Sial (Revisi)

38.8K 2.2K 1
                                    

Tujuan awal Ara berlari adalah taman belakang. Namun saat Ia melihat Alvino berlari mengikutinya, Ara membelokan tujuannya menjadi ke perpustakaan. Beruntung hanya sedikit siswa maupun siswi yang berkunjung ke perpustakaan, jadi tidak akan membuat keributan saat Ara memasuki perpustakaan dengan berlari.

Ara masuk dan berhenti tepat di belakang rak buku yang menyimpan banyak buku-buku tebal. Ia mengatur nafas beberapa menit agar tidak sesak. Ia menengok ke arah kanan dan kiri memastikan Alvino tidak ikut masuk ke perpustakan.

"Hah.." nafas lega Ara keluar walaupun nafasnya masih belum stabil. Bersyukur Ia bisa kembali menghindar untuk bertemu dengan Alvino.

"Sya!"

Deg

Anjirr batin Ara.

Ara membalikan badanya agar dapat melihat wajah Alvino. Aksi menghindarnya gagal total sekarang. Ara memasang wajah biasa tanpa ekspresi saat Alvino memanggilnya.

"Lari?" santai sesantai di pantai Alvino bertanya seperti itu kepada Ara.

"Kapan?" tanya lebih santai Ara lagi.

"Tadi abis dari kantin ngapain?" tanya Alvino lagi.

"Ya lari lah, terus ke perpustakaan" jawab Ara dengan gugup.

"Ngapain?"

"Mau ngambil buku, ada tugas soalnya" alibi Ara.

"Ohya? Di IPA emang ada tugas Ekonomi?"

"Ehh.." kikuk Ara karena salah memasuki susunan buku yang seharusnya menjadi tempat untuk penyimpanan buku bagi kelas IPS.

"Kenapa si, Ra? Dari pagi kamu kayak ga mau ketemu sama aku?"

"Em.. Engga bukan kar--", Alvino menyela "Karena omongan semalem tentang perjodohan itu?" tanya Alvino.

"Bukan, aku ga urusin perjodohan itu tapi apa kamu tau-"

"Tau apa?"

"Jadi kamu ga tau apa pun tentang perjodohan itu dan kamu asal terima aja gitu?"

"Apa sih Ra, coba bilang yang bener"

Ara menarik nafas, "Kamu bilang kamu bahagia sama perjodohan itu, kamu bilang kamu seneng dan kamu bilang dengan senang hati terima perjodohan itu. Sedangkan kamu sekarang masih ada hubungan sama aku"

"Loh! Maksudnya apa?"

"Kamu selalu tanya sama aku kenapa dan kenapa, coba kamu tanya sama keluarga kamu tentang perjodohan itu"

"Oke aku bakalan tanya sama keluarga aku, tapi Ra kamu kenapa kaya yang menghindar?" tanya Alvino.

"Gapapa ko"

"Ra, please jangan kaya gini ak-"

"Aku bersikap gimana orang itu bersikap sama aku Al" jawaban Ara memotong omongan Alvino.

"Ra, aku rasa kamu agak berubah tapi aku ga tau letak perubahan di diri kamu itu apa. Please Ra kasih tau aku apa letak masalah tentang perjodohan itu" ucap Alvino memohon.

Ara diam.

"Kamu kasih tau aku bahwa aku bakalan di jodohin dan aku udah tanya kalau yang di jodohin sama aku adalah cucu keluarga Armawidjaya dan saat itu pikiran aku tertuju sama kamu makanya aku terima dengan senang hati. Kalo itu emang beneran kamu kenapa mempersalahkan hubungan kita dan perjodohan itu? Kita sekarang pacaran dan nanti bakalan di jodohin itu kabar baik kan? Harusnya kamu seneng, dan saat itu aku pikir kamu udah tau duluan makanya kamu kasih tau aku. Tapi sekarang kamu kayak gini setelah obrolan malem itu, kamu kenapa sebenernya?" ucap Alvino panjang menjelaskan kepada Ara atas sikap senangnya saat mendengar rencana obrolan itu.

"Dan kamu langsung terima tanpa tau siapa yang di jodohin sama kamu" jawab Ara dang langsung pergi meninggalkan Alvino.

Alvino hanya mematung setelah mendengar ucapan Ara tadi. Pikirannya langsung tertuju bahwa cucu putri keluarga Armawidjaya hanya ada dua yaitu Ara dan Fira.

Sial batin Alvino.

Akhirnya Ia mengerti mengapa Ara bersikap demikian.

Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💚

My Name is SYANARA (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang