"Bang Al" panggil Caca pada Alvino.
"Apa say?" jawab Alvino sambil mengalihkan tatapannya dari handphone menuju adik manjanya itu.
"Say? Bukannya abang panggil Say buat kaka tantik ya" ucap Caca yang masih di dengar oleh seluruh keluarganya, "Say apa Caca?" tanya Shanan.
"Sya-yang Pi!" jawab Caca bersemangat sambil menggerakan bibirnya berlebihan membuat Alvino menepuk jidatnya. Emang ya anak kecil suka ember mulutnya batin Alvino.
"Dedek sayangg! Kamu di ajak abang Al ngapelin anak orang ya?" tanya El yang sedari tadi diam sambil menatap laptop kesayangannya.
"Ngapel? Enggak tuh" jawab Caca menatap Elvano.
"Au ah gelap" ucap El frustasi karena Caca sangat lama untuk mengerti.
"Mati lampu?" tanya Caca bingung pada semua orang, "Apa yang mati de?" tanya Alvino bingung juga.
"Abang El" jawab Caca spontan. Dan reaksi keluarganya kaget langsung menengok ke arah El, dan ternyata El sedang mengetik sesuatu di laptopnya tanpa mendengarkan omongan Caca dan Alvino.
"Adek ga boleh ngomong gitu. Abang El ada tuh lagi duduk" ucap Sinta mengelus kepala Caca dan kemudian menunjuk keberadaan El.
"Abang El emang ada" jawab Caca membuat Alvino memutar bola matanya malas, "Caca ngerti emang yang di omongin Mami?" tanya Alvino pada Caca.
"Enggaaaaak" jawab Caca panjang.
"Udah-udah ini ngapain sih ko bahas itu. Sekarang Papi mau tanya sama kamu Al, siapa yang dipanggil Sayang sama kamu?" Shanan mulai mengalihkan pembicaraan dan bertanya kepada Alvino.
"Bukan sayang Pi! Al nyebutnya juga Sya-yang" ucap Apvino biasa saja.
"Loh! Papi kan ngomong Sayang" kekeh Shanan.
"Gini Pi gini, S Y A strip Y A N G. Tuh yang bener" jawab Alvino membetulkan omongan sang Papi.
"Loh! Abang belhitung? Caca juga bisa nih Ei Bi Ci---"
"Itu namanya belajar huruf sayang, bukan berhitung. Kalo berhitung itu 1 2 3 gituu" Sinta berucap membetulkan perkataan Caca.
"Terus siapa yang kamu bilang sya-yang itu?" tanya Sinta. "Temen Al, ya bisa di bilang gebetan lah Mi" jawab Alvino lempeng.
"Coba kamu kenalin sama Mami! Ajak main ke sini" ucap Sinta sembari mengangkat Caca untuk duduk di pangkuannya dan mencium sayang pipi gembil Caca.
"Iya Mi nanti" jawab Alvino. Kemudian Ia menghampiri El dan memakan kue yang ada di atas meja tempat El duduk tersebut.
"Lo udah punya pacar Al?" tanya El penasaran dengan obrolan tadi.
"Udahlah emang nya lo, ganteng iya lah jomblo mulu" ledek Alvino yang membuat El mendelikkan matanya dengan malas.
"Lah siapa yang mau sama anak uler kaya lo" jawab El dengan omongan yang sedikit ngelantur untuk membalas ledekan Alvin tadi.
"Heh pe'a kalo gue anak uler berarti lo kakaknya uler setan!" ucap Alvin sambil menjitak pelan kepala abangnya itu.
"Ya biasa dong nyet! Ko lo maen jitak-jitakan si"
"Lagian lo nya juga, ngomong ga pake saringan"
"Lah lo ko ngegas si!"
"Gu-"
"Al, El kalian tuh ya ribut mulu kerjaannya. Pusing Mami dengerin ocehan kalian yang begitu. Udah berapa kali juga Mami bilang kalo ngomong yang bener disini ada Caca. Lama-lama uang jajan kalian Mami potong nih!" Sinta langsung memotong keributan antara El dan Alvino dan juga menyertakan uang jajan sebagai ancaman untuk mereka.
"Bang El duluan Mi! Yaampun" elak Alvino.
"Kalo kamu ga ladenin, abang kamu ga bakal ladenin lagi omongan kamu. Suruh siapa ledek-ledekkan, kamu bilang tadi gebetan lah ngomong sama abang kamu malah pacar. Omongan itu harus sesuai kenyataan ya Al. Mami ga pernah tuh ngajarin kamu dusta-dusta gitu" ucap Sinta panjang sambil beranjak pergi ke dapur untuk membuatkan Caca segelas susu.
Alvin melihat bundanya pergi dan kemudian mendekatkan wajahnya kearah telinga abangnya dan berkata, "Anjir Mami tau-tauan dustaan yang kek begitu bang!" dan kemudian Ia berlalu pergi meninggalkan tempat mereka berkumpul tadi.
Dan yang dilakukan El hanya menghela nafas lelah dengan tingkah laku Alvin yang sebelas dua belas dengan dirinya. Sedangkan Shanan dan Caca sedang duduk dan mengobrol entah obrolan apa, yang El tau bukan obrolan tentang pekerjaan pasti.
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💓
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is SYANARA (COMPLETED)
Teen Fiction"Kamu ga akan pernah pergi, rumah kamu di sini kamu harus bareng terus sama Bunda" ucap Airin menahan putri bungsunya. "Maaf Bun, Ara pengen cari kebahagian Ara dan kebahagian itu ga Ara dapet di sini" ucap Ara sembari melepaskan tangan Airin yang m...