Sembilan

1.5K 141 2
                                    

"Kok diam?" Tanya Jungwoo yang memandang sahabat2 abangnya itu. Dia tidak dapat melihat Doyoung dari jaraknya sekarang, karena Doyoung duduk di sofa, Johnny, Yuta, dan Ten menghalangi pandangan Jungwoo.

Hening.

Masih hening.

"Bang Doy ...... gak kenapa2 kan?" Jungwoo bertanya ragu-ragu. Dia masih menatap satu persatu sahabat Doyoung.

Hening.

Hiks hiks

Terdengar suara isakan tangis di sofa ruang keluarga. Jungwoo langsung ke sana dan kaget melihat keadaan abangnya yang pucat, mata sembab dan bengkak, ditambah....nangis?

"Abang kenapa nangis? Bang Doy sehat? Kok pucat gini sih? Kan bener ada yang gak beres sama abang, tadi pagi Abang kesurupan senyum-senyum sendiri, sekarang Abang masih kesurupan? Bang sadar bang! Kok nangis sih? Perlu adek panggil ustadz bang?" Jungwoo jongkok di depan abangnya yang duduk di sofa. Mata Doyoung merah banget. Jungwoo gak tega liatnya, tanpa sadar air matanya juga jatuh. Melihat abangnya kaya gini dia sama sekali ga tega.

"Dek...."


Jungwoo tanpa menunggu Doyoung menjelaskan kenapa dia nangis, langsung memeluk abangnya itu erat. Dia tau abangnya pasti sedang terluka sekarang. Doyoung gak pernah nangis sebelumnya.

"Abang tenang dulu baru jelasin ke adek ya, adek ambil minum dulu." Jungwoo melepas pelukannya.


Jungwoo berusaha meminta penjelasan sama sahabat2 abangnya. Tapi mereka lebih memilih diam, bahkan Taeyong, Ten, Kun, dan Jaehyun terlihat menangis.

Jungwoo berjalan ke dapur, mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih. Pertama dia dulu ya minum, baru dia isi lagi buat abangnya.

"Bang, mending Abang ke kamar aja. Abang lagi sakit kan?"

Jaehyun benar-benar gak kuat, dia langsung memeluk Jungwoo. Mereka bingung bagaimana cara ngungkapin berita ini ke anak polos macam Jungwoo.

"Bang Jae kok juga nangis sih? Aduh bener nih pasti bang Doy kesurupan makanya nular. Bang Doy ke kamar aja, adek panggil ustadz deh buat abang." Jungwoo melepaskan pelukan Jaehyun dan berencana mau pergi, tapi tangannya langsung ditahan sama Doyoung.

Semuanya kaget.

"Ikut Abang ke kamar." Suara Doyoung benar-benar serak, bahkan siapapun yang dengar pasti bakalan nangis di tempat.

Doyoung bangkit, tapi berhenti sebentar, kepalanya pusing. Setelah merasa kuat, Doyoung langsung menuju kamarnya di lantai atas. Jungwoo meneguk ludahnya kuat-kuat. Entah kenapa dia deg2an. Takut bercampur penasaran.

"Lah kok ke kamar sih? Bang Doy beneran gak kesurupan kan?" Jungwoo bener-bener khawatir plus takut sekarang. Dia menatap Jaehyun yang meminta Jungwoo untuk mengikuti Doyoung ke kamar.

"Ikuti Abang kamu gih. Kamu harus kuat ya."

Jungwoo langsung ke kamar abangnya yang sekarang pintu nya masih terbuka. Doyoung kayanya sengaja gak nutupin pintu. Saat Jungwoo masuk, pintu dia tutup karena Doyoung yang minta. Semua yang berada di lantai bawah hanya menghela nafas, takut, gugup, dan sedih bercampur menjadi satu.

Hanya Mark yang masih bingung.

Mau nanya, tapi takut merusak suasana.

Mana semuanya hening gini lagi.

°°°°°

Jungwoo masuk ke dalam kamar dan disuruh oleh Doyoung untuk menutup pintu kamarnya. Doyoung mati-matian menahan air matanya untuk tidak jatuh lagi. Berusaha mati-matian supaya kakinya tetap kokoh berdiri. Berusaha sekuat tenaga untuk mampu menyampaikan berita ini.

(✓)Arya Brothers | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang