doyoung mengalihkan atensinya. Dia menatap gadis kecil itu sekilas, berusaha untuk tersenyum. Setelahnya dia angkat tubuh mungil itu dan memangkunya.

"Makanlah dulu, eoh? Eomma membawakan makanan untukmu.." Doyoung sama sekali tidak menggubris ucapan ibunya. Justru dia memilih memeluk anaknya itu erat, menyembunyikan wajahnya dibalik bahu dan rambut lebat gadis kecil itu.

"Doyoung-ah??"

"Aku tidak lapar, eomma.."

"Kau belum makan sejak tadi siang.."

"Aku tidak mau.."

"Aku sudah bawakan makanan kesini dan kau hanya perlu memakannya. Kau bisa makan sambil menunggu Sejeong. Eomma dan Minyoung juga disini. Appamu juga menunggu diluar."

Doyoung tidak menjawab setelahnya. Pria itu masih pada posisinya. Dia tidak ingin makan saat dia melihat langsung istrinya yang kesakitan. Bagaimana bisa dia makan dengan enak?

Ibu Doyoung hanya bisa menghela napasnya kasar dan pergi. Beliau memilih menunggu diluar bersama suaminya daripada menghadapi sikap keras kepala anaknya itu. Minyoung tertegun sejenak melihat neneknya yang tidak kalah putus asa dari Doyoung.

"Appa?" Doyoung mendongak dan menoleh melihat anaknya. Minyoung tersenyum tipis dan meminta turun dari pangkuan pria itu.

"Ayo makan, appa!" Minyoung mengambil bungkusan makanan di nakas lalu menarik ujung kaos yang digunakan Doyoung, menuntun pria itu untuk duduk di sofa.

"Minyoung-ah.."

"Eomma sakit. Kalau appa ikut sakit, siapa yang mengurusku?" Gadis kecil itu menunduk sambil mendudukkan dirinya sendiri di samping ayahnya. Doyoung tertegun dengan apa yang anaknya lakukan, bahkan gadis kecil itu yang membukakan bungkusan makanan tersebut untuk Doyoung.

Minyoung semakin menunduk dengan rambut panjang menutupi wajahnya. Dia terdiam membiarkan makanan yang sudah terbuka bungkusnya itu dan kini berulang kali mengusap matanya.

DEAR NAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang