Dua puluh enam

840 73 1
                                    

Jungwoo sudah mengetahui kabar keberangkatan Doyoung ke Singapura bareng Johnny. Tadi Doyoung mengirimnya pesan dan bilang kalau dia mungkin beberapa hari ke depan gak bisa pulang karena harus mengurus perusahaan. Sebenarnya tidak hanya Singapura yang harus dikunjungi Doyoung dan Johnny, tapi juga Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan. Mereka cuma punya waktu dua hari untuk menemui calon mitra dari negara tersebut. Dan Doyoung sudah mengabari adik dan istrinya untuk itu.

"Mark ntar lo nginap rumah gue kan?" Tanya Jungwoo pada Mark yang sedang mendribble bola basket.

"Iya, di rumah gak ada orang. Abang gue ikut Abang lo." Ucap Mark dan setelah itu melempar bola basket yang ada di tangannya ke ring. Masuk.

"Oke. Lucas mana sih? Perasaan tadi cuma bilang beli minuman doang dah." Jungwoo celingak-celinguk mencari sosok Lucas. Tuh anak sering banget hilang-hilangan.

"YOOOO ORANG GANTENG MASUK." Suara Lucas menggema di ruang olahraga.

"Berisik Cas." Ucap Mark masih sibuk mendribble bola sendiri.

"Tau, bukannya salam malah teriak2 ga jelas."

"Eh tadi gue lihat Karin dah, di kantin sendirian. Ga mau lo samperin Wu?" Tanya Lucas.

"Nanti aja. Kantin pasti lagi rame malas."

"Samperin gih, ntar disambet orang lain. Cewek cantik itu famali ditinggal sendiri."

"Lo situ yang temenin. Malah gue yang lo suruh-suruh." Kesal Jungwoo, dia lagi malas kemana-mana. Mager nya kumat.

"LAH KAN DIA CALON PACAR LO BAMBANKK." Teriak Lucas yang lama-lama kesal juga sama Jungwoo.

"Siapa siapa???" Mark yang akhir-akhir ini jarang bareng Jungwoo Lucas rada-rada ketinggalan berita nih.

"Makanya jangan keseringan sama bocah." Sewot Lucas.

"Enak aja, siapa nih yg jadi calon pacar Zeus? Cerita dongg!" Mark sudah stand by di depan Lucas dan Jungwoo.

"Gak ada gak ada, sono lo main lagi." Jungwoo malah ngusir.

"Idih gitu giliran cewe cakep diumpat-umpatin, takut yaaa ntar ceweknya malah kepincep sama kegantengan gue?" Mark astaga sejak kapan tingkat kepedeannya meningkatkan seperti ini?

"Nah benar tuh Wu, ntar cewek lo diambil Mark baru tau rasa. Kan cewek-cewek pada suka sama Mark."  Ucap Lucas. "Eh sama gue deh yang paling banyak. Kan gue cakep."

"Cakep tapi kelakuan kaya minta ditampol." Jungwoo sama Mark berhigh-five bersama. Senang banget emang bikin Lucas langsung cemberut.

"Sudah ah, yuk cabut bentar lagi mau masuk kelas." Lucas.

"Gue mau cabut aja deh rasanya, mager banget." Jungwoo kadar kemagerannya sungguh luar biasa sekarang.

"Gue mah ga mau cabut, kan lo tau Bu Santi itu dekat banget sama nyokap gue. Ntar dia ngadu yang enggak-enggak ke nyokap gue bisa berabe nasib gue di rumah." Lucas bergidik ngeri membayangkan mamanya marah-marah sama dia karena cabut.

"Gue lagi malas melanggar peraturan, ga kuat lari soalnya." Mark mau tobat, alias dia benar-benar baru pulih, takut dia ntar Johnny cerewetnya bangkit kalau tahu dirinya kambuh karena cabut dari sekolah.

"Yahh ga ada teman mah ga asik. Ya sudah deh, masuk kelas aja. Duduk doang."

"Eh masalah Lo sama si Wooseok gimana? Lo masih digangguin sama dia?" Tanya Lucas penasaran.

"Gue cuekin aja sih, males gue ngeladenin dia." Jawab Jungwoo males.

"Calon pacar lo ntar lama-lama direbut Wooseok mampus lo." Lucas lagi, kok yang ribet jadi Lucas ya?

"Gue bingung siapa sih yang calon pacar? Tau dah, gue mah masih kecil." Mark pasrah.

PLAAKK

Suara pintu ke banting mengagetkan Lucas, Jungwoo, dan Mark. Namanya juga Lucas ya kalau kaget pasti latah, ganteng-ganteng latah nih anak.

"Eh monyet bangke ampun mak astaghfirullah."

Jungwoo menatap pelaku yang membanting pintu olahraga seenak jidat. Tak kira ini sekolah punya dia apa? Kalau Chenle yang banting mah ga papa. Toh sekolah ini punya keluarganya dia. Nah ini?

"Siapa sih elah bikin jantungan aje. Untung muka gue ga ikutan kaget." Lucas juga sebal.

Ternyata yang masuk adalah rombongan Wooseok yang selalu bikin onar dan cari sensasi ke sana kemari.

Wooseok tanpa ba-bi-bu dan tanpa aba-aba langsung melayangkan tinju nya ke rahang pipi Jungwoo. Hal tersebut sontak membuat Jungwoo tersungkur dan Lucas serta Mark langsung menghadang Wooseok. Jangan salah, badan gede Lucas itu hasil jerih payah dia nge gym, renang, sama bela diri.

"Masalah lo apa?" Tanya Lucas berusaha kalem, Mark sudah wanti-wanti supaya Lucas ga meledak emosinya. Jungwoo juga sudah bangkit lagi dan menahan Lucas agar biar dia yang nyelesaiin.

"Kalau ada masalah itu bilang, jangan main fisik." Ucap Jungwoo berusaha tenang. Sumpah itu bibirnya robek dan berdarah.

"Siapa yang nyuruh lo buat ikutan basket Minggu depan?!" Tanya Wooseok marah.

"Ya mana gue tau, gue aja baru tau dari lo." Ungkap Jungwoo emang benar adanya, dia aja baru tau sekarang kalau Minggu depan ada tanding basket lagi.

"Jangan pura-pura ga tau deh, gue sudah bilang kalau lo itu boleh ikut kalau gue yang rekomendasiin." Wooseok frustasi sendiri.

"Lah emang kenapa kalau Minggu depan Jungwoo ga boleh ikut?" Tanya Mark dengan nada bicaranya yang normal dan penuh rasa penasaran.

"Tau deh, gue ga bakalan tanggung risiko. Mark lo pasti tau SMA Harapan Jaya bukan? Itu lawan kita Minggu depan." Ucap Wooseok dan langsung pergi. Mata Mark membulat sempurna. Kaget dia.

"Kenapa Mark?" Tanya Lucas dan Jungwoo barengan.

Mark menatap Jungwoo masih dengan tatapan kaget. Dia ingat banget siapa yang jadi lawannya itu. Menghadapi SMA Harapan bukan main-main, Mark yang jago basket aja sampai kewalahan dan kesehatannya sempat drop.

"Kenapa sih?" Tanya Jungwoo mulai risih sendiri.

"Itu lawan sekolah kita waktu abang lo nikah." Ungkap Mark.

Lucas langsung melotot.

"What?"


Next------



Stay tuned terus yaa, terimakasih jangan lupa vote+comment nya. Siapa tau aku dapat ide baru kalau dapat vote dan juga komentar dari teman-teman semua 👍👍💚

(✓)Arya Brothers | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang