"Eh! Handphone kamu geter tuh" ucap Alvino yang merasa di sebelahnya terdapat getaran yang bersumber dari dalam sling bag Ara.
Gadis itu menoleh, dan langsung membuka sling bagnya dan terlihat sekilas bahwa yang menelponnya adalah Alka, Ia segera menggeser tanda hijau untuk menjawab panggilan tersebut dan memberitahu Alvino bahwa Alka yang menelponnya.
"Dek" panggil Alka di seberang sana.
"Iya bang?" sahutnya
"Pulang cepet gih" titah Alka.
"Emang kenapa?"
"Kakek Nenek sama Oma Opa dateng nih, katanya mau ada yang di omongin juga masalah keluarga"
"Oh oke, kalo gitu aku pulang sekarang"
"Okee, hati-hati di jalan, bilang sama si kucrut jangan ngebut"
"Iya abang"
Dan panggilan pun terputus.
"Abang bilang katanya keluarga Ayah sama Bunda dateng, jadi aku harus buru-buru pulang"
"Yaudah yuk!"
"Kamu ga marah? Kita baru sebentar loh jalan" tanya Ara hati-hati.
"Engga ko, kenapa harus marah? Lagian kamu ada urusan yang penting kan selain jalan sama aku"
"Ehheehe" cengir Ara kepada Alvino.
"Ketawa mulu! Yaudah yuk ah cepetan nanti di marahin bang Alka loh" ucap Alvino sambil mencubit pelan hidung Ara kemudian mengenggam tangan Ara.
"Kuy!!" ucap Ara dan berjalan beriiringan dengan Alvino.
***
Sekarang Ara tengah berkumpul bersama keluarga besarnya, awalnya hanya membicarakan pembicaraan ringan. Namun sekarang semuanya diam karena Opa Oma dan Kakek Nenek akan membicarakan hal yang penting.
"Fira, kamu udah sembuh kan nak?" tanya Kakek menghadap Fira yang tengah duduk di samping sang Bunda.
"Alhamdulillah kek, Fira udah segeran sekarang!" balas Fira semangat.
"Alhamdulillah kalo seperti itu. Jadi Kakek akan mewakilkan Oma Opa dan Nenek kalian untuk membicarakan hal penting ini. Kakek mohon dengarkan baik-baik" ucap Kakek dengan santai.
Dan semuanya hanya diam dan menganggukan kepala menyetujui ucapan Kakek itu.
"Untuk mempererat hubungan pertemanan keluarga kita, Kita berencana ingin menjodohkan salah satu dari kalian dengan cucu dari teman Kakek dan Opa. Dan kami memilih Fira untuk di jodohkan" ucap Kakek. Jelas saja Fira, Ara, Alka dan Arka kaget. Namun tidak dengan Keenan dan Airin karena mereka sudah di beritahu terlebih dahulu.
"APA? Ko Fira sih Opa?" kaget Fira yang namanya disebut ingin di jodohkan.
"Jangan ngegas Fir, inget itu Kakek yang ngomong" bisik Ara pada Fira.
"Maaf" ucap pelan Fira.
"Kenapa kamu, karena yang akan dijodohkan adalah lelaki seumur dengan kamu dan Ara. Dan karena Ara adalah adik, jadi kamu sebgai kakak harus yang pertama. Dan jangan berfikir bahwa kamu melangkahi Alka dan Arka, karena kamu nantinya hanya akan ditunangkan terlebih dahulu bukan untuk langsung menikah" jelas Kakek lagi.
"Kamu setuju kan Fira?" tanya Opa.
"Emm.. Memangnya siapa yang akan dijodohkan dengan Fira, Opa?"
"Cucu dari keluarga Geovan" ucap cepat Oma.
"Geovan?" ucapan refleks keluar dari mulut Ara dengan cepat dan sedikit terbata.
"Iya, mereka adalah keluarga yang dekat dengan keluarga kita dan tidak ada salahnya jika perjodohan ini terjadi, malah akan lebih mendekatkan dan mempererat hubungan kekeluargaan kita" jelas Nenek ikut menyahut.
Ara merubah ekspresi wajahnya, yang semula datar dan memerhatikan dengan seksama pembicaraan ini kini berubah menjadi ekspresi khawatir dan gelisah. Pikirannya berlari kemana-mana, menebak siapa yang akan dijodohkan dengan Fira. Semoga bukan batin Ara sambil menggeleng. Arka yang ada tepat di samping Ara pun merasakan perubahan raut wajah Ara.
"Kamu kenapa, Ra?" tanya Arka yang masih didengar oleh yang lain. Dan Ara hanya menggeleng.
"Kamu kenapa, nak? Pusing?" tanya Oma dengan cepat.
"Eh! Itu gapapa Oma" balas Ara.
"Yasudah sebaiknya istirahat dulu kamu, Ra" titah Opa dan disetujui oleh Oma, Kakek dan Nenek. Sedangkan Keenan dan Airin melihat wajah Ara dengan cemas.
"Emm.. Kalo gitu Ara pamit ke kamar duluan. Permisi" kemudian Ara melangkahkan kakinya meninggalkan semua yang ada di sana.
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💚
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is SYANARA (COMPLETED)
Teen Fiction"Kamu ga akan pernah pergi, rumah kamu di sini kamu harus bareng terus sama Bunda" ucap Airin menahan putri bungsunya. "Maaf Bun, Ara pengen cari kebahagian Ara dan kebahagian itu ga Ara dapet di sini" ucap Ara sembari melepaskan tangan Airin yang m...