"Kok bisa?"
Semuanya tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Orang yang biasanya berpakaian kasual, modis, dan fashionable banget sekarang muncul dengan pakaian yang luar biasa akan keformalannya.
Setelan jas lengkap.
Meskipun jasnya sudah dia lepas, tapi perbedaan tata rambut dia saat ini cukup mengejutkan sahabat2nya.
"Doy... Are you.....Doyoung?" Johnny masih tidak percaya.
Doyoung datang dengan muka datar bersamaan dengan Taeil di belakangnya.
Taeil hanya menganggukkan kepalanya penuh keyakinan. Terlihat senyum yang mengembang di bibir Taeil.
Taeyong, Johnny, Ten, Kun, Jaehyun, dan Jungwoo masih mematung. Doyoung berjalan santai memasuki rumahnya.
"Waahh mempelai pria dari mana nih ya Tuhan??" Ten bergumam menatap Doyoung takjub.
"Doy lo ngapain dengan pakaian formal kaya gitu? Belajar jadi mafia?" Taeyong dengan pertanyaan polosnya.
Johnny, Taeyong, Ten, dan Kun menatap Doyoung dengan tatapan haus akan penjelasan.
"Gue capek, tanya ke bang Taeil aja. Pusing ini." Doyoung menghempaskan badannya ke sofa.
Semuanya menatap Taeil barengan.
"Apaan?" Tanya Taeil bingung.
"Kalian darimana?" Tanya Jaehyun yang sudah penasaran, dan dia ga mau bertele-tele saat ini.
"Bawain gue minum dulu atuh, capek ini sejak tadi dengar si Doy ngomel2 di mobil." Taeil berucap santai, dia duduk di sofa juga.
"Gue ngerasain apa yg lo rasain bang." Kun menatap Taeil antara penasaran dan iba.
"Banyak gaya amat deh," ucap Ten kesal, tapi tetap aja ambilin air buat Taeil.
Doyoung melepas dasi dan kancing kemeja bagian atasnya. Dia juga menatap Taeil untuk mulai menjelaskan.
"Doyoung mengisi kekosongan posisi CEO di perusahaan. Tadi pagi dia nelpon mau diajarin tentang perusahaan, ya sudah gue bawa langsung ke perusahaan." Ucapan Taeil membuat semuanya tercengang.
"Baru dapat hidayah dia, tapi diam-diam udah mempelajarinya duluan." Tambah Taeil yang sontak membuat Jaehyun, Taeyong, Johnny, Ten, dan Kun menatap Doyoung tidak percaya.
"Natap gue biasa aja dong." Doyoung risih ditatap lama-lama sama sahabat-sahabatnya itu.
"Dek udah malam, tidur gih. Besok sekolah." Doyoung menyuruh Jungwoo tidur. Dia mau bicara serius sama yang lain.
"Bentar lagi, mau ikut dengar."
"Iya tidur sana, ini urusan orang gede."
Setelah itu Jungwoo dengan terpaksa masuk ke kamarnya. Mereka mulai bicara serius, tapi gak serius juga sih.
"Gue udah bilang ya, mobil kalian tuh jangan dibawa ke sini semua. Mobil gue gak bisa keluar ntar." Doyoung kalau mulai bicara pasti gak lengkap kalau gak ngomel duluan.
"Jadi lo diam2 selama ini mikirin buat masuk ke perusahaan? Kenapa gak bilang gue sih? Kan gue bisa bantu, ya meski dikit." Jaehyun mengabaikan ucapan Doyoung. Jaehyun memang kuliah di jurusan bisnis.
"Iya, gue bingung mau masuk apa enggak. Kan gue gak pernah ada niatan untuk terjun ke perusahaan ayah." Doyoung memijit pelipisnya yang berdenyut. Pusing, tadi kerja keras. Banting otak.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓)Arya Brothers | NCT
Fanfiction[✓] Completed [Brothership] Ini kisah Abang dan Adek. Doyoung dan Jungwoo. Putra-putra kesayangan orangtuanya. Bagaimana kisah mereka setelah berita paling memilukan datang menimpa mereka? "It's gonna be alright....."