"Ara!"
Ara terus berjalan di koridor kelas dua belas tanpa menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya. Bukannya Ia sombong tapi Ia merasa malas meladeni kakak kelas yang terus menyapa bahkan menggodanya saat Ia bertemu atau hanya melihat. Kalau saja Ia tidak punya keperluan untuk melewati koridor ini, Ia yakin sekali dirinya tidak akan bertemu dengan makhluk jadi-jadian yang membuatnya kesal.
"Syanara!" panggil laki-laki itu lagi, namun Ara terus berjalan dengan santai tanpa mempedulikannya. Laki-laki itu merasa kesal karna panggilannya tidak dihiraukan oleh Ara, kemudian Ia bersama Ketiga temannya menghampiri Ara dan mensejajarkan langkahnya dengan langkah kecil Ara.
"Ara sayang!" lagi laki-laki memanggil Ara dengan panggilan sayang yang membuat para perempuan yang mendengarnya berteriak histeris namun membuat Ara merasa geli dan jijik. Ara yang sudah kesal pun akhirnya berbalik dan menatap tajam laki-laki tersebut.
"Maaf ya Kak Alvino beserta para antek-anteknya yang terhormat, please banget ga usah ngikutin gue dan ga usah sok kenal sama gue" kata Ara jengah pada keempat laki-laki yang mengikutinya tersebut.
"Wanjir kita dipanggil antek-anteknya si Alvino. Gila gila gila!" ucap laki-laki bermata sipit sembari merangkul kedua laki-laki disamping kanan dan kirinya.
"Lah emang kita siapa si Alvino, Sat?" tanya laki-laki-Kevan disamping kanan si laki-laki bermata sipit tadi.
"Yaiya kita emang antek-anteknya" jawab si mata sipit-Satya tadi tanpa rasa bersalah sama sekali.
"Sinting sia!" ucap seseorang disamping kiri Satya yang hanya diam sedari tadi-Fattan.
Alvino melangkah kedepan Ara dan menatap mata cokelat Ara yang juga sedang menatapnya sembari kedua tangannya Ia simpan dikantong celananya. Hati Ara bergetar dan Alvino pun merasa tak asing dengan tatapan Ara kepadanya Ia merasa pernah merasakan tatapan itu namun entah kapan. Beberapa detik keduanya menatap satu sama lain dan akhirnya Ara yang memutuskan kontak mata tersebut.
"Ati-ati bos yang tadinya tatap-tatapan bisa jadi ehem-ehem" kata Satya yang melihat keduanya bertatap-tatapan dengan detik yang agak lama.
"Ehem-ehem apaan Sat?" tanya Fattan
"Ahh so polos lo!" kata Kevan sembari menabok lengan Fattan tak berperasaan. Setelahnya ketiganya tertawa terbahak entah apa yang membuatnya lucu.
"Berisik deh!" kata Ara kepada ketiganya yang sedari tadi membicarakan hal yang aneh, "Lo ada perlu apa sama gue?" tanya Ara kembali menatap Alvino yang masih saja menatap Ara dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Harus dipanggil sayang dulu biar yaut?" Alvino berkata sambil terkekeh pelan dihadapan Ara.
"Ck, apaan sih lo! Please ya gue ga kenal sama lo dan ketiga teman aneh lo. Jadi stop manggil nama gue dan stop bersikap kalo gue mau dipanggil sayang sama lo. Menajiskan tau ga!" kata Ara cepat dan langsung melanjutkan langkahnya yang tertunda tadi. Namun baru dua langkah Ia maju, tangannya ditarik kembali oleh orang yang menatapnya tadi, siapa lagi kalau bukan Alvino.
"Bukannya lo udah kenal sama gue? Buktinya lo tadi manggil gue Kak Alvino?" selidik Alvino kepada Ara.
"Oke gue tau nama lo karena orang-orang banyak ngomongin lo. Jadi gausah geer deh!"
"Oke oke santai! Kalo gitu, kenalin nama gue Alvino Shananda Geovan. Gue anak dari Shanan Geovan dan Sinta Geovan, abang gue namanya Elvano Shanando Geovan dan adik gue namanya Salsa Shanindia Geovan. Gue kelas 12 IPS 3 bersama dengan ketiga curut gue. Hobi gue tawuran dan bikin lo jatuh cinta sama gue. Dan yang paling gue suka adalah senyum dari seorang Syanara Syakila Armawijaya. Sekian" ucap Alvin panjang lebar yang membuat Ara mendelik sebal.
"Udah ceramahnya?" Ara berkata sambil menatap Alvino dengan tatapan so galak yang membuat Alvino gemas dengan perempuan sok cuek dihadapannya ini.
"Udahlah Sya-yang" jawab Alvino sambil menyengir tak jelas dihadapan Ara. Ara yang sudah sangat sangat sangat kesal karena waktunya habis tak berguna karena Alvino tersebut malah memutar bola matanya dengan jengah dan berkata, "Ga guna!" kemudian berjalan cepat meninggalkan Alvino yang menatap Ara yang pergi dari hadapannya.
Alvino dan ketiga temannya melongo melihat baru kali ini ada perempuan yang mengabaikan Alvino terlebih lagi perempuan itu berkata 'ga guna' kepada jagoan SMA Geraldi ini. Dan Alvino semakin yakin akan menjadikan Ara sebagai pujaan hatinya, karena Ara berbeda dengan perempuan lainnya.
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💓
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is SYANARA (COMPLETED)
Teen Fiction"Kamu ga akan pernah pergi, rumah kamu di sini kamu harus bareng terus sama Bunda" ucap Airin menahan putri bungsunya. "Maaf Bun, Ara pengen cari kebahagian Ara dan kebahagian itu ga Ara dapet di sini" ucap Ara sembari melepaskan tangan Airin yang m...