Ini kali pertama Gaju bertarung melawan Kandidat lain dengan sepenuh hati dan dia excited. Dia sangat senang.
Ada dorongan adrenaline luar biasa yang selama ini terus dia pendam. Gaju memang luar biasa cerdas, tapi dia juga masih bocah berusia 12 tahun. Siapa yang tak ingin dilihat dengan tatapan memuja oleh kawan sebayanya di usia seperti Gaju?
Selama ini, dia selalu menahan diri, menyembunyikan kekuatannya, karena dia ingin memiliki peluang yang lebih besar untuk bertahan hidup.
Tapi kini? Tak ada yang menghalangi Gaju untuk menunjukkan taringnya.
"Kalian cari masalah dengan orang yang salah," gumam Gaju sambil melesat ke arah Tutu.
Jarum yang berkilau terlihat di kedua tangan Gaju. Tutu melihatnya, Songlan melihatnya, dan Sadu juga.
Mereka tak pernah melihat si Aneh ini bertarung sebelumnya, tapi untuk sesaat tadi, saat mereka melihat senyuman di bibir Gaju dan semangat bertarung di mata si Aneh, sesuatu muncul di dalam tubuh mereka.
Keraguan dan rasa takut.
Ya.
Mereka kini merasa ragu dan takut. Ada sesuatu yang dimiliki oleh Gaju dan membuat mereka berpikir kalau tindakan yang mereka lakukan sekarang adalah sebuah kesalahan fatal.
Wussshhhhh.
Gaju melempar jarum di tangan kirinya ke arah Tutu.
Tutu terlihat tenang. Metode bertarung mereka berdua sama. Kenapa dia harus takut?
Tranggg.
Jarum itu berhasil ditangkis oleh Tutu dan membuat bocah itu tersenyum. Tapi sesaat kemudian senyuman menghilang dari bibirnya.
Jarum yang tadi telah terpental karena tangkisan Tutu, secara aneh berhenti di udara, lalu dengan cepat kembali menyerang ke arahnya.
Wuussshhh.
Wuussshhhh.
Gaju melempar lagi dua buah jarum dengan tangan kirinya ke arah Tutu.
"Cih," cibir Tutu lalu meloncat mundur untuk menghindari serangan tiga buah jarum yang melesat ke tubuhnya.
Tranggg.
Tranngggg.
Trangg.
Trangg.
Percikan bunga api terlihat setiap kali pisau lempar di kedua tangan Tutu beradu dengan jarum Gaju yang sekarang seperti tiga ekor lebah yang meliuk-liuk dan menyerang Tutu bertubi-tubi.
Muka Tutu sedikit memerah. Speed, accuracy dan kontrol dari serangan Gaju luar biasa.
Dia harus menggunakan segenap kemampuan yang dia miliki hanya untuk menangkis serangan Gaju yang aneh itu.
Gaju berdiri sejauh tiga meter dari Tutu. Tangan kirinya teracung ke arah Tutu dan jemarinya bergerak-gerak seperti seorang pianis yang sedang memainkan piano.
"Psychic power?" gumam Songlan yang merangsek maju ke arah Tutu untuk membantu rekannya menghadapi Gaju.
"Sadu!!" teriak Songlan.
Sadu yang sedari tadi bermuka serius dan mengamati pertarungan soulmatenya melawan Gaju terdiam dan tak memberikan jawaban. Dia bukan Tian atau Adel, kemampuan analisanya tak sehebat kedua monster itu.
"Benang. Dia mengendalikan jarum itu dengan benang di tangan kirinya," teriak Sadu beberapa saat kemudian.
Gaju melirik ke arah Sadu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaju - The Survivors (Completed)
Научная фантастика(Action, Fantasy, Sci-Fi) This page is intentionally left blank. *Biar berasa kek baca buku-buku luar negeri ya kan? Wkwkwk..