Tia tertawa.
"Songnam, menurutmu apa tugas utama tim explorer yang aku usulkan?" tanya Tia datar.
"Mencari resources untuk tim dari Hutan kan?" tanya Songnam.
"Itu salah satunya," jawab Tia.
"Kamu cerdas, harusnya kamu tahu lebih dari itu, atau kamu hanya pura-pura tak tahu?" tanya Tia.
Songnam terdiam.
"Resources memang yang terpenting untuk kita. Tapi ada yang lebih penting lagi. Mapping," lanjut Tia karena Songnam hanya terdiam.
"Kita butuh mapping kontour dan terrain yang ada di sekitar Komplek. Sedikit demi sedikit. Terus menyebar semakin meluas. Termasuk juga mapping potensi bahaya yang mungkin kita hadapi dari Hutan," lanjut Tia.
"Kita semua tahu kalau mahluk buas yang ada di Hutan sebagian besar adalah teritorial. Mereka menempati area tertentu. Untuk mengenali habitat mereka, untuk mengenali ciri mereka, apakah menurutmu kemampuan analytical Gasa cukup?"
"Belum lagi untuk menuangkan semua informasi yang diperoleh saat eksplorasi. Mana daerah yang memiliki resources, mana daerah yang merupakan danger zone. Semua informasi ini kita butuhkan dari tim explorer. Kamu mau mempertaruhkan keselamatan seluruh tim demi egomu sendiri?" tanya Tia mengakhiri penjelasan panjangnya.
Semua orang terdiam.
Kini mereka tahu bahwa mungkin tim yang paling mereka butuhkan dan terpenting untuk Tim Koga adalah Explorer Team.
"Tapi, aku hanya Advisor. Tugasku memberikan saran dan pemikiran pada tim ini. Keputusan ada di tangan Leader," lanjut Tia dan melempar bola panas ke Koga.
Koga tersenyum.
"Tak ada lagi diskusi. Kita ikuti rencana dari Tia. Kalian semua paham?" tanya Koga.
Kedua belas orang itu lalu menganggukkan kepalanya dan hanya bisa berdoa. Semoga mereka tak terpilih menjadi anggota tim Explorer yang dipimpin Songnam.
=====
"Professor, apakah seperti ini akan baik-baik saja sesuai Program kita?" tanya seorang Pengurus kepada Professor yang mengamati beberapa layar lebar di ruang kontrol yang ada dalam Komplek Pengurus.
"Biarkan saja," jawab Professor pendek.
"Bagaimana dengan soulmate Kosong Lima yang justru ikut bergabung dengan grup Kosong Tiga?" tanya si Pengurus lagi.
"Hehehehehe. Dia yang membuat keputusan. Biarkan dia sendiri yang nanti melihat akibat dari ulahnya," jawab sang Professor.
"Grup? Kelompok? Hanya karena kalian lemah maka kalian berkelompok. Tak ada yang namanya saling melindungi. Kelompok dan aturan hanya dibuat untuk menguntungkan si pemimpin dan kroninya. Bocah-bocah naif," gumam sang Professor.
Dia terlihat berpikir sebentar lalu melirik ke arah grup yang berisi empat orang dan sedang terlihat mempersiapkan tempat bermalam mereka di atas pohon.
"Tiga monster dan satu enigma, buktikan kepadaku kalau prajurit terbaik itu memang bisa diciptakan dengan Program ini," kata sang Professor.
"Karena kalian berempat berpotensi untuk merusak keseimbangan yang ada dalam Pulau. Aku akan memberikan hadiah untuk kalian," lanjutnya lagi.
"Lepaskan mutated creature level 3 ke dalam Hutan," perintah sang Professor tak lama kemudian.
Sang Pengurus terlihat kaget.
"Professor?" muka sang Pengurus dipenuhi tanda tanya.
"Kamu tak mendengar kata-kataku? Lepaskan mereka," perintah sang Professor lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaju - The Survivors (Completed)
Fiksi Ilmiah(Action, Fantasy, Sci-Fi) This page is intentionally left blank. *Biar berasa kek baca buku-buku luar negeri ya kan? Wkwkwk..