Empat Puluh Tiga

1.1K 81 18
                                    

Big love from me ❤❤ Happy Reading guysss 💕💕

®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®

Sore tadi Kun dan Yuta balik duluan ke rumah. Kun juga udah tau kalau adiknya di rumah Doyoung sedang terluka, makanya dia langsung pulang saja sore itu. Yuta juga gak bisa lama-lama lagian besok dia punya jadwal bimbingan skripsi dengan dosennya. Jadi mereka berdua pamit duluan.

Sekarang yang berada di rumah sakit tinggal Johnny, Taeyong, Ten, dan Jaehyun, serta kedua orangtuanya Jaehyun. Jaehyun dan Bundanya sedang pengambilan darah untuk mendonorkan darahnya kepada Doyoung.

Jaehyun juga langsung balik bersama kedua orangtuanya. Tinggallah Johnny, Taeyong dan Ten di rumah sakit. Mereka sekarang berada di ruang rawat Jungwoo dan Taeil yang masih dibawah pengaruh obat obat.
"Lo udah sebar ke teman-teman angkatan lo?" tanya Taeyong pada Ten.

"Udah, si Tama juga bantuin buat sebar bantuan ini ke BEM kampus. Lagian Doyoung kan PO Jazz Festival tahun ini dan anak BEM kampus juga." sahut Ten.

"Dosen-dosen di fakultas gue juga bantuin." tambah Ten lagi. Dia udah kusut banget kelihatannya, begitu juga Taeyong dan Johnny. Sebenarnya gak heran juga kenapa dosen bisa tahu.

"Semoga aja besok ada yang datang buat donorin darahnya ya." ucap Johnny serius sambil menempelkan ponselnya ke telinga, lagi ngehubungin seseorang. Taeyong dan Ten sama-sama meng-aminkan ucapan Johnny barusan. Mereka penasaran siapa yang ditelpon Johnny malam-malam gini. Tapi seperti nya mereka udah tau, udah jadi kebiasaan juga Johnny kalau nginap atau apapun itu jam-jam segini nelpon.

"Am I bothering you?" Tanya Johnny yang sudah mulai telponan. Mana pakai bahasa rumahnya lagi. Bikin Ten elus-elus kepala.

"No, are you still in hospital?" Tanya orang diseberang yang tak lain tak bukan adiknya sendiri, Mark.

"Right. Dad called me earlier, he asked to me why you were not at home when he stopped by in our house. You didn't tell dad, right?" Tanya Johnny pada adiknya. Ayahnya tadi sempat mampir ke rumah setelah penangkapan Pranadipa. Mereka memang tinggal di rumah yang berbeda setelah ayahnya memutuskan untuk menjalin kehidupan baru bersama istri barunya. Tentu hal itu awalnya membuat Johnny dan Mark kesal tapi mereka tidak bisa membantah. Lagian ayahnya juga berhak bahagia setelah ditinggal oleh istri pertama, alias mommy nya Johnny dan Mark.

Ten mengabaikan Johnny, lagian dia makin pusing dengar Johnny ngomong, gak ngerti dia tuh.

"Jam berapa sih sekarang?" tanya Taeyong.

"Mau jam 10 malam." Ten jawab santai, dia menyandarkan kepalanya ke sandaran sofa.

Ten mengabaikan Johnny yang sedang bicara di telpon, sama adeknya. Ten lebih memilih memandang Jungwoo dan Taeil yang masih setia menutup kedua matanya.

"Gak kebayang gue besok kalau Jungwoo bangun terus dia nanya Doyoung kita harus jawab apa." ucap Ten pelan.

"Bilang aja ga papa, ga ada yang perlu ditutup-tutupi juga. Semoga aja besok udah ada 10 kantong darah dan Doyoung bisa dioperasi sesegera mungkin."

"Iyaa, aamiin."

"Btw..." Johnny memandang dua sahabatnya itu. Masih dengan ponselnya yang ditempelin ke telinga. Ten matanya udah mau nutup malah kebuka lagi karena ucapan gantung dari Johnny.

"Apa?"

"Kalian udah pada tau kalau Mamanya Jisung hari ini meninggal dunia?" tanya Johnny.

"INNALILLAHI." kaget Taeyong. Ten bahkan nutup mulut Taeyong agar tidak berisik. Ini rumah sakit.

(✓)Arya Brothers | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang