Di kediaman keluarga Armawijaya tengah ramai karena kedatangan orangtua Keenan satu jam yang lalu. Mereka sedang melepas rindu dengan berkumpul di ruang tamu, bertanya kabar dan aktivitas lainnya. Namun tidak ada Ara di sana.
"Ara kemana Nan?" tanya Oma kepada Keenan.
"Iya dari tadi Papa ga liat Ara" Opa pun ikut bertanya karena Ia belum bertemu dengan cucu kesayangannya itu.
"Ara lagi ada urusan diluar Pa, Ma" ucap Airin memberitahu kepada keduanya.
"Urusan apa? Biasanya jika kita datang dia yang paling antusias menyambut kita" ucap Oma dengan nada yang sedikit penasaran dan merasa kejanggalan dengan situasi keluarga anaknya itu.
"Eumm Opa, Fira mau tanya sama Opa boleh enggak?" pertanyaan Fira berisaha mengalihkan obrolan Oma dan Opa nya yang bertanya mengenai keberadaan Ara.
"Tanya apa Fira? Ko pake izin dulu" jawab Opa kepada Fira sambil tersenyum dengan tulus. "Hehee engga itu, Fira pengen deh kalo liburan kerumah Oma sama Opa yang di Paris. Kan jarang banget tuu Fira kesana karena kondisi Fira, tapi sekarang Fira udah sembuh yeee! Jadi bisa ikut kalo misalnya nanti Ayah sama Bunda ke Paris nengokin Oma sama Opa" ucap Fira.
"Aduduhhh cucu Opa ko ngomongnya panjang lebar banget si. Iya nanti boleh ke sana" Opa menjawab keinginan Fira sambil mengelus sayang pucuk kepala Fira yang kebetulan duduk di sebelahhnya itu.
"Yaudah sambil nungguin Ara, kita makan aja dulu yu. Dari awal dateng Mama sama Papa belum makan kan?" Ajak Sinta kepada Oma dan Opandan juga semuanya.
Akhirnya mereka pergi ke ruang makan untuk mengisi perut mereka. Sedangkan Arka berjalan ke arah pintu dan menatap ke luar utuk mengecek apakah Ara sudah pulang atau belum. Ia khawatir. Dan hasilnya tidak ada tanda-tanda Ara di sana. Akhirnya Arka berjalan masuk dan menyusul keluarganya di ruang makan itu.
Sedangkan di sisi lain, Ara sedang berdiri di pinggir jalan, menunggu kendaraan umum untuk pulang. Tak lupa Ia juga sudah membeli makanan yang cukup untuk mengganjal perutnya, karena Ia tidak ingin makan di rumahnya. Hati dan pikirannya masih mengingat omongannya dengan keluarganya waktu itu.
Beberapa menit kemudian, ada sebuah angkot yang berhenti di depannya dan akhirnya Ara naik angkot tersebut dan kemudian turun di depan jalan masuk komplek perumahannya. Dan kemudian berjalan beberapa meter untuk sampai di rumahnya.
Saat masuk rumahnya, Ara mendengar suara obrolan yang terdengar ceria dan begitu bahagia. Ia tau bahwa Oma dan Opa nya pasti telah sampai. Dan Ia juga sangat tau bahwa mereka bahagia tanpa dia. Ara memejamkan matanya sebentar dan kemudian melanjutkan langkahnya untuk ke kamar. Niat hati ingin menghindar dari keluarganya, tetapi Oma nya memanggil Ara dan mengajak Ara untuk bergabung.
"Ara sayang!" panggil ceria Oma pada Ara yang terlihat baru datang sambil membawa satu kantong kresek yang entah apa isinya. Ara hanya diam.
"Ayo sini, kamu ga kangen sama Oma dan Opa nak?" hati Ara bergetar karena Oma nya menyebut dirinya dengan sebutan 'nak'. Dan lagi Ara hanya diam, matanya panas serasa ingin mengeluarkan air. Ingin sekali Ara lari dan memeluk Oma dan Opa nya, melepas rindu seperti kebanyakan orang yang sudah lama tidak bertemu. Tapi itu tidak mungkin Ara lakukan, dan sampai nanti pun entah Ara bisa melakukannya atau tidak.
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💓
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is SYANARA (COMPLETED)
Teen Fiction"Kamu ga akan pernah pergi, rumah kamu di sini kamu harus bareng terus sama Bunda" ucap Airin menahan putri bungsunya. "Maaf Bun, Ara pengen cari kebahagian Ara dan kebahagian itu ga Ara dapet di sini" ucap Ara sembari melepaskan tangan Airin yang m...