"Ara plese dengerin dulu omongan Ayah" ucap Keenan memohon kepada Ara.
"Yaudah cepet!" jawab cepat Ara.
"Duduk Ra" titah Alka.
"Ayah cuman ingin nanti kalo misalnya Oma dan Opa pulang kesini dan menginap dirumah ini tolong kamu bersikap baik ya Ra. Ayah ga minta kamu buat baik sama Ayah, Bunda, Abang kamu ataupun adik kamu. Tapi Ayah mohon untuk kamu bersikap baik sama Oma dan Opa. Ayah mohon, ayah ga mau sampai Oma dan Opa tau masalah keluarga ini Ra" jawab Keenan.
"Aku coba" jawab singkat Ara.
"Ara, tapi Bunda mau kamu terus bersikap baik sama kita semua. Bunda mau kamu maafin kita nak, Bunda ngerasa gagal jadi seorang Ibu. Maaf bunda bukan hanya sekedar ingin kamu bersikap baik nanti sama Oma dan Opa, tapi maaf bunda ingin selamanya sikap baik kamu sama bunda nak. Maafin Bunda" ucap Bunda sambil meminta maaf kepada Ara dengan menangis. Fira yang ada disebelah Airin menenangkan Airin dengan mengusap lembut punggung sang Bunda.
Alka berbisik kepada Ara, "Abang mohon, maafin Bunda Ra!"
"Aku mau ngomong sama Bunda berdua, tapi engga disini" jawab Ara mendekati Airin dan melangkah pergi ke kamarnya dan seakan ada magnet Airin mengikuti langkah Ara tanpa ada yang menyuruh dan kondisinya Airin masih menangis.
Sesampainya dikamar Ara, Airin masuk kedalam kamar yang bertahun-tahun tak pernah Ia kunjungi. Bukan karena tak ingin, namun sang pemiliknya tak mengizinkan ada yang masuk kedalamnya. Ara kemudian menutup pintu dan menguncinya.
"Araa.." panggil Airin.
Dan entah ada angin apa Ara dengan cepat memeluk tubuh Airin dan menangis disana. Beberapa menit seperti itu, keduanya menangis dan saling memeluk menyalurkan rasa rindu akan pelukan masing-masing yang pertama kali lagi terjadi.
"Bunda.. hiks" ucap Ara.
"Iya sayang, ini Bunda. Bunda kamu" jawab Airin.
Ara melepaskan pelukan itu dan mengajak Airin duduk diatas ranjang miliknya, "Ara rindu pelukan bunda!" jawab Ara sambil tersenyum sedih.
"Bunda lebih rindu dengan anak bungsu bunda ini" jawab Airin sambil mengelus rambut Ara.
"Sayang, maafin bunda" ucap Airin tulus.
"Bunda ga seharusnya minta maaf sama aku. Aku yang seharusnya min-"
Airin menggeleng, "Engga sayang, ini salah bunda. Bunda minta maaf pernah lupain kamu. Tapi sekarang bunda ga akan lupain kamu. Bunda janji"
"Bunda seharusnya juga jangan berjanji, dari dulu sampai sekarang semuanya sama. Dan Ara mulai ikhlas jadi kalaupun Bunda nanti akan berubah kembali. Ara akan terima" ucap Ara menundukan kepalanya.
"Engga sayang, maafin bunda"
"Iya, Ara udah maafin bunda tanpa bunda minta. Dan saat semuanya minta maaf sama Ara, Ara udah maafin. Cuman aja rasa egois Ara seakan menguasai Ara. Ara kecewa bukan benci walaupun semua perkataan Ara seakan benci sama kalian"
"Makasih sayang" ucap Airin sambil kembali memeluk tubuh kecil Ara yang ada di hadapannya.
"Iya bunda, makasih juga atas semua yang bunda berikan sama Ara" ucap Ara yang masih didekapan Airin.
Airin tersenyum, "Bunda belum kasih kamu apa-apa nak. Bahkan untuk bahagiaan kamu aja bunda ga pernah"
"Bunda jangan ngomong kayak gitu. Sekarang kita jangan sedih-sedih lagi ya" ucap tulus Ara.
"Iya sayang. Maafin bunda ya sekali lagi"
"Iya bunda. Tapi maaf kalo sikap aku tetep kaya gini bun. Ara udah terbiasa dan untuk sikap Ara kedepannya Ara minta maaf bun" ucap Ara sambil menggenggam tangan Airin.
"Kamu udah maafin bunda, itu udah lebih dari semuanya sayang. Terimakasih" ucap Airin dan mereka berpelukan kembali.
Akhirnya anak dan ibu itu bermaafan, saling melepas rindu dan berbagi rasa yang dulu tak pernah mereka lakukan. Karena sejatinya cinta yang benar-benar-benar sejati adalah cinta seorang ibu. Selamanya akan begitu. Tidak ada cinta yang tulus setulus cinta ibu. Dan kasih sayang serta cinta ibu tak akan pernah terganti.
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💓
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is SYANARA (COMPLETED)
Teen Fiction"Kamu ga akan pernah pergi, rumah kamu di sini kamu harus bareng terus sama Bunda" ucap Airin menahan putri bungsunya. "Maaf Bun, Ara pengen cari kebahagian Ara dan kebahagian itu ga Ara dapet di sini" ucap Ara sembari melepaskan tangan Airin yang m...