Sesuai ucapan mereka 2 hari yg lalu, hari Sabtu sore, rombongan teman2 Doyoung sudah pada ngumpul di rumahnya. Ruang keluarganya jadi makin penuh karena semua pada bertebaran kemana-mana.
Doyoung mah santai aja duduk manis di karpet. Dia males di sofa, gak suka diapit gitu sama Ten dan Johnny yang punya badan kaya Hulk, gede.
Jungwoo di kamarnya, males keluar katanya. Padahal dia lagi buat tugas fisika buat mengisi kegabutan, katanya.
"Adek lo mana Doy?" Tanya Jaehyun yang sejak tadi nanyain Jungwoo mulu.
"Lagi males dia keluar, kalian mulu sih tiap Minggu yang dateng." Mulut Doyoung gak pernah di filter.
"Kan biar makin ramai aja nih rumah. Lagian kata Bunda, anggap aja rumah sendiri. Ya gak bro?" Johnny memang semau dia doang kalau ngomong.
"Iya deh, Bunda gue pulangnya malem nih. Kayanya gak bisa masak buat makan malem. Delivery aja ya," ucap Doyoung.
"Santai bro, ga papa. Lagian kan ada Jeffrey yang bakalan traktir." Yuta yang duduk di samping Jaehyun, merangkul pemuda itu dengan antusias.
"Enak aja lo bang, gak lah." Jaehyun.
"Patungan woii, gue udah laper---
"BUNDAAAA ORANG GANTENG DATEENG." Omongan Doyoung berhenti saat seseorang berteriak kencang dari luar rumah. Doyoung mah sudah tau itu siapa, makanya dia langsung mengusap wajahnya kesal.
"BUNDAAA," teriak orang itu lagi yang tidak lain adalah Lucas. Dia masuk saja karena pintu emang gak ditutup.
"WOI BUNDA GAK DI RUMAH. TERIAK2 AJA LO NYET." -Doyoung.
"Lo juga teriak kali bang, lah Bunda gak ada? Yah padahal cowok ganteng ini mau ngasih sup buatan mama." Lucas meletakkan kotak makanan yg isinya sup ke meja makan. Rumah Doyoung udah kaya rumah mereka sendiri. Ingat itu.
"Buat Bunda ya bang, gak buat teman2 Abang." Lucas memperhatikan teman2 Doyoung yang menatapnya aneh.
"Iya-iya, buat Bunda. Sana lo pergi. Nih rumah udh kaya hutan kalau lo ada." Doyoung ngusir rencananya.
"YA SUDAH GUE PULANG YA BANG, EH SI UWU MANA BANG?"
"TIDUR. BURUAN LO PULANG SONO, BERISIK!!"
"GOODBYE BROTHERS!!!" Lucas akhirnya pulang. Rumah mereka memang selatan, cuma beda 2 rumah dari rumah Doyoung. Makanya Lucas sering main ke rumah.
"Si Lucas gak pernah berubah ya, kasihan gue sama adek lo suaranya gede amat." Johnny masih memikirkan suara gede Lucas.
"Adek lo juga kasihan kali bang." Doyoung.
"Si Mark gak lo ajak ke sini juga John?" Tanya Taeyong.
"Lah kan dia nginap di rumah lo Yong, lupa lo? Siap2 aja dapur kesayangan lo hancur kalau si Mark masuk." -Johnny.
Iya, Mark nginap di rumah Taeyong. Dia mau main sama rombongan sahabat sejak dia kecil. Taeyong punya adik kembar, Jeno dan Haechan. Selain Mark, ada juga Jaemin, Renjun. Fyi, Jaemin itu adiknya Jaehyun. Sedangkan Renjun adiknya Kun.
Hubungan persahabatan mereka sudah mendarah daging. Rombongan abang2 dan rombongan para adek2. Jungwoo dari kecil bahkan dari orok udh dekat sama si Lucas. Di sekolah dia satu kelas sama Mark dan Lucas, udah 3 tahun satu kelas. Terus dia juga sering main sama Jeno dan Haechan. Atau gak dia main sama Jaehyun.
Jungwoo itu ibarat penghubung antara rombongan abang2 dan rombongan adek2.
°°°°°
Malam harinya mereka sepakat buat pesan makanan. Jaehyun dan Doyoung yang akhirnya bayar makanan mereka. Segala macam makanan di pesan, perut karet emang. Untung Jaehyun kaya dan gak pelit, si Doyoung aja nih yang marah2 karena tagihannya na'udzubillah.
"Kasih ke adek lo nih, ajak dia makan bareng." Taeyong diam-diam pesan makanan buat Jungwoo. Padahal abangnya sendiri gak ingat buat adeknya.
"Oh untung lo pesanin, gue hampir lupa." Doyoung emang gitu.
Doyoung ke kamar adeknya, sejak tadi gak keluar-keluar kamar. Heran.
"Dek, lo ngapain di kamar?" Tanya Doyoung di depan kamar. Karena gak ada jawaban, dia masuk saja dan melihat Jungwoo lagi belajar di meja belajarnya. Mukanya serius amat.
"Rajin amat Lo dek." Doyoung mendekati adeknya itu.
"Abang bikin kaget aja deh. Adek itu lagi bikin tugas, kemaren gak sempat bikin karena latihan basket." Jungwoo itu emang cinta banget sama basket.
"Nanti aja lanjutin, makan dulu. Sejak tadi di kamar aja, Abang kirain tidur. Tiwaii beliin lo makanan tuh di bawah."
"Ntar bang nanggung nih, lagi seru." Aneh emang nih anak, soal fisika dia bilang seru. Emang sih, keluarga mereka pada pintar-pintar semua.
"Makan dulu dek, ayo, ntar lanjutin." Doyoung langsung nutup buku-buku yang ada di meja Jungwoo, membuat yg punya hanya menghela nafas pasrah.
"Ya sudah deh."
Jungwoo turun barengan sama Doyoung. Dia langsung duduk di antara Jaehyun dan Taeyong.
"Bang si Mark gak diajak apa?" Jungwoo nanya ke Johnny. Lagi.
"Nginap dia di rumah Tiwaii."
Tak lama bunda sama ayah pulang. Untung mereka juga bawa beberapa makanan. Bunda senang anak2 nya gak kesepian di rumah. Tadi dia udah usahain buat pulang cepat, tapi ya mau gimana lagi ada rapat dadakan.
"Abang ini sup dari siapa?" Tanya Bunda.
"Lucas tadi Bun yang bawa, dari mama Viona." Doyoung jawab sambil tetap makan, mereka ber-9 makan di ruang keluarga. Kalau di meja makan gak cukup, kan kursinya cuma 4. Bunda sama ayah aja yg makan di meja makan.
"Abang makanan adek jangan dimakan juga!" Jungwoo memukul tangan Doyoung keras.
"Abang cuma bantuin."
"Gak perlu."
"Ten itu lo serius apa bisa ngabisin tuh makanan? Bagi napa!" Doyoung mau coba ayam geprek yang dipesan Ten. Tampak menggiurkan.
"Beli sendiri." Ten nolak.
"Ya elah, ni kan makanan yg bayar Jahe. Bagi dong." Doyoung tetap mau.
"Enak aja, gue ganteng gini disamain sama rempah dapur."
"Udah habis, Bundaaa sup nya masih ada gak?" Teriak Jungwoo yang sudah menghabiskan makanan yg dipesan sama Taeyong tadi.
"Lagi bunda hangatin," jawab Bunda. Jungwoo langsung pindah ke dapur, duduk santai menunggu sup. Ayah cuma geleng-geleng kepala.
"Adek Abang sama aja, rakus makanan." Ten yang bilang, soalnya ayam gepreknya udah pindah tangan ke Doyoung.
Next----
Aku usahain buat double tiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓)Arya Brothers | NCT
Fanfiction[✓] Completed [Brothership] Ini kisah Abang dan Adek. Doyoung dan Jungwoo. Putra-putra kesayangan orangtuanya. Bagaimana kisah mereka setelah berita paling memilukan datang menimpa mereka? "It's gonna be alright....."