31

2.6K 374 234
                                    

🍀DEAR NAME🍀
***

Minyoung terbangun karena jam bekernya berbunyi. Gadis kecil itu mematikan jamnya yang berbunyi, mengusap-usap matanya berusaha mengumpulkan kesadaran. Perlahan dia terbangun, membuka jendela kamarnya untuk membiarkan cahaya matahari masuk. Gadis kecil itu terdiam sejenak dan berbalik, menatap ibunya yang masih terlelap. Dia berlari-lari kecil, menaiki kasurnya kemudian menggoyangkan tubuh ibunya itu pelan.

"Eomma.. Sudah pagi.."

Sejeong hanya bergerak sedikit namun kedua matanya masih terpejam. Sepertinya wanita itu akan sulit dibangunkan seperti hari-hari sebelumnya.

Ini sudah hari keempat Doyoung tidak pulang dan Sejeong memilih tidur bersama anaknya. Hari-hari itu Sejeong lalui dengan sangat kacau. Bangun terlambat, tidak sempat sarapan walaupun dia sempat membuatkan bekal untuk Minyoung, pekerjaan rumah lainnya sedikit terabaikan. Bahkan pakaian kotor mereka sampai menumpuk karena Sejeong yang fokus bekerja.

"Eomma!" Akhirnya Sejeong terbangun, Minyoung berikan senyum terbaiknya agar membantu Sejeong mendapat mood yang baik juga.

"Eoh? Eomma bangun terlambat lagi?" Sejeong langsung terbangun dan segera mengecek ponselnya. Pukul 6:04. Wanita itu bernapas lega.

"Hah.. Syukurlah.."

"Minyoung mandi dulu, eomma!"

Sejeong mengangguk dan turun dari kasurnya. Dia meninggalkan Minyoung yang akan bersiap di kamar. Wanita itu menuju dapur, memasakkan makanan untuk Minyoung sebelum dia bersiap-siap juga.

Hari-harinya berjalan seperti biasa, harusnya. Tanpa Doyoung di rumah itu sudah sangat biasa. 7 tahun pernikahannya bersama pria itu yang bekerja sebagai seorang idol dan membuatnya jarang pulang, Sejeong sudah terbiasa dengan itu.

Tapi kali ini berbeda. Jika waktu lalu walaupun Doyoung tidak pulang dia masih merasa dekat sengan pria itu.

Doyoung jauh darinya. Dia merasa pria itu kini sangat jauh dan sulit untuk digapai.

Sudah hari keempat, Sejeong sama sekali tidak mendapat kabar Doyoung langsung. Iya, langsung dari sang pria. Sejeong hanya mendapat pesan dari member NCT lain dan juga Manager Yoojin yang entah kenapa secara sukarela memberi kabar Doyoung padanya.

Doyoung baik-baik saja, kata mereka. Setidaknya Sejeong merasa lega dengan hanya mengetahui kabar itu. Pria itu tidur di dorm selama empat hari ini dan pulang tepat waktu.

Sejeong rajin mengirim pesan pada Doyoung, walaupun pria itu tidak menjawabnya. Sejeong berusaha mengalah dan mengendalikan egonya sendiri. Dia sadar jika akhir-akhir ini dia juga cukup menyebalkan dan lebih sering mengatur Doyoung. Mungkin itu yang membuat Doyoung ikut tersulut saat Sejeong sendiri tiba-tiba marah-marah dan mengaturnya. Doyoung juga lelah dengan pekerjaannya.

Sejeong selesai dengan kegiatan memasaknya. Dia menyiapkan makanan itu di meja dan tepat saat itu Minyoung keluar dari kamarnya dengan sudah berpakaian rapi sambil membawa tas berwarna biru polos. Doyoung dan Minyoung sangat suka warna biru.

"Minyoung bisa makan dulu. Eomma akan bersiap-siap.." Minyoung yang sudah siap duduk di kursi meja makan hanya mengangguk dan melihat ibunya berlari ke kamar. Gadis kecil itu menatap meja makan, menu yang sama seperti kemarin.

Kimchi, telur gulung, tumisan tauge dan cumi kering.

Gadis kecil itu melihat sekitarnya. Unit apartemen yang cukup luas itu hanya diisi olehnya dan sang ibu. Ibunya akhir-akhir ini jarang menemaninya sarapan, bahkan beberapa kali mereka hampir tidak sempat melakukannya.

DEAR NAME ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang