Bayar utang dulu.
Ini bonus chapter dedicated to Cak mas_doni
Ucapan met ultahnya sudah kemarin. Jadi tidak saya ulang lagi. Wkwkwk.
Satu chapter lagi. Langsung up habis ini.
=====
Tahap Ketiga, Day 21.
"Selamat pagi kepada seluruh Kandidat."
"Peringkat pertama untuk perolehan poin ditempati oleh Kandidat Tiga Tujuh dengan total perolehan poin sebanyak 703 poin."
"Sistem Charity dan Robbery aktif hingga batas waktu yang belum ditentukan."
"Reward 1000 poin untuk Kandidat yang berhasil mengeliminasi Kandidat Tiga Tujuh, aktif hingga batas waktu yang belum ditentukan."
"Selamat berjuang!!"
Notifikasi yang sama dan berulang-ulang kembali masuk ke dalam mini komputer masing-masing Kandidat yang ada di Pulau. Tapi, tak seperti sebelumnya, tak ada lagi yang merasa marah, kecewa, atau iri kepada prestasi yang berhasil diraih oleh Gaju.
Mereka kini sadar, daripada memikirkan sesuatu yang tidak berguna, lebih baik mereka fokus untuk meningkatkan kekuatan mereka sendiri. Itu akan jauh lebih baik bagi mereka.
Untuk sementara, suasana di Pulau menjadi sedikit kondusif dan tidak terjadi clash antara para Kandidat, karena mereka semua berburu dengan sekuat tenaga, mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya, tanpa kenal lelah, seperti rombongan semut yang bekerja tanpa lelah dan tak tahu kapan harus berhenti.
=====
"Arrgghhhhhhh."
Gama berteriak penuh kesal.
Dari semua Kandidat yang ada di Pulau, mungkin hanya dia yang mengalami morning attack.
Setiap pagi, baik cerah ataupun berawan, baik gelap maupun terang, setiap kali Gama mendengar nama Gaju disebutkan dalam notifikasi dari mini komputernya, emosi Gama akan memuncak karena dia teringat pengalaman buruknya belasan hari yang lalu.
"Gaju!!!"
"Kau lihat saja nanti!! Saat aku sudah mendapatkan Intelligence Armor Suit, aku akan membalas semua perbuatanmu kepadaku!"
"Aku juga akan membuatmu merasakan kemarahan yang sama setiap hari seperti yang sekarang kualami," gumam si Bocah Negro dari sela-sela giginya yang mengatup rapat.
Sebuah angka terlihat di dalam layar mini komputer Gama yang terpasang di dada sebelah kirinya. Mini komputer yang memang dihubungkan oleh Gama dengan Armor yang dia ciptakan.
252 poin.
"Aku butuh 950 poin untuk membeli Armor Suit impianku, dengan perolehan rata-rata antara 18-19 poin perhari, aku setidaknya masih membutuhkan 38 hari lagi. Itu jika aku bisa konsisten dengan perolehan poin minimal 18 poin sehari," Gama dengan cepat menganalisa performanya.
Gama memang genius, dia tak butuh waktu lama untuk mengestimasi berapa lama dia akan bisa mengumpulkan poin yang cukup untuk membeli item yang dia inginkan.
Tapi.
Setiap kali Gama memikirkan tentang poin-nya, dia akan selalu kembali teringat oleh Gaju dan membuat dirinya kembali mengenang kejadian waktu itu.
"Gaju!!!" desis Gama untuk kesekian kalinya pagi ini, sama seperti hari-hari sebelumnya.
=====
"Humph!! Kau lihat saja nanti. Aku akan tetap selalu menjadi yang terkuat di Pulau," gumam Koga.
Ini adalah hari yang sangat dia tunggu-tunggu. Ada lima orang yang bersama Koga saat ini dan sedang berada di Training Field yang terletak di belakang bangunan yang dulunya adalah Classroom.
Koga, Tia, Tien, Songnam, dan Gasa.
Tim Koga terdiri dari tiga unit terpisah, Attack, Defense dan Explorer. Sejak Tim pemburu Gaju yang dibentuk dari Songlan dan Tim Attack, kini hanya tinggal Explorer dan Defense Team yang ada di Tim Koga.
Gasa adalah leader dari Tim Defense, Tia adalah Strategist dari Tim Koga, sedangkan Songnam sendiri adalah leader dari Tim Explorer. Mereka berhak untuk berada disini.
Tapi Tien? Songnam sangat tak setuju dengan keberadaan Tien di tempat ini.
Tien sendiri yang awalnya berteman dekat dengan Songnam karena uluran tangan saat dia pertama kali bergabung dengan Tim Koga, kini menganggap Songnam sebagai musuh besarnya. Karena satu alasan, mereka berdua sama-sama mengharapkan perhatian Koga.
"Koga, kita semua berhak berada disini karena tanggung jawab kita, tapi aku tak setuju Tien ada disini," kata Songnam ketus sambil melirik benci ke arah Tien.
Tia dan Gasa saling berpandangan mata. Mereka adalah soulmate, jika ada dari kelima orang ini yang memiliki ikatan terkuat, tentu saja itu adalah mereka berdua. Dan semakin parah hubungan antara Tien, Songnam dan Koga, mereka berdua akan diuntungkan karena itu.
"Songnam, aku sudah berdiskusi dengan Tien dua hari lalu. Tia juga ada saat kami berdiskusi. Karena keberadaan Songlan dan Attack Team yang tak tentu rimbanya. Kami memutuskan untuk mengangkat Tien sebagai Vice Leader sekaligus sebagai Leader dari Attack Team. Jadi, apakah Tien layak berada disini?" tanya Koga ke arah Songnam.
Songnam hanya membuang napas kesal dan melirik ke arah Tia untuk meminta penjelasan.
Tia hanya tertawa kecil, "Songnam, mungkin kamu tak menyadari hal ini. Tapi Tien punya skor PA 2.75, dia lebih kuat dari Gasa sekalipun. Bisa dibilang, Tien adalah Kandidat terkuat di Tim Koga setelah Koga sendiri, jika Songlan tidak diperhitungkan. Jadi jangan melihatku dengan pandangan seperti itu," jawab Tia.
Songnam mengatupkan rahangnya dan tak lagi peduli dengan keempat orang lainnya.
Koga lalu mendekat ke arah Tia, "Jadi? Apa yang akan kita beli untuk pertama kali?" tanya Koga.
"Strength enhancement serum," jawab Tia pendek, "serum itu akan memberimu tambahan sebesar 2.0 poin untuk attribute fisikmu. Itu akan sangat membantu kita saat berburu lagi nanti."
"Oke," jawab Koga dengan cepat.
Tak lama kemudian, Koga telah sibuk mengutak atik mini komputernya dan sequence yang sama dengan yang pernah dialami oleh Adel pun terjadi.
Tak lama kemudian, sebuah kotak hitam yang diantarkan oleh sebuah helikopter terlihat di depan mereka berlima. Mereka semua menahan napas karena tegang dan sangat ingin tahu dengan benda yang sekarang tersimpan dalam kotak itu.
Koga berdiri dengan tangan terlipat di depan dada dan terlihat senang.
"Gasa, buka kotak itu!!" perintah Koga kepada satu-satunya lelaki di tempat ini selain dia.
Gasa terlihat berpikir sejenak dan melirik ke arah soulmate-nya. Setelah Tia menganggukkan kepalanya, Gasa berjalan maju ke arah kotak hitam yang terbuat dari logam itu.
Gasa duduk berjongkok dan mengamati kotak itu dengan seksama, tapi setelah melakukannya selama beberapa menit, Gasa tak menemukan mekanisme apa pun untuk membuka kotak itu.
Gasa melirik kebingungan ke arah soulmate-nya dan Tia juga berjalan mendekat ke sebelah Gasa, setelah mereka berdua mengamati kotak hitam itu selama beberapa menit, Tia tiba-tiba tersadar akan sesuatu.
Kotak ini pasti disertai mekanisme keamanan untuk mencegah seorang Kandidat menemukannya tanpa sengaja dan memperoleh item di dalamnya tanpa berusaha mengumpulkan poin terlebih dahulu. Itu artinya, asalkan seseorang punya cukup keberanian untuk menjadi pencuri, mereka pasti lebih memilih untuk mencuri kotak yang dibeli oleh Kandidat lain dari pada mengumpulkan poin sedikit demi sedikit dan membeli item dengan poinnya sendiri.
Setelah Tia menemukan teori tentang Kotak itu, kini hanya satu hal yang terbersit di kepalanya.
Kotak ini dibeli oleh Koga, tentu saja Koga pasti bisa membukanya.
Tia memanggil Koga dan memintanya untuk mendekat.
Koga berjalan mendekat ke arah mereka berdua dengan mata masih tertuju ke arah kotak hitam yang tergeletak diam di atas training field itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaju - The Survivors (Completed)
Fiksi Ilmiah(Action, Fantasy, Sci-Fi) This page is intentionally left blank. *Biar berasa kek baca buku-buku luar negeri ya kan? Wkwkwk..