Jungwoo hari ini pulang cepat karena sekolahnya ada penilaian akreditasi. Hari ini juga, rombongan para bocah alias Mark dkk, ikut Jungwoo ke rumahnya. Mereka tau abang-abang mereka bakalan nyusul nantinya. Kecuali Jisung yang tidak punya Abang di squadnya Doyoung. Kalau Chenle ada, Winwin kan kakak sepupu nya.
Heachan dan Jeno masih sempat-sempatnya berantem dulu, biasa, Haechan mau dia yang bawa motornya, tapi ditolak Jeno. Bukan karena apa-apa, tapi kalau Haechan yang bawa ntar yang ada motornya nyungsep ke got.
"Gue juga mau sekali-sekali bawa motor, ya Jen, sekaliiiiii aja." Mohon Haechan.
"Jangan macam2 deh, ntar kalau ada apa-apa, gue juga ntar yang kena marah sama abang, mama, ayah. Lo mah enak dibelain mulu pasti." Jeno.
"Benar deh, ga bakalan kenapa-kenapa kok."
"Gak."
"Jen."
"Gak."
"Jenoooo."
"Gak. Buruan atau gue tinggal."
Dasar saudara kembar ya gitu. Mereka walaupun sering adu mulut, tapi mereka saling menjaga.
"Kita nebeng sama siapa nih?" Tanya Jungwoo yang melihat semua motor sudah ada tebengannya masing-masing. Mark sama Jisung, Jaemin sama Chenle, Jeno sama Haechan. Tinggal motornya Renjun nih, tapi ga mungkin bonceng tiga, yang ada badan Renjun makin gepeng kalau bareng Jungwoo sama Lucas.
"Karena kita baik ya, ya sudah bang Uwu sama bang Lucas naik bis atau salah satu dari kalian naik ojol." Saran Renjun.
"Njun, Lo kan kecil tuh ga bakalan ketahuan juga ntar sama polisi. Bertiga aja dah." Lucas.
"Ogah anjayy yg ada badan gue kejepit."
"Minta jemput aja dah sama siapa gitu. Atau ga nebeng yang lain." Jisung.
"Seharusnya bocah naik angkot aja deh, kita yg di sana." Lucas lagi.
"Makanya bang bawa motor. Bang Uwu naik aja deh." Renjun meminta Jungwoo buat naik. Langsung tanpa disuruh dua kali, Jungwoo langsung aja naik.
"Bye bang, kita tunggu di rumah yaa." Renjun langsung aja tancap gas. Begitu juga yang lain. Laknat emang. Bocah-bocah yang belum pernah ngerasain sentilan seorang Lucas.
Mereka segera menuju rumah Jungwoo, pastinya. Rumah masih kosong, dan catat! Keadaan rumah bersih dan rapi. Lihat aja beberapa jam ke depan, pasti langsung berantakan sama geng nya bocah-bocah.
"Kita sampe sore aja yaa, males pulang kalau udah malem2, kan besok masuk pagi." Jeno.
"Iya, sore aja. Ntar icung siapa yg nganter kalau malam2??" Jisung dengan tatapan polosnya.
"Malem aja, ntar diantar bang Doy kalau mau, terus ada bang Jae juga tuh, lagian kan Jaemin bawa motor." Jungwoo.
"Lama gak? Kalau diatas jam 9 jangan deh, ntar yang ada gue ketiduran." Jisung memang punya jam malam, dia sudah kebiasaan tidur jam 9 malam dan bangun jam 5 pagi. Anak yang baik memang.
"Ga kok, sampe jam 9 malam aja. Nanti kalau ga ada yang nganter lo berdua pulang, kita yang nganterin." Haechan melirikkan matanya ke Mark dan Jeno. Ada rencana sepertinya.
"Kenapa mata lo Chan? Kelilipan?" Tanya Renjun polos.
"Tau nih Chan, Lo ngapain sih?" Jeno.
"Gak pekaan amat sih. Ntar kalau ga ada yang pulang agak cepatan, ya kita yang bakalan antar Jisung sama Lele pake mobil."
"Ide bagus!" Setuju Jaemin.
"Bagus!" Renjun.
"Nah bagus tuh, doain aja gue ga ketiduran juga." Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓)Arya Brothers | NCT
Fanfiction[✓] Completed [Brothership] Ini kisah Abang dan Adek. Doyoung dan Jungwoo. Putra-putra kesayangan orangtuanya. Bagaimana kisah mereka setelah berita paling memilukan datang menimpa mereka? "It's gonna be alright....."