Jungwoo sedang duduk manis di meja makan bareng Ayah dan Bunda. Perutnya penasaran sama sup yang dibawa Lucas, kelihatan enak.
"Sekolahnya gimana hari ini dek?" Tanya Bunda.
"Baik kok Bun, kaya biasa."
"Latihan basketnya jangan kecapean ya, banyak2 minum air putih." Ayah yang ngomong.
"Iya yah." Jungwoo hanya menjawab sambil memakan sup satu mangkuk hanya buat dia. Gak jadi buat Bunda.
"Ayah sama Bunda beli makanan kok gak ada buat adek?" Jungwoo plus itu perut atau apa sih?
"Kan Abang yg bilang, katanya Abang udah beli makanan."
"Yah kan bisa buat ntar malem kalau laper." Ucapan jungwoo sukses membuat kedua orangtuanya tersenyum mendengarnya.
"Makan aja supnya."
"Abang gitu, tadi yang beli juga bang tiwaii, gak ingat emang adeknya belum makan." Ceritanya lagi ngadu ke Bunda.
"Abang kamu pusing temannya ribut kali."
"Ntar ke kamar bunda sama ayah ya, ajak bang Doy sekalian. Ada yang mau bunda sama ayah omongin." Ucap bunda mengelus rambut si bungsu.
"Iya Bun."
°°°°°°
"KUDA BANTET LO PADA, SINI BALIKIN HP GUE!" Doyoung marah-marah hp biru nya itu diotak-atik sama si Ten.
"KELINCI GUE PUNYA FOTO CEWEK NJAY." Taeyong teriak, padahal sebenarnya gak ada. Doyoung aja yang mudah panik duluan.
"GAK ADA NJIR." Doyoung masih berusaha mengambil hp nya itu.
"Ih si Abang, ke kamar bunda buruan. Dipanggil Bunda." Jungwoo menarik abangnya yang rebutan hp sama si Ten.
"Ntar dulu, hp Abang dibajak nih."
"Biarin aja, makanya kalau nyimpan foto cewek tu di privat."
Doyoung langsung menjitak kepala adeknya itu. Jungwoo mah udah biasa hanya teriak sambil menarik abangnya ke kamar Bunda. Siap2 aja medsos nya bakalan dibajak sama sahabat2nya itu.
"Ada apa Bun, Yah?" Tanya Doyoung yang sudah duduk di kasur orangtuanya. Jungwoo malahan rebahan di kasur.
"Ayah sama Bunda mau ngomong serius nih, duduknya bener dulu." Ayahnya.
Mereka berdua langsung duduk tegap.
"Besok Bunda sama Ayah mau ke Kanada, ada pertemuan penting dengan klien. Abang sama adek, Bunda tinggal gak papa kan?" Tanya Bundanya hati-hati. Dia tau banget anaknya pasti keberatan ditinggal berdua.
"Jangan dong Bun, nanti adek ditinggal tinggal sama Abang gimana?" Jungwoo udah mau nangis. Matanya udah berkaca-kaca.
"Jangan dong Bun, Abang kan sering pulang malem."
"Seminggu kok, bunda sama ayah usahain pulang kalau udah selesai." Bunda meyakinkan.
"Ya sudah Bun, tapi pulang bawa ole2 ya." Doyoung harus mengerti dengan pekerjaan orangtuanya. Lagian juga jarang2 Bunda sama Ayahnya pergi ke luar negeri.
"Gitu dong, nanti ayah bawain. Adek mau apa? Ntar ayah beliin di Kanada." Ayah merangkul si bungsu yang masih diam.
"Bawain daun maple," ucap Jungwoo tiba-tiba.
"What? Dek lu ada ada aja, masa daun gugur aja sih. Itu mah banyak noh di taman." Doyoung gak ngerti lagi dengan kepolosan adeknya.
"Ya kan beda bang, ini tu asli dari Kanada." Jungwoo masih kukuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓)Arya Brothers | NCT
Fanfiction[✓] Completed [Brothership] Ini kisah Abang dan Adek. Doyoung dan Jungwoo. Putra-putra kesayangan orangtuanya. Bagaimana kisah mereka setelah berita paling memilukan datang menimpa mereka? "It's gonna be alright....."