Big love from me ❤️ Happy reading 💕💚
®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®
Disinilah Doyoung sekarang, duduk di hadapan Pranadipa di ruang tamu. Sebelum turun, dia sudah membangunkan Ten untuk sarapan dan memberikan obat kepada Jaehyun. Doyoung bahkan kaget, ternyata di rumahnya juga ada Jisung dan Mama mertuanya. Tapi sepertinya Sejeong membawa Mama jalan-jalan keliling rumah.
"Dek, beliin bubur dong di depan komplek. Jangan kasih sambel yaa, habis itu langsung bawa ke kamarnya gue yang di atas."
"Mageerrr," ucap Jisung yang sedang asik nonton Doraemon di tv nasional.
"Ih buruann, di atas ada si Ten lagi jagain Jaehyun. Oh atau lo mau Ten yang suruh lo dek?"
"Gak-gak, Abang aja. Bang Ten mah urusannya ribet. Beli berapa bang? Emang bang Jaehyun kenapa?"
"Beli bubur satu terus ketoprak 3, ketopraknya ntar pake telor bulat ya, terus kerupuknya pisahin. Oh ya, kalau lo mau juga gak papa beli aja. Nih duitnya." Doyoung memberikan duit 100 ribu.
"Beli eskrim boleh gak bang?" Tanya Jisung.
"Beli beli," ucap Doyoung.
"Yes, oke!" Jisung langsung pergi dengan bahagia, seolah-olah eskrim menjadi tujuan utamanya.
Dasar bocah.
"Ada keperluan apa Bapak ke sini?" Tanya Doyoung yang masih enggan rasanya memanggil Pranadipa dengan embel-embel 'ayah'.
"Kalian gak sekamar?" Tanya Pranadipa memandang curiga.
"Bukan urusan Bapak." Jawab Doyoung santai.
"Urusan saya lah, istri kamu itu anak saya."
"Oh benar juga. Ada keperluan apa Bapak ke sini? Mau lihat anak bapak kan? Ya sudah saya pamit dulu." Doyoung langsung aja putar balik.
"Saya dengar perusahaan kamu sudah berhasil menjalin kerjasama. Wow, teman sama sekretaris kamu sangat luar biasa." Ucapan Pranadipa langsung membuat Doyoung berhenti balik arah. Dia menatap Pranadipa tajam.
Doyoung tersenyum kecil, "ternyata selama ini anda terus memantau perusahaan saya. Sebenarnya apa mau Bapak?" Tanya Doyoung.
"Duduk dulu, jaga sopan santun kamu. Saya masih ayah mertua kamu." Pranadipa menyuruh Doyoung buat duduk. Dengan terpaksa, Doyoung duduk di hadapan Pranadipa.
Pranadipa mengeluarkan sebuah surat dan meletakkannya di atas meja. Matanya memandang lurus ke Doyoung.
Doyoung menyipitkan matanya, bingung dengan surat yang ada di atas meja.
"Saya mau kamu berikan perusahan kamu buat saya."
"Apa?" Tanya Doyoung sambil sedikit tertawa.
"Berikan saya perusahaan kamu." Ulang Pranadipa memandang menantunya dengan tajam dan tegas.
"Kalau saya tidak mau?" Tantang Doyoung, wajahnya masih santai walaupun tadi dia cukup kaget dengan apa yang dikatakan Pranadipa.
"Berikan atau orang-orang terdekat kamu akan dalam bahaya." Ancam Pranadipa.
Sumpah Doyoung langsung tertawa. Tapi sedetik kemudian wajahnya berubah serius.
"Bapak ngancam saya?" Tanya Doyoung serius.
"Kamu gak takut? Jangan heran kalau besok.... sekretaris kamu yang sangat luar biasa itu tidak muncul dihadapan kamu lagi." Pranadipa mengucapkan itu dengan suara yang sangat pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓)Arya Brothers | NCT
Fanfiction[✓] Completed [Brothership] Ini kisah Abang dan Adek. Doyoung dan Jungwoo. Putra-putra kesayangan orangtuanya. Bagaimana kisah mereka setelah berita paling memilukan datang menimpa mereka? "It's gonna be alright....."