Hari ini hari sabtu, dan sekolah libur. Ara berniat akan keluar untuk mencari pekerjaan. Ia merasa terpukul oleh perkataan ayahnya kemarin yang berkata bahwa Ara sekalian tidak usah pulang kerumah. Ara akan bekerja dan gajinya akan Ia kumpulkan untuk makannya dan mungkin untuk kebutuhan yang akan datang entah kapan. Walaupun seperti itu, sekolah akan menjadi nomor satu. Ia juga berniat untuk mengajukan beasiswa dan segala kebutuhan sekolahnya ia ingin tanggung sendiri.
Ara sudah siap dengan pakaian rapinya dan bergegas keluar kamar. Saat melewati ruang makan, Ara melihat keluarganya sedang duduk menunggu makanan untuk sarapan siap. Karena kejadian kemarin, keluarganya seakan sangat peduli padanya. Namun bukan peduli yang tulus tapi hanya rasa kasian. Ara tahu itu.
Hari ini Ara ikut sarapan bersama semuanya. Ayahnya memaksa Ara untuk duduk dan ikut sarapan bersama karena bisa dibilang sejak kejadian yang lalu, Ara jarang sekali ikut bergabung dengan keluarganya. Ayahnya juga berkata ada sesuatu penting yang harus dibicarakan disini dan Ara harus tau itu.
"Mau makan apa sayang?" tanya Airin pada Ara.
"Terserah" jawab ketus Ara.
"Ara please ga usah jutek sama Bunda" kata Alka pada Ara yang duduk disamping Ara itu.
"Apaan sih" sersah Ara.
"Ara, aku mau minta maaf sama kamu. Please jang-"
"Udah deh diem!" ucap Ara risi karena niat awal ingin ikut sarapan bersama hanya ingin mendengarkan perkataan penting yang ayahnya bilang. Tapi apa? Anggota keluarganya seolah bersikap baik kepada Ara dan nyah haruskah Ara bersikap baik juga pada mereka?
"Jangan gitu nak. Ayah juga minta maaf sama kamu atas kejadian kemarin. Ayah tidak bertanya dulu sama kamu. Ayah selalu nuduh kamu. Maaf nak" jawab Ayah tulus.
"Memang selalu begitu" gumam Ara yang masih bisa didengar oleh semuanya.
"Ara, apa kamu ga bisa maafin kita? Apa susah buat hati kamu nerima permintaan maaf dari kita. Sampai-sampai masalah ini selalu jadi topik utama pembicaraan keluarga ini setiap hari, selalu ada aja yang dibicarin sama keluarga padahal itu masalah yang lalu Ra" ucap Arka panjang dan santai kepada Ara.
"Kalian tanya sama diri kalian sendiri!"
"Please Ra jangan egois" ujar Fira.
"Gue egois? Giliran lo yang egois lo ga mikir?" tanya sinis Ara kepada Fira.
"Maaf Ra, maaf bukan itu maksud aku Ra"
"Apapun maksud lo gue ga peduli" jawab Ara.
"Kapan lo peduli sama omongan gue Ra?" tanya Fira ke Ara.
"Lo kapan peduli sama gue?" Ara membalikan tanya Fira kepadanya tadi.
"Gue selalu peduli sama lo, tapi lo sel-"
"Alasan" potong Ara.
"Aku duduk disini kumpul sama kalian bukan buat dengerin permintaan maaf kalian yang ga ada ngaruhnya sama sekali buat aku. Jadi stop minta maaf! Dan kalo misalnya kalian bakal ngomongin maaf ini sampe siang mending Ara pergi. Hidup aku bukan buat ngurusin urusan maaf dari kalian aja" ujar Ara seraya beranjak dari kursinya namun intrupsi sang Ayah menghentikan aktifitas Ara yang akan melangkag meninggalkan ruang makan itu.
"Ara plese dengerin dulu omongan Ayah" ucap Keenan memohon kepada Ara.
"Yaudah cepet!" desak Ara cepat.
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💓
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is SYANARA (COMPLETED)
Teen Fiction"Kamu ga akan pernah pergi, rumah kamu di sini kamu harus bareng terus sama Bunda" ucap Airin menahan putri bungsunya. "Maaf Bun, Ara pengen cari kebahagian Ara dan kebahagian itu ga Ara dapet di sini" ucap Ara sembari melepaskan tangan Airin yang m...