Alvino masuk kedalam restoran milik sang Mami dan mencari anak kecil yang melarikan diri tadi. Suasana didalam ramai sama seperti suasana diluar. Banyak pengunjung mulai dari remaja, orangtua atau bahkan sekeluarga. Maklum saja restiran itu cukup besar dan menyajikan menu yang menarik dan kekinian.Alvino melihat anak kecil duduk sambil melihat kekiri dan kanan dengan seorang perempuan berseragam pelayan menemaninya. Alvino heran tumben sekali anak itu mau ditemani oleh orang yang tidak cukup dekat dengannya, pasalnya Caca akan selalu menghindar dengan orang yang tidak dekat dengannya sekalipun pelayan disini yang biasa Caca lihat dan bertemu.
Alvino mendekat dan terlihat Caca sedang memakan nasi dengan Ayam crispy yang sedang disuir-suir oleh perempuan yang membelakanginya.
"Caca emang ngapain kesini? Ga baik loh masuk restoran yang ramai apalagi kalo nanti ada orang jahat" tanya dan nasehat Ara pada gadis kecil dihadapannya.
"Caca tadi main ama abang, trus Caca lapel tapi ga au akan dilumah, jad-- abangg" jawab Caca di susul dengan panggilan yang membuat Ara memutar badannya ke belakang.
"Alvin?"
"Loh, Ara?"Ucap mereka bebarengan.
"Abang kenal ama kaka tantik?" tanya Caca.
"Kaka tantik?" tanya balik Alvino.
"Jadi lo abangnya Caca?" tanya Ara tak percaya.
"Iya, kenapa?" jawab Alvino
"Ehm- engga si tapi ko beda banget" gumam Ara yang masih terdengar oleh Alvino.
"Yaampun, Araku say-" ucapannya terpotong.
"Ehm, Alvin mending lo duduk dulu deh disini" ucap Ara sambil menarik kursi disebelahnya agar Alvino duduk.
"Lo itu apa?" tanya polos Caca.
"Ehm- makasih Sya-yang udah di persilahkan duduk nih gue" ucap Alvino yang membuat sebelah alis Ara terangkat tanda ia bingung.
"Apaan sih!" ucap Ara mengalihkan pandangannya kedepan.
"Caca, kaka mau lanjut kerja lagi yaa. Kan udah ada ab- Eh tapi ini beneran abang Caca kan?" selidik Ara.
"Iya ini abang Caca, anteng kan ka?"
"Anteng? Oh ganteng ya maksudnya. Engga si biasa aja" ucap Ara
"Yaampun lo ga ngakuin gue ganteng? Apa perlu gue bawa lo ke dokter ahli mata?" Alvino mulai lebay.
"Lah ngapain?" Ara bingung.
"Ya masa anak kecil bisa bedain mana yang ganteng dan yang engga. Trus lo yang udah hidup lebih lama dari dia ga liat gue yang ganteng banget gini" jawab Alvino panjang.
"Udah deh! Gausah halu. Gue mau kerja lagi. Dadah Caca" ucap Ara sambil menoel pipi Caca dan akhirnya berlalu dari sana.
"Eh, gue mau-" ucapannya terpotong karena Ara sudah tidak terlihat lagi.
"Caca, kaka tadi cantik ga?"
"Iya tantik kaya Caca" jawab Caca sambil menyengir memerkan mulut yang penuh dengan nasi dan daginh ayam itu.
Alvino mendelik mendengar perkataan bocah kecil itu, "Terus kalo kaka tadi jadi pasangan abang gimana?" Alvino bwrtanya.
"Pasangan tu apa?" tanya Caca yang membuat Alvino menepuk jidatnya. Kayaknya salah nanya orang nih gue batin Alvino.
"Eum itu loh, kaya gini kan Mami pasangannya Papi jadi abang ganteng pasangannya kaka tantik yang tadi mau ga?" tanya Alvino.
"Au au au, tapi abang El pasangannya siapa?" gembira Caca dibarengi dengan pertanyaan yang membuat Alvino tertawa. Abang gua jomblo aduh kasian amat dah, eh tapi gue juga jomblo pan batin Alvino.
"Gimana kalo pasangan abang El, Mba Bri aja? Kan Mba Bri baik tuh sama Caca suka ngasih coklat" ujar Alvino sembari terkekeh. Mba Bri adalah penjual sayuran yang biasa berjualan dikomplek perumahan Alvino, dan Mba Bri memang suka membagikan coklat dan permen kepada anak dari pelanggannya.
"Eumm- oke deh" jawab Caca.
"Ahahahaha, tunggu omongan Caca nanti bang!" gumam Alvino.
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa tekan bintang💓
KAMU SEDANG MEMBACA
My Name is SYANARA (COMPLETED)
Teen Fiction"Kamu ga akan pernah pergi, rumah kamu di sini kamu harus bareng terus sama Bunda" ucap Airin menahan putri bungsunya. "Maaf Bun, Ara pengen cari kebahagian Ara dan kebahagian itu ga Ara dapet di sini" ucap Ara sembari melepaskan tangan Airin yang m...