Dekat (Revisi)

39.7K 2.5K 0
                                    

Sekarang ini Ara sedang berada disebuah taman belakang SMA Geraldi, taman ini bagus bahkan bisa dibilang sangat bagus. Namun jarang sekali ada siswa ataupun siswi yang datang kesini, paling yang akan datang kesini hanya yang berkepentingan dalam pelajaran dan tak sedikit yang kesini hanya untuk menghilangkan suntuk dan bosan.

Ara melamun, raganya ada disini namun pikirannya melayang bebas entah kemana. Segalanya serasa terlintas di otak Ara. Ara memikirkan segalanya dari mulai keluarga, sekolah, sahabat maupun orang yang pernah datang kepadanya. Terlebih lagi hubungannya dengan Fira yang semakin rumit. Ingin sekali seperti kebanyakan adik-kakak yang akrab, bermain bersama, menghabiskan waktu bersama dan masih banyak lagi aktivitas adik-kakak yang ingin Ara lakukan dengan Fira.

Ara merasa dirinya susah untuk keluar dari lingkup benci kepada keluarganya. Rasanya egonya semakin tinggi saat berhadapan dengan keluarganya dan orang yang mempunyai urusan yang berkaitan dengan keluarganya.

"Hah" helaan nafas keluar begitu saja dari mulut Ara. Dirinya merasa sendiri dan akan tetap seperti itu selamanya. Tanpa Ara sadari, ada seorang laki-laki yang melihat Ara di taman itu. Ya siapa lagi kalau bukan Alvino, Alvino mendekat kearah Ara dan langsung duduk di kursi yang sama dengan Ara.

"Ngapain disini?" tanya Alvin ke Ara.

Ara yang kaget sontak menengok kearah kanan dan melihat Alvino yang tengah tersenyum kepadanya. Duh, Alvin senyum batin Ara. Hingga beberapa detik Ara masih menatap Alvino dengan tatapan datar, namun dalam hatinya Ara sedang mengagumi ketampanan Alvino. Ini bukan sekali sikap Ara, entah kenapa ada sesuatu yang aneh saat berdekatan dengan Alvino. Apakah dia jatuh cinta? Tapi mana mungkin. Ah entahlah.

"Lo ngapain disini?" tanya balik Ara.

"Gue kebetulan lewat. Eh liat lo disini, jadi gue kesini deh sekalian mau ngobrol sama lo"

"Ngobrol apa?"

"Ya apa aja yang bisa kita berdua obrolin"

Kita? Batin Ara,"Kenapa sama gue?"

"Lo banyak nanya ya, kaya wartawan aja" ucap Alvin sambil terkekeh.

"Terserah" jawab Ara ketus.

"Lo ko jutek gini deh, perasaan waktu lo ngobatin tangan gue lo banyak ngomong. Bahkan lo bawel cerewet pula"

"Ga mood gue"

"Kenapa? Ada masalah"

"Lo nanya masalah sama gue?"

"Iya, terus kenapa?"

Ara terkekeh namun kemudian menatap kedepan dengan datar dan tatapan yang sukit diartikan, "haha.. Masalah gue banyak"

"Ohya? Lo bisa berbagi sama gue kalo lo mau"

"Sebanyak gue cerita sama banyak orang, ga ada yang ngerti sama perasaan gue"

"Bisa aja gue ngerti sama perasaan lo"

"Masalah gue bukan kaya cuman masalah ilang duit, Al. Belum tentu lo ngerti juga sama masalah gue"

"Yaudah, sekarang coba lo ceritain sama gue masalah lo"

"Lo bukan siapa-siapa gue. Gimana bisa gue cerita masalah gue dengan cuma-cuma. Gue ga mau dicap sebagai orang yang menyedihkan. Hidup gue ga semenyenangkan kehidupan orang lain, tapi gue ga butuh sesuatu yang peduli dari mereka hanya karena kasian sama gue"

"Lo bisa ceritain semua mas-"

"Kenapa lo peduli? Lo bukan siapa-siapa gu-"

"Oke, kalo gitu anggap gue orang terdekat lo. Anggap gue orang yang peduli sama lo bukan karena kasian sama lo. Karena mulai sekarang gue pengen deket sama lo. Gue pengen jadi orang yang penting buat lo"

"Lo ga halu atau mabok kan?"

"Gue sehat dan gue serius dengan ucapan gue tadi". Dan Ara tidak tau harus mengartikan perkataan Alvino tadi.

Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💓

My Name is SYANARA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang