Mark dan tim basket lainnya panik bercampur kesal sekarang. Apalagi Pak Ateng, selaku pelatih basket. Mereka sebentar lagi sudah mau tanding, tapi Jungwoo belum juga datang. Sudah berulang kali juga Mark menghubungi sahabatnya itu, tapi sama sekali gak diangkat.
Berbeda dengan Wooseok yang tersenyum senang melihat ketegangan ini.
"Ya sudah Wooseok, saya serahkan ke kamu. Berikan yang terbaik untuk tim basket kita." Pak Ateng menyerahkan kepercayaan sama Wooseok.
'Akhirnya lo ga datang juga.'
Pertandingan pun dimulai tanpa ada yang tau kabar Jungwoo.
Mark dan Jeno sejak tadi tidak henti-hentinya dimarahi sama Pak Ateng. Mark juga dalam bertanding tadi tidak menyukai alur pertandingan. Wooseok bermain egois. Dia tidak memikirkan timnya sendiri.
Di sekolah.
"Wu bukannya lo ada tanding ya hari ini? Kok gak ikut?" Tanya salah satu temannya di kelas, Woojin.
"Cidera." Jawab Jungwoo malas. Hari ini dia cuma sendiri. Lucas juga ada pertandingan dan Mark pastinya ikut tanding basket.
"Cidera kenapa lo Wu? Gue gak yakin nih basket kita menang kalau lo gak ikut."
"Gak ada gue juga gak ada pengaruhnya." Jungwoo malas meladeni teman-teman sekelasnya yang serasa menginterogasi dirinya.
"Tapi kalau gak ada lo, tim basket kita mainnya ga kompak." Woojin itu orangnya blak2an, gak ada rahasia dalam kamusnya.
"Bukan urusan gue itu mah, udah ah jangan bahas lagi."
Pelajaran berlangsung seperti biasa. Jam istirahat, Jungwoo pergi ke kantin sendirian dan memesan makanan seperti biasa. Duduk di salah satu kursi yang ada di kantin, sendirian.
"Boleh gabung?" Tanya seorang cewek.
Jungwoo menolehkan kepalanya melihat cewek tersebut. Karin.
"Duduk aja kali, pakai izin segala." Jungwoo.
Karin duduk di bangku yang berhadapan dengan Jungwoo. Wajah bete Jungwoo kelihatan banget. Kusut.
"Kusut amat wajah lo, kenapa? Gara2 cidera kemaren?"
"Hm."
"Lo udah baikan?" Tanya Karin hati-hati. Ada keraguan saat dia menanyakan hal tersebut.
"udah, seperti yang lo liat. Btw, paud itu punya lo?" Tanya Jungwoo kepo kemaren habis ngantar Karin pulang.
"Bukan punya gue juga sih, punya keluarga. Nyokap suka banget sama anak-anak."
"Boleh dong sekali-sekali gue ka sana, tapi gue ragu juga sih, gue ga bisa dekat2 sama anak-anak. Ntar mereka nangis, gue yang repot."
"Gue rasa anak-anak bakalan nempel mulu sama lo." Karin memperhatikan Jungwoo dengan serius, meneliti setiap pergerakan dan tingkah Jungwoo.
"Oh ya--" omongan Karin terpotong.
"ASTAGA KA UWU, LO GA IKUT TANDING MALAH DI SINI!" suara berisik Haechan menganggu waktu dan pembicaraan Karin dengan Jungwoo.
"Kak kenapa ga ikut hah? Tau gak Jeno sama Mark jadi sasaran marah-marahnya Pak Ateng. Siap2 aja lo ntar yang dimarahi sama Pak Ateng dan si duo basket itu." Renjun.
"Btw, kakak pacarnya ka Jungwoo ya??" Tanya Haechan entah kenapa.
"Ka Jungwoo pacaran? Astaghfirullah ka, kata bang Kun pacaran itu gak boleh." Renjun.
"Kata Ka Tiwaii gak apa-apa kok njun, Abang lo aja kali gak laku." Haechan.
"Sembarangan lo kalau ngomong, Abang lo juga belum punya pacar kali."
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓)Arya Brothers | NCT
Fanfiction[✓] Completed [Brothership] Ini kisah Abang dan Adek. Doyoung dan Jungwoo. Putra-putra kesayangan orangtuanya. Bagaimana kisah mereka setelah berita paling memilukan datang menimpa mereka? "It's gonna be alright....."