"Apa lo mau?"
"Al, kenapa lo pengen gue jadi pacar lo? Seengaknya kita bisa jadi temen" tanya sekaligus ucapan Ara menjawab pertanyaan yang sebelumnya dilontarkan Alvino.
"Gue ga tau Ra, gue nyaman sama lo. Saat sama lo gue ngerasain sesuatu yang aneh, dan gue sadar gue suka dan sayang sama lo. Selama ini ngeliat hidup lo ada masalah gue jadi pengen dengerin semua keluh kesah lo tapi bukan sebagai teman tapi gue mau gue jadi orang yang bisa prioritasin lo,
Gue tau lo pasti bingung banget. Tapi jujur Ra, saat pertama kali gue liat lo, lo udah narik perhatian gue dengan lebih. Gue pengen deket sama lo tapi bukan sebagai temen. Gue pengen jadi seseorang yang lebih dari kata temen, Ra!"
Alvino berkata dengan sungguh-sungguh menghadap Ara, melihat Ara yang seperti memikirkan sesuatu membuat Alvino semakin yakin ingin membuat Ara sebagai orang yang istimewa dalam hidupnya."Al, tapi lo harus tau! Hidup gue ga semulus perempuan yang selalu ngejar lo. Gue ga sebanding sama lo, dan lo pantes dapetin yang lebih baik dari gue. Inget masalah gue bukan sekedar masalah kecil. Dan yang paling penting gue ga bisa kayak perempuan yang tau semua kesukaan, sifat dan sikap lo tanpa lo kasih tau mereka. Bahkan banyak yang ngejar lo, dan yang ngejar lo itu cantik mereka pinter mereka kaya dan sebanding sama lo. Tapi kenapa lo milih gue?" Ara menyalurkan semua yang ada di hatinya, ingin rasanya langsung menerima ajakan Alvino untuk menjadi pacarnya tapi di sisi lain banyak konsekuensi yang Ara pikirkan. Tak menutup kemungkinan saat Ara mengungkapkan tentang hidupnya Alvino akan merubah ajakannya itu.
"Sayang itu ga tau harus sama siapa begitu pun cinta kita bisa aja milih orang yang kita cinta tapi perasaannya gak akan. Seberapa menarik orang kalo kita ga suka, apa harus di paksain? Perasaan gue ke lo mengalir dengan sendirinya Ra, gue ga pernah milih orang yang mau gue sayang. Tapi ga tau kenapa hati gue sekarang tertuju ke lo. Dan semua manusia emang ga ada yang sempurna, coba lo liat gue lo pikir gue sempurna seluruhnya kan? Padahal engga Ra!" kata-kata Alvino melemah di akhir.
"Kalo gue jawab gue mau, apa lo akan selalu ada di samping gue?" Ara berkata sambil menoleh ke arah Alvino.
"Gue ga janji Ra, tapi untuk itu gue berusaha selalu ada di samping lo. Karena janji adalah hal biasa yang bisa di ingkari dan gue ga mau ngingkari janji gue sama lo. Usaha gue adalah wujud keseriusan gue sama lo" Alvino berusaha menyakinkan Ara.
"Apa kata orang-orang kalo lo jad--" Alvino menghela nafas dengan pelan, "Ga usah dengerin kata orang Ra, yang jalanin ini kita mereka cuman bisa komentarin tanpa tau seluk beluknya"
Ara tersenyum dan mengangguk ke arah Alvino.
"Lo terima gue Ra?" tanya Alvino ragu dan Ara hanya tersenyum malu.
Alvino berdiri kemudian mengajak Ara untuk berdiri mengikutinya. Alvino dengan cepat memeluk Ara sambil tersenyum bahagia sedangkan Ara membulatkan matanya kaget akan reaksi Alvino yang tiba-tiba namun akhirnya Ia membalas pelukan itu dan mereka berdua tertawa bersama.
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💚
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is SYANARA (COMPLETED)
Teen Fiction"Kamu ga akan pernah pergi, rumah kamu di sini kamu harus bareng terus sama Bunda" ucap Airin menahan putri bungsunya. "Maaf Bun, Ara pengen cari kebahagian Ara dan kebahagian itu ga Ara dapet di sini" ucap Ara sembari melepaskan tangan Airin yang m...