Tiga Puluh Delapan

785 73 11
                                    

Big love from me ❤❤ Happy Reading 🤗🤗

®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®

Doyoung menatap layar hp nya dengan serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doyoung menatap layar hp nya dengan serius. Wajahnya terlihat gelisah.  Hatinya sama sekali gak tenang sekarang. Dia menatap Jeno, Haechan dan Mark yang sudah terlelap di kasurnya. Doyoung memikirkan adiknya, apakah Jungwoo baik-baik saja di sana? Apa Jungwoo tidur dengan nyaman di sana? Apa Jungwoo bisa tidur dan diperlakukan dengan baik di sana? Doyoung benar-benar khawatir sekarang. 

'Saya akan lepaskan adik dan sekretaris kamu, asalkan kamu serahkan semua dokumen kepemilikan perusahaan Arya kepada saya. Kalau tidak, serahkan diri kamu ke sini.'

Demi apapun itu, Doyoung tidak pernah melihat dokumen itu selama dia hidup. Dia aja gak tau itu berada di mana. Kepalanya benar-benar mau pecah memikirkan dokumen yang dimaksud oleh Pranadipa. Apa Taeil tau dimana dokumen tersebut? Doyoung sama sekali gak tau gimana bentuk dokumen-dokumen tersebut. 

'Serahkan diri kamu sendiri, jangan lapor polisi atau bawa orang lain. Atau kamu akan tau akibatnya.'

Doyoung menerima pesan dari Pranadipa. Perubahan sikapnya terjadi karena hal tersebut. Pesan tersebut membuat Doyoung takut untuk melibatkan teman-temannya. Dia tidak mau ada korban lain. 

Doyoung melirik jam digital di atas nakas. 02:57 AM. 

57 menit sudah dia berada di kamar. 

Doyoung beranjak dari kamarnya, dia keluar dan masih menemukan sahabat-sahabatnya yang belum tidur. Berbincang-bincang mengenai suatu hal. 

"Kalian gak tidur?" tanya Doyoung yang ikut nimbrung di antara Jaehyun dan Johnny. Dia menyandarkan punggungnya sambil memejamkan mata. Membuat sahabat-sahabatnya yang lain langsung diam dan memandanginya cemas. 

"Bentar lagi palingan. Gue kira lo udah tidur Doy." Yuta berinisiatif buat menjawab, karena semuanya pada terdiam. Jaehyun yang duduk di samping Doyoung aja gak tau harus ngomong apa sangking bingungnya. Doyoung masih memejamkan matanya dengan satu lengan menutup matanya.

"Istirahat aja Doy, gue dan kita semua yakin adik lo gak bakalan diapa-apain sama mereka, apalagi istri lo." Ucap Ten. Semuanya kecuali Doyoung memandang Ten dengan mata penuh keheranan. Tidak biasanya seorang Tenny memberikan kata-kata seperti itu. 

"Apa gue serahin aja apa yang mereka mau?" tanya Doyoung masih dengan posisi awalnya. Otaknya sudah tidak mampu bekerja lagi kalau sudah dikasih tekanan seperti ini. Dia benaran takut akan kehilangan orang-orang terdekatnya.

"Ngomong apa sih lo, ya janganlah. Kita hadapin bareng-bareng." Yuta langsung menanggapi ucapan yang kayaknya hanya asal-asalan dari Doyoung. Semuanya juga mengangguk setuju. Mereka juga gak akan membiarkan Doyoung berjuang sendiri. Ingat, mereka sudah seperti keluarga. Dari dulu, dari orang tuanya Doyoung dan Jungwoo masih hidup. Bahkan dari emreka tidak tahu arti persahabatan itu sendiri.

(✓)Arya Brothers | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang