Kecewa Lagi (Revisi)

42.6K 2.2K 1
                                    

Ara tengah menunggu telpon dari Alvino. 25 menit berlalu belum ada tanda-tanda jika Alvino akan menghubunginya. Ara berharap nanti Alvino akan menghubunginya dan berkata jika bukan dirinya yang akan dijodohkan. Dan tepat pada menit ke 30, Handphone Ara bergetar menandakan ada panggilan masuk. Dan ternyata Alvino yang menghubunginya.

"Iya halo?"

"Halo, Sya. Aku udah tau sekarang"

"Tau apa?"

"Yang tadi kamu bilang perjodohan"

"Apa jawabannya?" Ara bertanya dengan ragu.

"Iya, aku dijodohin" ujar Alvino enteng.

Deg..

"Really?" ucap Ara tak menyangka.

"Iya beneran, masa aku boongan sih" ujar Alvino sambil terkekeh pelan.

"Kamu terima perjodohan itu?" tanya Ara. Dan berharap jika Alvibo mengatakan 'tidak'.

"Aku pasti terimalah, kapan lagi kan dijodohin" balas Alvino antusias.

Ara memejamkan matanya, menahan sesuatu yang akan keluar dari kedua matanya.

"Sya? Kamu masih di situ kan?" tanya Alvino saat Ara tidak menyahuti jawabannya tadi.

"Ahh iya"

"Pantesan kamu langsung tau aku dijodohin, orang kamu tau duluan"

"Em.. Kamu seneng sama perjodohan itu?" tanya Ara ragu.

"Sangat amat senang" jawab yakin Alvino.

Dan tetes demi tetes itu keluar dengan tidak sopannya.

"Em- oke, kalo gitu aku tutup ya telponya, by--" ucapan Ara terpotong.

"Eh!! Sya, kamu juga bahagiakan denger perjodohan ini?"

"Kalau kamu bahagia, aku pun bahagia" Setelah mengucapkan itu Ara langsung memutus sambungan telponya tanpa mendengar jawaban dari Alvino.

Ara menangis, mengapa saat bahagia sedang ada bersamanya kesedihan hadir. Apa salah Ara sampai ia tidak bisa merasakan kebahagiaan yang sesynggyhnya. Hatinya sakit, marah dan kecewa. Kecewa kepada semua orang terutama Ayah dan Bundanya, mengapa mereka menjodohkan Kakaknya dengan kekasihnya. Dan kedua abangnya, apakah mereka tuli saat mendengar kata Geovan?. Lagi-lagi Ara di buat kecewa yang sabgat amat membuat hatinya sakit.

Sekarang Ara tau, kebaikan dan ketulusan keluarganya hanya tameng belaka agar menutupi kesalahan mereka padanya. Hatinya di permainkan, Ara tidak kuat. Apa yang harus Ia lakukan? Membatalkan acara perjodohan itu? Tidak, itu tidak mungkin Ara lakukan. Dirinya masih mempunyai harga diri untuk berbuat serendah itu.

***

Dukk...

"Aduh!"

"Heh! Abang daritadi di sini, kamu ga liat? Sampe nabrak gini" Ucap Arka sambil memegang bahu Ara.

Cupp..

Arka mencium jidat Ara yang dari terbentur ke dada bidangnya, "Maafin abang ya! Pasti jidat kamu sakit"

"Eh! Engga papa ko bang! Harusnya Ara yang minta maaf ga liat-liat tadi" ucap Ara tak enak, karena setelah sekian lama baru kali ini Arka melakukan hal itu.

"Kamu abis nangis?" tanya Arka.

"Em- itu engga ko" balas Ara.

"Jujur sama abang Ra!" paksa Arka pada Ara.

"Abang pernah sakit hati?"

"Perihal apa?"

"Kalo misalnya orang terdekat abang, ngasih tau bahwa orang spesial abang bakal di jodohin sama kakak abang apa rasanya? Padahal ada kakak abang yang lain tahu kalo ada sesuatu"

"Kamu ngomong apa sih?"

"Ah! Itu lupain aja bang!"

"Ra, kamu kenapa?"

"Boleh aku kecewa untuk kedua kalinya?" tanya Ara.

"Kenapa si, Ra?" tanya balik Alvino.

"Nanti ketika waktunya, abang bakalan tau dan gimana rasanya terima rasa kecewa aku yang kedua kalinya" jawab Ara kemudian peegi meninggalkan Arka yang sedang mematung memikirkan perkataan Ara tadi.

Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💚

My Name is SYANARA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang