"Gimana hasilnya?" tanya Sinta kepada Ara. Kebetulan keluarga kecil Alviano sedang berada di kediaman keluarga Geovan.
"Alhamdulillah semuanya baik ko" jawab Ara sambil tersenyum.
"Alhamdulillah" serempak semua yang ada di situ mengucap syukur.
Ya, Ara kini tengah mengandung anak ke 4 mereka. Semenjak mengetahui Ara hamil, Alvino sangat possesif padanya. Melakukan apapun tidak boleh, maka dari itu Alvino membawa keluarganya untuk tinggal dirumah sang Mami.
"Kamu harus makan teratur jangan cape-cape ya" nasehat Airin kepada Ara sambil mengelus pelan perut Ara.
"Iya, apalagi kamu hamil anak kembar lagi" jawab Alvino tiba-tiba.
"Kembar?" Sinta, Shanan dan Airin yang kebetulan ada di situ.
"Iya" jawab Ara senang dan Alvino hanya tersenyum.
"Kembal itu apa?" tanya Gevino kecil kepada sang Ayah yang sedang memangkunya.
"Kembar itu kaya Abang Saga sama Bang Agas, sayang" jawab Airin mengelus lembut kepala sang Cucu.
"Pantesan, Mami liat-liat perut kamu baru lima bulan tapi udah kaya yang tujuh bulan" ucap Sinta.
"Iya, dan Alhamdulillah sepasang" ucap Alvino dengan senyum yang senang bukan main. Akhirnya dirinya akan mendapatkan seorang putri.
"Jadi nanti anak kalian laki-laki sama perempuan?" tanya Airin terkaget. Pasalnya baik keluarga Armawidjaya maupun Geovan belum pernah mempunyai cucu perempuan dan sekarang Allah mengabulkan do'a mereka agar memiliki seorang putri di keluarga mereka.
"Iya, Bun" jawab Ara.
"Alhamdulillah Ya Allah" ucap Shanan.
"Iya, Alhamdulillah" ucap Sinta dan Airin hanya mengusapkan tangannya ke muka sebagai rasa syukur kepada sang Pencipta.
***
"Mau apa?" tanya Alvino sambil mengancingkan kemeja biru lautnya itu.
Ara menggeleng pelan. Kemudian kembali menunduk mengelus perut buncitnya itu.
Alvino menghela nafas, sedari subuh tadi Ara seperti ingin mengatakan sesuatu namun sepertinya Ara tahan. Setiap Alvino tanya pasti hanya gelengan atau mengucapkan 'enggak' 'ga mau apa-apa'. Alvino di buat bingung sendiri dengan tingkah Ara.
Alvino mendekat ke arah istrinya dan mengelus perut buncit Ara, "Anak-anak Ayah mau apa sii?" suara lembut Alvino membuat Ara tersenyum dengan hangat.
"Aw.."
"Kenapa, Ra?" tanya Alvino khawatir.
"Anak kamu kayanya seneng Futsal deh kaya kamu. Mereka nendang perut aku kenceng banget" jawab Ara sambil tersenyum.
"Wahh.. Kalian bener-bener anak Ayah" ucap Alvino senang dan terus mengelus perut buncit sang istri.
"Heh! Kamu kira ini bukan anak kamu apa?" ucap Ara sanggar sambil menggeplak pelan bahu suaminya itu. Memang, semenjak hamil anak keempat mereka ini, Ara semakin manja, cengeng atau bahkan bisa menjadi galak ketus dan judes terhadap Alvino.
"Hehe iya sayang maaf" jawab Alvino mengalah. Sebab, jika Alvino menjawab Ara pasti akan punya jawaban yang nanti debat mereka akan berujung denhan panajang.
"Sayang, baik-baik di perut Mami ya Sayang. Ayah kerja dulu buat beli kebutuhan kalian" ucap Alvino berbisik ke perut Ara.
Muka Ara berubah, "Ga kerja sehari kenapa si?"
Alvino nyengir, "Oh.. Taditadi kamu cemberut terus gara-gara pengen aku ga usah kerja?"
"Ih apaan sih. Udah sana berangkat kerja, sana!" usir Ara.
"Sayang, Mami lagi sebel sama Ayah nih. Kalian jangan sebel-sebel sama Ayah ya" ucap Alvino sambil terkekeh dan kemudian mengambil posisi duduk di samping Ara.
"Aku ga jadi ke kantor. Mau temenin kamu aja sampai kamu bosen" ucap Alvino yang membuat Ara memukul pelan dada bidang suaminya itu.
Dan keduanya tertawa bersama.
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💗
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is SYANARA (COMPLETED)
Teen Fiction"Kamu ga akan pernah pergi, rumah kamu di sini kamu harus bareng terus sama Bunda" ucap Airin menahan putri bungsunya. "Maaf Bun, Ara pengen cari kebahagian Ara dan kebahagian itu ga Ara dapet di sini" ucap Ara sembari melepaskan tangan Airin yang m...