Empat Puluh Dua

1.1K 79 19
                                    

Maaf guysss tadi ada kesalahan teknis. Aku lagi nulis terus dapat notif dan pas mau buka notif eh kepencet publikasi, mana yang kepublis bagian 43 lagi, aduh malu banget. Baca tittle ya guyss, hehehe keseringan kepencet publikasi kalau lagi ngedit dan nulis. Biasa nulis di laptop, jadi gini pas nulis di hp🤦🤦 

Big Love from me ♥️ Happy Reading Guysss 💕💕

®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®®

Ambulans datang bersamaan dengan pasukan tim yang diperintahkan oleh Ayahnya Johnny. Selain itu Ayahnya Ten, selaku jaksa dan kuasa hukum juga datang membawa surat penangkapan. Semuanya ditangkap, termasuk Sejeong.

Doyoung, Jungwoo dan Taeil dilarikan ke rumah sakit.

Keadaan Doyoung benar-benar sangat mengkhawatirkan. Dia sudah tidak sadarkan diri sebelum ambulans datang. Semuanya terluka. Darah dimana-mana. Bahkan tenaga medis tidak bisa merasakan denyut nadi Doyoung. Napasnya juga tidak terasa.

Di pertengahan menuju rumah sakit terdekat, Napas Doyoung tidak terasa lagi, denyut nadinya juga makin lemah. Hal itu membuat tenaga medis melakukan CPR di dalam ambulans karena Doyoung mengalami henti napas. Semuanya berjuang demi Doyoung.

Taeyong kebetulan menemaninya di dalam ambulans. Dia sangat berharap Doyoung akan baik-baik saja. Dia menunduk menggenggam salah satu tangan Doyoung sambil memanjatkan doa.

'Doy lo harus kuat.' Batin Taeyong. Petugas kesehatan terus berusaha semampu mereka untuk menyelamatkan nyawa Doyoung.

Setibanya di rumah sakit, salah satu perawat yang berada di dalam ambulans masih memberikan CPR kepada Doyoung.

Doyoung ditangani di ruang ICU. Tidak ada yang boleh masuk. Perawat menahan Taeyong buat menunggu di luar.

Suasana saat ini benar-benar mencekam dan menegangkan. Doyoung benar-benar harus berjuang untuk tetap bernapas. Taeyong hanya bisa memohon kepada Tuhan agar Doyoung dapat diberi kekuatan.

"Bang." Jaehyun baru sampai langsung memeluk Taeyong, dia masih menangis. Tidak hanya Jaehyun, tapi Ten dan Yuta juga.

"Doyoung pasti kuat kok." Ucap Taeyong memberikan sugesti dan doa, tidak hanya untuk teman-temannya tapi kepada dirinya juga. Dia terus mengucapkan kata-kata itu, berharap apa yang dia ucapkan dan doakan akan didengar oleh Tuhan.

"Jungwoo sama siapa?" tanya Taeyong.

"Sama Kun, tenang aja. Bang John juga lagi menemani Bang Taeil." Ten yang jawab. Matanya udah sembab, mungkin di mobil dia sudah menangis diam-diam.

Mereka menunggu di depan ruang ICU, sudah beberapa jam yang lalu Doyoung berada di dalam. Dokter dan tim kesehatan lainnya masih berada di dalam. Sejak tadi beberapa perawat masuk ke dalam ruangan sambil membawa sebuah kotak, yang pastinya kotak penyimpanan kantong darah.

Hal itu membuat sahabat-sahabatnya yang lain semakin memperkuat doa. Memanjatkan doa dengan sunguh-sungguh. Johnny dan Kun juga sudah berada di depan ruang ICU. Taeil dan Jungwoo berada dalam pengawasan dokter, dan keadaannya baik-baik aja, hanya tunggu beberapa hari untuk pemulihan.

Salah satu dokter keluar dari dalam ruang ICU.

"Dengan keluarga pasien?" tanya dokter tersebut. Semuanya serentak berdiri, membuat dokter tersebut sedikit kebingungan.

"Iya dok kita keluarganya, Doyoung baik-baik saja kan dok?" tanya Taeyong yang membuka suara.

"Pasien mengalami perdarahan hebat di kepala dan sekarang membutuhkan pasokan darah lebih banyak. Benturan akibat kecelakaan yang dialaminya membuat cedera pada tulang belakang, serta benturan di dada pasien yang membuat udara terperangkap di dada. Saya dan tim akan memberikan usaha yang terbaik untuk pasien. Kita harus melakukan operasi secepatnya untuk menghentikan perdarahan di kepalanya. Untuk itu, adakah di antara keluarga pasien yang memiliki golongan darah yang sama dengan pasien? Karena apabila ketersediaan darah tidak mencukupi kita tidak bisa melakukan tindakan operasi."

(✓)Arya Brothers | NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang