Kambuh (Revisi)

35.3K 2K 9
                                    

Malam ini, keluarga Armawidjaya sedang berkumpul bersama di ruang keluarga yang ada di rumah itu. Mereka bercerita, bercanda dan tertawa bersama walaupun suasananya agak sedikit canggung.

"Gimana sekolah kamu, Ra?" tanya Keenan pada anak bungsunya yang tepat duduk di sebelahnya sembari menyandarkan kepalanya ke bahu sang Ayah. Sedangkan Fira tengah duduk di depan sang Bunda yang sedang mengepang rambutnya. Dan si kembar Alka dan Arka sedang beradu memainkan game.

"Baik aja Yah" ucap Ara sedikit karena pembicaraan itu serasa tidak menarik di mata Ara. Dan sang Ayah hanya menganggukan kepalanya dan setelahnya mengusap lembut rambut Ara.

"Bunda, rambut Fira rontoknya banyak engga?" tanya Fira pada Airin.

"Engga sayang, kamu ini kenapa si?" jawab Airin.

"Engga papa bun, tapi Fira sering banget ngerasain kalo pas lagi nyisir rambut Fira terlalu banyak rontoknya. Malahan di kamar Fira banyak bekas rambut Fira"

"Itu mah gara-gara jarang sampoan kali" ucap Arka yang mendengar omongan sang adik.

Memang Fira dinyatakan kembali terkena penyakit yang menyebabkan rambutnya rontok. Sejauh ini masih di stadium sedang, tapi membuat khawatir Ayah Bunda dan orang yang ada di sekelilingnya. Apalagi Ara yang notabenenya kembarannya, Ara juga kadang merasa pusing saat penyakit Fira kambuh, namun bukan karena penyakit tapi mungkin karena ikatan batin seorang kembaran. Namun, kali ini Ayah Bunda dan Alka Arka tidak akan lagi membedakan antara Fira dan Ara.

"Kamu sering pusing ya Fir?" tanya Ara pada Fira.

"Ehh.. Engga ko" jawab Fira dengan nada gugup dan terkesan lama.

"Ah masa?" tanya Ara menyakinkan lagi.

"Beneran ko" ucap Fira pelan, karena sejujurnya kepalanya sekarang sedang pusing. Mungkin akibat Fira yang melupakan jadwal minum obatnya. Hal itu tentu saja berpengaruh ke Ara karena Ara merasa sekarang kepalanya cenat-cenut tanpa alasan.

Akhirnya tidak ada yang membuka pembicaraan lagi. Sampai hidung Fira mengeluarkan darah dan yang pertama kali melihat darah itu adalah Ara, Ia juga melihat Fira meringis kesakitan sambil memegang kepalanya.

"Ayah, Fira Yahh" ucap Ara khawatir sambil mencoba memberitahu Ayahnya itu.

"Ya Allah! Fira kamu kenapa nak?" tanya Bunda yang baru sadar akan hidung Fira yang mengeluarkan darah yang cukup banyak itu.

"Bang! Siapin mobil cepetan!" ucap Ara panik sambil memegang kepalanya yang semakin terasa pusing, "Kamu juga kenapa?" tanya Arka pada adik bungsunya.

"Engga papa bang! Fira ituu cepetan bawa Yah" Ara malah menyuruh Ayahnya membawa Fira cepat ke RS.

"Ara, kamu sakit juga nak?" tanya Bunda pada Ara sambil berjalan di samping Ara dan menangis.

"Engga bunda" ucap Ara yang malah menarik Bunda agar duduk di mobil supaya kepala Fira berpangku pada paha Airin.

Akhirnya Fira pergi di bawa ke RS oleh Keenan, Alka dan Airin. Kini di rumah tersisa Ara dan Arka. Ara menangis di pelukan sang Abang, "Abangg Fira baik-baik aja kan?" tanya Ara sambil menangis.

"Iya sayang! Fira pasti baik-baik aja. Sekarang kita susul mereka ya" ajak Arka kepada Ara yang dibalas dengan anggukan kepala.

Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💚

My Name is SYANARA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang