Seperti yang sudah dikatakan Doyoung sebelumnya, keesokannya dia sudah disibukkan dengan urusan kantor. Di hari Minggu itu juga, setelah makan dan berbincang-bincang dengan sahabatnya, Doyoung bicara empat mata bareng Taeil yang kebetulan datang. Setelah itu dia izin ke Sejeong untuk ke rumah Johnny, dia mau menarik Johnny ke dalam perusahaannya. Doyoung sudah berpikir matang-matang bahwasanya Johnny dapat membantunya dalam mengatasi krisis ini.
Jadilah seminggu ini mereka berdua sering bolak-balik kantor bareng. Pergi ke sana kemari berdua. Mengurus ini dan itu. Jadi teknisnya itu, Johnny bakal ngurus bagian kerjasama dengan perusahaan asing, sedangkan Taeil bagian perusahaan dalam negeri. Doyoung selalu memberikan arahan kepada Johnny dan Taeil serta menangani bagian wawancara dan meyakinkan klien.
Seperti sekarang ini, hari ke sepuluh Johnny bergabung dalam perusahaan. Doyoung dan Johnny harus berangkat ke Singapura untuk memberikan proposal kepada salah satu perusahaan bahan baku terbesar di sana. Sebelumnya mereka sudah mendapatkan perizinan untuk mengunjungi perusahaan tersebut. Doyoung tentunya menaruh harapan besar pada perusahaan tersebut, sejauh ini belum ada satupun perusahaan yang membalas pesan email-nya maupun mengirim feedback mengenai proposal yang dia kirimkan.
"Doy, hp lo bunyi tuh. Plis deh lo tuh jangan kebiasaan mengacuhkan hp, siapa tau penting." Johnny kesal sendiri karena fokusnya keganggu sama bunyi dering hp Doyoung. Mereka masih di kantor, kisaran nanti sore mereka bakalan ke bandara untuk berangkat ke Singapura.
Doyoung menghentikan aktivitas nya yang sedang membaca rancangan produk dari perusahaannya sendiri. Meskipun dia sibuk harus mencari vendor dan mitra ke sana kemari, tapi dia juga harus memastikan penghasilan dan produk terbaru dari perusahaannya. Sebenarnya Taeil sudah meminta kepada Pak Anton untuk membantunya dalam mengontrol produk serta pemasukan dan pengeluaran dari perusahaan sendiri, tapi tetap aja Doyoung tidak tenang kalau bukan dia yang langsung mengontrol dan mengawasinya. Dia harus tau perkembangan perusahaannya.
Doyoung mengambil hp nya yang jaraknya lumayan jauh, karena diletakkan sembarangan oleh Doyoung. Gitu tuh kalau sudah serius.
Dari Sejeong.
Panggilan tersebut mati sebelum sempat Doyoung mengangkatnya. Kelamaan sih.
"Dari siapa? Istri lo pasti kan? Ya sudah telpon lagi." Johnny sudah menebak siapa yang menelpon Doyoung jam-jam segini. Siapa lagi kalau bukan Sejeong.
Doyoung menelpon balik nomor Sejeong. Panggilannya bahkan langsung diangkat oleh Sejeong.
"Assalamu'alaikum Mas."
"Waalaikumsalam, tadi kamu telpon ada apa. Maaf tadi mau angkat malah mati duluan." Doyoung menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kerjanya.
"Iya ga papa kok mas, mas sudah makan siang belum? Jangan lupa makan." Sejeong selama Doyoung sibuk kerja, pasti selalu menyempatkan jamnya buat menanyakan tentang jam makan suaminya itu. Dia selalu ingat kebiasaan Doyoung yang sering lupa makan kalau sudah sibuk.
"Sudah kok, tadi barusan bareng bang John." Bohong Doyoung, dia ga mau istrinya itu khawatir.
"Serius?"
"Iya, serius."
"Tadi aku chat bang John katanya dia belum makan." Mampus.
Doyoung langsung menatap tajam Johnny, yang ditatap malah senyum-senyum ga jelas.
"Iya bentar lagi aku makan kok."
"Ih mas, jangan tunda-tunda makan, ntar sakit. Kemaren aja badan mas panas lagi, padahal kemaren2 sudah mendingan."
"Iya, ntar aku makan. Kamu udah makan siang belum? Berangkat ke kampus jam berapa? Tadi katanya masuk siang." Doyoung gemes kalau sudah mendengar Sejeong mulai cerewet seperti ini. Biasanya dia yang cerewet.
"Belum makan juga, hehehe. Aku masuk jam 3 sekarang masih jam 12 mas, masih lama."
"Ya sudah makan bareng aja mau gak? Biar sekalian aku antar ke kampusnya."
"Mas gak keberatan? Emang lagi ga sibuk ya mas?"
"Enggak kok, tadi baca-baca rancangan produk lagian juga ada bang John. Mau gak nih?" Tanya Doyoung lagi.
"Kalau mas gak keberatan ga papa. Tapi aku belum siap-siap."
"Ya sudah, siap-siap dulu sana. Nanti aku jemput, habis ini langsung otw rumah." Ucap Doyoung.
"Oke, hati-hati bawa mobilnya."
"Iya sayang."
"Oke, assalamu'alaikum mas."
"Waalaikumsalam sayang."
Doyoung meletakkan hp nya lagi di atas meja. Dia menatap Johnny yang juga menatap nya.
"Apa?" Tanya Doyoung.
"Ternyata lo juga bisa bucin."
Doyoung langsung melemparkan kotak tisu yang ada di meja kerjanya ke arah Johnny.
"Gue pamit dulu nih sekalian mau ambil barang juga. Gue tinggal ya, bye ." Doyoung langsung mengambil jas kerjanya beserta tas dan kunci mobil, pergi meninggalkan Johnny sendirian dengan tumpukan berkas yang menggunung.
"GUE GAK DIAJAK NIH?" Tanya Johnny.
"QUALITY TIME BRO, SORRY." Doyoung segera keluar dari ruangannya.
Next------
HATI AKU MELELEH DOYOUNG HAECHAN BENERAN COVERIN LAGU CINTA LUAR BIASA😭😭
MAKIN BUCIN SAMA DOYOUNG ASTAGA😭
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓)Arya Brothers | NCT
Fanfiction[✓] Completed [Brothership] Ini kisah Abang dan Adek. Doyoung dan Jungwoo. Putra-putra kesayangan orangtuanya. Bagaimana kisah mereka setelah berita paling memilukan datang menimpa mereka? "It's gonna be alright....."