Dibandingkan Lagi (Revisi)

45.9K 3.4K 29
                                    

"Ara sayang, please jangan ngom-"

"Yang ngajarin aku belajar dan berhitung bahkan sampe aku bisa kaya gini adalah pak Heru dan Bik Nah atau Mbak Sandra. Kalian hanya fokus cuman pada Fira, kalian ga pernah ngeliat aku yang butuh kasih sayang kalian. Seakan emang aku bukan keluarga kalian"

"ARA stop Ra, abang mohon ga usah memperpanjang masalah ini Ra" ucap Arka pada Ara yang melihat raut wajah Airin dan Keenan yang berubah mendengar ucapan Ara.

"Apa? Abang ga beda jauh sama mereka. Saat aku butuh figur seorang abang, abang sama bang Alka ga ada, abang kemana aku tanya? Dan aku tau jawabannya pasti abang cuma dan hanya bisa fokus sama Fira. Aku tau Fira sakit, tapi apa pantas kalian lupain adik kalian yang lain?"

"Ara, maafin aku Ra. Kalo aja aku ga sak-"

"Lo juga sama! Saat semua orang ada sama lo apa lo ga pernah inget gue dalam pikiran lo. Apa lo gapernah inget gimana menderitanya gue ngelakuin apa-apa sendiri. Selama ini gue tahan perasaan kecewa gue sama kalian! Saat ini gue udah ga kuat buat tetep biasa aja nerima sikap bodo amat kalian ke gue. Gue seb-

"SYANARA! Bicara apa kamu ini?" bentak Keenan.

"Kenapa? Ayah ga terima anak kesayangan Ayah aku bentak-bentak?"

"Jelas! Tidak ada Ayah yang tega membentak anaknya sendiri" Ara tersenyum sinis. Lalu apa dirinya bukan dibentak?

"Haha lucu banget! Trus apa Ayah tadi ga bentak-bentak aku? Aku tau aku sangat beda sama Fira. Dia anak kandung sedangkan aku anak pungut iya kan?"

"Ara kamu anak bunda nak, kamu buk-"

"Gausah mengakui kalo aku anak bunda"

"Ara, kamu benar-benar ga seperti yang lain. Kamu coba liat Alka dan Arka walaupun mereka laki-laki tapi apa pernah mereka adu mulut yang ga pantes sama orangtuanya sendiri? Ka-"

"Kalian selalu ngeliat aku hanya dari belakang, apa kalian ga pernah sedikit pun tanya sama aku baik-baik aja ga usah ngebandingin aku sama Fira. Sekarang aku tanya kalian apa enak dibandingin? apa mau dibandingin?.

Ayah kenapa ayah ga seperti pak Heru yang bisa adil sama semua anaknya, yang bisa ngajarin anak orang lain belajar dan berhitung tapi ga pernah lupa sama anak kandungnya sendiri? Kenapa ayah beda banget sama pak heru? Kenapa ayah ga sama kaya ayah ayah yang ada diluaran sana, kenapa?

Selama ini aku ga pernah tau sosok ayah yang sebenernya tuh kayak gimana, ayah yang selalu sayang tulus sama anaknya ayah yang selalu ada ayah yang selalu ngedukung dan aku ga tau gimana rasanya jadi anak yang senang yang ga pernag dibandingin. Dan aku dapet sosok seorang ayah bukan dari ayah Keenan, aku dapet itu dari pak Heru. Aku tanya pak Heru siapa aku? Hah siapa aku?" Ara berbicara sambil meremas tali tasnya dan menangis mengeluarkan semua unek-unek yang ada dipikirannya.

"Araa.." panggil lirih bunda Airin

"Bunda, apa pernah bunda tanya kabar aku? Apa pernah bunda temenin aku tidur? Apa pernah bunda bangunin tidur aku. Aku iri ngeliat temen-temen yang lain bisa becanda bareng sama ibunya bisa jalan kemana aja sama ibunya. Apa rasa prihatin seorang ibu bunda ga ada buat aku?. Segala sesuatu yang berkaitan sama aku Bik Nah yang tau. Kenapa bukan bunda?. Selama ini aku sakit ngeliat bunda selalu ngemanjain Fira. Dan menurut aku Bik Nah yang lebih pantes jadi seorang bunda. Kenapa bunda ga kayak Bik Nah?"

"Ara! Please ga usah nimbulin masalah lagi ga usah mulai"

Kemudian Ara berlalu meninggalkan mereka semua yang sedang memikirkan perkataan Ara tadi, terutama ayah dan bunda. Ara memasuki kamarnya sambil menangis, meratapi semua nasib dan takdir yang terjadi padanya sekarang.

Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💓

My Name is SYANARA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang