Keluar (Revisi)

39.5K 2.5K 21
                                    

"Ayo sini, kamu ga kangen sama Oma dan Opa nak?"

Ara hanya menatap Oma dan Opa nya secara bergantian tanpa ingin memluk keduanya hanya untuk melepas rindu. Beberapa detik mereka saling menatap, Oma dan Opa jelas merasa aneh dengan sikap Cucu kesayangannya itu. Akhirnya Ara memutuskan untuk berhenti menatap keduanya dan berbalik berjalan meninggalkan Oma dan Opa nya yang terlihat bingung. Sedangkan keluarganya merasa tak enak hati kepada Oma dan Opa akibat sikap Ara tadi. Namun, mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

"Kenapa Ara seperti itu?" tanya Oma dengan tak sabar saat melihat Ara menjauh dari mereka.

"Mungkin dia sedang lelah" jawab Opa sambil mengusap pelan punggung Oma.

"Kalian sedang ada masalah? Kenapa di antara kalian tidak ada yang bertanya kepada Ara?"

Dan semuanya hanya diam.

"Keenan, kenapa Ara seperti itu?" Oma bertanya

"Semua salah Airin, Ma" jawab Airin sambil menundukan kepala, sebab Ia ingat akibat dari semua sikap Ara yang seperti itu.

"Loh memangnya kenapa?" tanya Oma lagi dengan tidak sabar ingin mengetahui apa yang terjadi antara anak dan cucunya itu.

"Coba aja kali misalnya ak-"

"Di sini ga ada yang salah. Keenan mohon jangan bahas masalah ini" Keenan memotong ucapan Airin. Karena Ia tidak ingin Airin menyalahkan dirinya atas semua masalah yang terjadi pada keluarganya itu.

"Tapi Mama ingin tau, apa masalah yang terjadi sama kalian. Kenapa Ara bersikap begitu kepada kami?"

"Maa please!"

"Udah Ma!" Opa menenangkan Oma saat Oma akan angkat bicara menjawab perkataan Keenan tadi.

***

Ara terdiam di kamarnya. Menangis tanpa suara dan memendam rasa tanpa ada yang tau. Ingin rasanya memeluk orang yang sampai sekarang peduli kepadanya. Namun Ia tidak ingin melakukan itu, sebab rasa egois terlanjur menguasai dirinya.

Huh..

Helaan nafas berat keluar begitu saja dari Ara. Sangat sangat sangat lelah menghadapi semua kehidupan. Merasa beban hanya ada pada dirinya.

Ara bangun dari duduknya dan menghapus bekas air matanya. Kemudian Ia membawa satu kantong kresek makanan yang tadi Ia beli.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka dan menampilkan Arka, abang kedua Ara. Ketika Arka membuka pintu kamar Ara, matanya pertama kali tertuju ke arah makanan yang sedang di makan oleh sang adik. Ara hanya cuek dan mepanjutkan acara makannya tanpa merasa terganggu dengan kehadiran Arka.

"Kenapa ga makan nasi di bawah tadi?" Arka bertanya setelah Ia duduk di hadapan Ara.

"Bukan hak aku"

"Hak apa yang kamu maksud?" jelas Arka bibgung, karena semakin lama omongan adiknya itu semakin tidak jelas menurut Arka.

"Bang! Aku di sini cuman anak yang ga di inginkan kan? Jadi setelah aku tau bahwa aku ini ga di anggap, aku harus terus-terusan bersikap sebagaimana mestinya gitu? Malu bang!"

"Ra, kamu ini bukan anak yang ga di inginkan. Kamu dan Fira sama, sama-sama penting di keluarga Armawidjaya"

"Jangan samain aku sama Fira"

"Oke. Abang ga akan bahas itu lagi" Ucap Arka setelah Ara mengatakan secara tidak pangsung bahwa dirinya tidak ingin di samakan dengan kembarannya itu. Dan Ara hanya mengangguk mengiyakan ucapan abangnya itu.

"Kenapa kamu makan yang kaya gitu si Ra?"

"Memangnya kenapa?"

"Itu ga sehat Ra! Harusnya kamu makan nasi. Perut kamu bisa sakit Ra"

"Biarin sakit biar sekalian mati" jawab enteng Ara sambil menutup kotak makanannya dan membuangnya ke tong sampah yang ada di dekat pintu kamarnya. "Bisa keluar?" Ara bukan bertanya malah lebih memerintah Arka agar segera keluar dari kamarnya. Ia lelah berhadapan dengan abangnya itu.

"Oke Ra abang keluar" jawab pasrah Arkan dan berlalu keluar kamar Ara.

Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintanggggg💚

My Name is SYANARA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang