Bel tanda pulang sekolah telah berbunyi dan baru lima menit kemudian guru yang mengajar di kelas Ara baru keluar. Ara dan yang lainnya tengah membereskan buku dan memasukkannya ke dalam tas.
"Ra, jadi jalan sama si kucrut?" tany Olin kepada Ara, "Siapa?" Ara bingung dengan si kucrut yang di maksud oleh Olin.
"Ka Al lah Ra" jawab kesal Rere dan Ara hanya menganggukkan kepala pertanda mengiyakan pertanyaan Olin dan juga jawaban kesal Rere tadi.
"Kayaknya Ka Al suka deh sama lo, Ra. Semoga cepet jadian ya kalian" Angel berkata sambil memegang pundak Ara dengan lembut.
Ara mengerutkan dahinya, "Gue cuman mau maen. Bukan acara jadi-jadian itu, Ngel"
"Gue pengen liat lo bahagia Ra. Dan kayaknya ka Al bisa bikin lo bahagia"
Ara tersenyum mendengar penuturan Angel, sahabatnya yang seperti kakak untuknya itu.
"Iya Ra, selama ini kita tau lo belum ngerasa bahagia sepenuhnya. Dan semoga nanti ke depannya lo bakalan bahagia sepenuhnya dan jangan lupa ajak kita berbagi bahagianya lo daaaan jangan lupa juga teraktirannya kalo lo beneran jadian sama ka Alvino, yoo" ucap Rere panjang yang membuat keempatnya tertawa bersama dikelas yang sudah mulai sepi ini.
***
Ara dan Alvino tengah duduk di atas rumput taman kota sore ini. Keduanya sudah sekitar 30 menit ada disini, bercanda dan menghabiskan waktu bersama. Bagi Ara rasanya aneh jika dulu Ia merasa risih bila Alvino selalu mendekatinya namun sekarang Ia dan Alvino dekat bagaikan orang yang sudah mengenal bertahun-tahun.
Dan Alvino merasa bangga bisa dekat dengan perempuan seperti Ara, perempuan yang tidak mementingkan popularitas atau bahkan perempuan yang berusaha mendekatinya. Ia tidak menyangka akan dekat dengan Ara, selama ini Ara hanya bersikap datar padanya namun sekarang Ia bisa berdampingan dengan Ara.
"Lo ngelamun?" tanya Alvino yang melihat Ara sedang melihatnya dengan tatapan datar nan kosong.
Ara menggelengkan kepalanya, "Aneh ya gue? Dulu gue ngerasa risih banget di gangguin sama lo. Tapi sekarang gue bisa sedeket ini sama lo"
"Ga aneh sih, namanya juga orang pasti berubah. Dan gue ngerasain perubahan itu dari lo. Makasih ya Ra, lo mau deket sama gue"
"Gue juga makasih sama lo, lo udah mau deket sama orang yang hidupnya berantakan kaya gue ini"
"Seberantakan apa pun hidup lo, emang gue ga tau. Tapi kalo lo mau berbagi sama gue, gue siap buat dengerin semuanya. Dan Ra! Omongan yang waktu itu gue omongin ke lo itu gue serius, gue mau jadi orang yang bisa lo andelin buat lo" Kali ini Alvino berkata dengan serius tanpa ada candaan di dalamnya, "Dan yaah Ra, lo mau ga jadi seseorang yang selalu nemenin gue? Gue tau gue bukan tipe orang yang romantis, karena gue tau semua sikap romantis ga berakhir manis. Jadi, apa mau lo jadi pacar gue?"
"Lo kesambet ya?" Ara bingung dengan semua kata-kata Alvino, hatinya bimbang bercampur rasa tak menyangka.
"Gue serius dan gue seratus persen sadar walaupun gue tau ini terlalu cepet dan terkesan dadakan Ra"
"Ja-jadi lo tadi--" Ara tergagap dengan ucapan Alvino barusan, "Iya, gue nembak lo. Walaupun itu kayak aneh banget buat lo. Tapi apa lo mau?" tanya Alvino yang ke sekian kalinya.
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💚
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is SYANARA (COMPLETED)
Teen Fiction"Kamu ga akan pernah pergi, rumah kamu di sini kamu harus bareng terus sama Bunda" ucap Airin menahan putri bungsunya. "Maaf Bun, Ara pengen cari kebahagian Ara dan kebahagian itu ga Ara dapet di sini" ucap Ara sembari melepaskan tangan Airin yang m...