“Please confirm the purchase?”
“Confirm!” jawab Gaju dengan tegas.
Belasan menit kemudian sebuah pesawat helicopter yang terbang tanpa suara menjatuhkan sebuah kotak hitam ke arah Gaju dan Tian. Ini pembelian item pertama mereka sejak Tahap Ketiga dimulai. Mungkin bagi Kandidat seperti Gaju dan Tian, melakukan pembelian di saat Tahap Ketiga sudah berlangsung selama 3 bulan adalah suatu hal yang sulit dipercaya. Tapi, seperti itulah kenyataannya.
Setelah Gaju dan Tian berhasil melewati proses verifikasi dari si Kotak Hitam, kini dua buah benda berada di tangan Gaju. Sebuah suntikan lengkap dengan jarumnya yang siap untuk digunakan. Di dalam suntikan itu terdapat cairan berwarna biru gelap yang terlihat seolah menyejukkan mata.
Item kedua yang ada di dalam kotak hitam itu dan kini sudah berada di tangan Gaju adalah sebuah benda yang menyerupai flash disk. Gaju dan Tian bisa menebak apa yang tersimpan dalam benda itu.
Gaju mengulurkan suntikan yang ada di tangannya kepada Tian. Tian melihat ke arah serum itu dengan raut muka sedih tanpa sepatah katapun. Tangan Gaju tetap terulur meskipun Tian tak kunjung menyambutnya.
“Gaju bodoh!!” teriak Tian sambil menyambar serum yang diulurkan oleh Gaju dan berlari meninggalkan soulmatenya.
Air mata terlihat mengalir dari mata Tian saat dia membalikkan tubuhnya. Gaju melihatnya, tapi dia hanya bisa mengatupkan rahangnya. Ini semua demi masa depan mereka. Meskipun Gaju sedikit merasa aneh dengan kegigihan Tian saat menolak idenya untuk membeli serum itu.
“Silakan menangis, silakan benci aku. Tapi ini semua demi kebaikan dan keselamatanmu sendiri,” gumam Gaju pelan.
=====
Tahap Ketiga, Day 100.
Grusaaaakkkkkkkk.
Boooommmmmm.
“Uhuk uhuk,” seseorang terlihat sedang terbatuk-batuk setelah melesat keluar dari gumpalan debu yang beterbangan dan bercampur dengan daun-daun yang hancur.
Dia menggunakan kedua tangannya untuk menutupi mulutnya dan melirik tajam ke sesosok gadis manis yang tertawa kecil di atas sebuah dahan pohon tak jauh darinya.
“Tian!!” teriak Gaju sambil mendelik.
Tian meloncat turun dari atas dahan pohon, tapi tidak seperti Gaju yang akan menggunakan kekuatan fisiknya untuk mendarat dan menyebabkan bekas injakan di tanah serta bunyi keras saat dia menjejakkan kaki, Tian melakukannya dengan berbeda.
Tian tidak bisa dikatakan meloncat, gerakan Tian lebih tepat disebut dengan melayang. Tian melayang turun, seperti seekor kupu-kupu yang dengan anggun melayang turun secara perlahan dan mendarat ke pucuk bunga tanpa suara, tanpa membuat sang bunga atau tangkai yang diinjaknya bergoyang sama sekali.
Anggun. Elegan. Menakjubkan.
Tian sudah melakukan hal itu berkali-kali, tapi sampai detik ini, Gaju masih juga belum bisa membiasakan diri.
“Psiko-Kinesis sialan!!” maki Gaju dalam hati dengan nada iri.
Tapi tentu saja bercanda. Tak mungkin kan dia iri kepada kekasihnya sendiri?
“Poin-nya sudah diambil?” tanya Tian dengan suara lembut dan tersenyum kecil ke arah Gaju.
“Belum. Bagaimana mungkin aku mengambilnya? Seranganmu saja hampir membunuhku tadi,” sungut Gaju.
Tian hanya mencibir ke arah Gaju karena dia tahu kalau Gaju hanya bercanda dengan kata-katanya. Serangan Tian barusan akan membunuh Gaju? Yang benar saja. Gaju bukan manusia, dia monster.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaju - The Survivors (Completed)
Ficção Científica(Action, Fantasy, Sci-Fi) This page is intentionally left blank. *Biar berasa kek baca buku-buku luar negeri ya kan? Wkwkwk..