Doyoung sekarang berada di jalan tol menuju rumah Yerin di Bekasi. Tadi rencananya hanya Doyoung dan Sejeong yang ikut, tapi mengingat jarak Bekasi lumayan jauh dan dia butuh seseorang teman lagi, jadinya dia mengajak Ten yang memang gabut di rumah. Lagian juga Ten kenal sama Yerin. Dan mengingat sekarang sudah malam dan Sejeong sudah sangat mengantuk, dia menukar tempat duduk dengan Ten. Membiarkan Ten duduk di depan dan dia di belakang.
Tadi Doyoung sudah beli makanan sebelum berangkat, jadi nanti dia dan Sejeong bisa makan malam. Ten mah jangan ditanya udah makan apa belum, jawabannya mah selalu sama. Pasti belum kalau bawaannya gratis.
"Kok si Jaehyun bisa nyampe Bekasi? Perasaan tadi katanya ke kampus." Bukan Ten namanya kalau gak kepo.
"Gak tau juga gue mah, ntar kalau udah di sana dikupas habis." Doyoung juga kepo tapi dia sama sekali gak tau.
"Gue baru tau kalau orang seganteng Jaehyun bisa bucin segitunya." Ten geleng-geleng kepala.
"Kaya ga pernah bucin aja lo." Sindir Doyoung.
"Emang gak pernah ye. Lo kali yang bucin," ucap Ten yang melirik ke bangku belakang, Sejeong sudah tidur. "Bucin sama istri lo sendiri." Lanjut Ten.
"Ya wajar itu mah sama istri sendiri." Balas Doyoung.
"Lo tetap daftar jadi PO kan? Kapan sih UKK (uji kelayakan dan kepatutan) jazz festival?" Tanya Ten. Dia baru kepikiran kalau sahabatnya itu tetap mendaftar jadi ketua jazz festival tahun ini.
"UKK nya minggu depan. Datang lo, awas kalau gak datang. Gue culik semua kucing-kucing lo di rumah." Ancam Doyoung.
"Iya-iya, seloww dong. Jangan libatkan kucing-kucing gue, dia gak berdosa elah. Tenang aja mah, teman lo yang ganteng ini bakalan datang nemanin lo. Btw, wakil udah dapat? Siapa jadinya?" Ten tetaplah Ten. Tangan Doyoung rasanya gatal pengen memukul kepala Ten, tapi mengingat dia lagi bawa mobil, makanya ditahan, daripada ntar terjadi yang gak-gak.
"Rencananya sih si Tama, kenal gak lo? Anak ekonomi, seangkatan sama kita." Doyoung kalau sudah mencari partner pasti gak main-main.
"Tama anak humas BEM kampus?! Gila lo, kenal kapan lo sama dia?" Ten kaget bukan main. Soalnya Tama itu termasuk mahasiswa berprestasi berkualitas dan paling susah kalau dihubungi.
"Kenal aja sih. Lagian kan gue juga anak BEM kampus." Doyoung menjawabnya dengan santai.
"Gue lupa lo juga anak BEM kampus."
Ten orangnya aktif di fakultas, bukan di kepengurusan kampus. Beda sama Doyoung, fakultas iya, kampus juga iya. Tapi akhir-akhir ini dia jarang banget datang rapat atau kumpul bareng teman-teman se-pengurusannya.
"Si Jae sama Yerin udah berapa lama sih pacaran? Perasaan kemaren baru dicomblang-comblangin." Ten membuka topik baru. Gini nih kalau ngomong sama Ten, pasti ada aja yang diomongin.
"1 tahun gak sih? Pokoknya pas awal-awal Jaehyun sudah mulai aktif basket di kampus. Si Yerin terpesona sama kegantengan Jaehyun yang katanya unreal. Ya sudah, lo sama gue malah ngedekatin mereka."
Mereka ngobrol sepanjang perjalanan. Gak nyesel deh pokoknya Doyoung ngajak Ten. Walaupun Ten sering bercanda kalau sama yang lain, tapi kalau diajak serius juga bisa serius banget orangnya.
Sekitar pukul 10 malam, mereka baru sampe di rumah Yerin. Doyoung dan Ten tentu saja turun. Doyoung melihat Sejeong yang masih pulas tidur, jadi gak enak bangunin. Akhirnya Doyoung membiarkan Sejeong tidur di mobil.
Doyoung membuka jaketnya dan menyelimuti badan Sejeong dengan jaket. Setelah itu baru dia menyusul Ten yang sudah berada di depan pintu rumah Yerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓)Arya Brothers | NCT
Fanfiction[✓] Completed [Brothership] Ini kisah Abang dan Adek. Doyoung dan Jungwoo. Putra-putra kesayangan orangtuanya. Bagaimana kisah mereka setelah berita paling memilukan datang menimpa mereka? "It's gonna be alright....."