Chapter 40 - Adu Taktik

2.6K 297 9
                                    

Gama melarikan diri secepat kilat ke arah Barat Pulau dan sama sekali tak menoleh ke belakang. Sumpah serapah keluar dari mulutnya tanpa henti.

Tapi, dia akan selalu mengingat pertemuannya dengan si Aneh itu untuk seumur hidupnya.

Pertemuan yang diawali karena keinginannya untuk mendapatkan poin dengan mudah tetapi justru membuat dirinya kembali ke titik awal lagi dengan 0 poin di account-nya.

Gama juga menyimpan bayangan sosok Gaju dalam kepalanya dan melabelinya dengan satu kalimat pendek.

'Bedebah yang harus dihindari, at all cost.'

Sedangkan Gaju sendiri masih menikmati euforia-nya karena telah memperoleh hasil panen yang sangat di luar dugaan siang ini. Pengalaman yang sangat menyenangkan baginya dan ingin dia ulangi kembali di kemudian hari.

Sama seperti Gama, Gaju juga menanamkan sosok si Genius Negro dalam kepalanya dan melabelinya dengan satu kalimat pendek.

'Sumber poin yang sangat berharga.'

Gaju lalu berbalik arah dan kembali menuju ke tempat pertarungannya tadi dengan Gama. Dia berniat melepas jaringnya yang dia pasang tapi sama sekali tak dia perlukan itu.

Tapi.

Ketika Gaju hendak menarik benang logam tipis dan berkilauan itu, dia melihat sesuatu yang mencurigakan.

Secarik kan berwarna hitam terlihat tersangkut disana.

Gaju yang sebelumnya memasang sikap rileks dan senang karena perolehan poinnya dari Gama dengan cepat memasang sikap waspada dan dengan teliti mengedarkan pandangannya.

"Siapa?" gumam Gaju dalam hati.

=====

Koma bergerak dengan penuh kehati-hatian dan dengan penuh kewaspadaan.

Dia menggunakan bayangan pohon dan semak belukar lebat di sekelilingnya untuk melindungi pergerakannya.

Dan tiba-tiba, Koma menghentikan langkahnya ketika dia mendengar sebuah suara dentuman keras dari kejauhan yang terdengar sampai ke tempatnya berada.

"Fight?" gumam Koma pelan.

Koma lalu melesat dengan cepat ke arah suara itu berasal.

Koma tak lagi bergerak seperti tadi dan melesat dengan kecepatan penuh. Alasannya sederhana, di sekitar sini, pasti tak ada lagi binatang buas yang berkeliaran. Mereka punya instinct yang kuat dan mendengar kerasnya suara dentuman tadi, pasti binatang-binatang itu akan berhamburan menyelamatkan diri.

Karena itu, Koma tanpa ragu lagi melesat cepat ke arah suara berasal. Dia menduga kalau suara itu berasal dari pertarungan antara buruannya dengan pemburu yang lain, seperti dirinya.

Pengurus memperkirakan kalau Koma akan datang setelah beberapa jam clash antara Gaju dan Gama terjadi. Tapi, apa yang terjadi sekarang di luar perkiraan dan estimasi mereka.

Koma melesat dengan kecepatan yang jauh diatas kecepatan geraknya saat bergerak dengan penuh kewaspadaan.

Tak sampai setengah jam, Koma sudah berdiri di atas sebuah pohon dan melihat ke arah tempat bekas pertarungan Gama dan Gaju. Tapi Koma tak melihat siapapun disini.

Koma lalu mengedarkan pandangannya ke arah sekelikingnya dan dia melihat pergerakan yang tak ditutupi sama sekali dari arah Barat.

Dahan-dahan pohon bergoyang karena terjangan sesuatu dan memberikan indikasi kepada Koma kalau sesuatu sedang bergerak di bawah sana.

Koma melompat turun dengan cepat dan berniat menuju ke arah Barat. Saat dia menginjak tanah, karena dia tak lagi sewaspada seperti biasanya, Koma tak menyadari kalau kakinya sempat menyentuh sebuah benang tipis yang melintang diantara dua buah pohon yang salah satunya dia gunakan untuk mengamati tadi.

Sesaat kemudian, bayangan Koma menghilang dari tempat itu. Tempat yang sama dimana Gaju menemukan potongan kecil kain hitam dari outfit Assassin milik Koma setengah jam kemudian.

=====

Gaju dengan penuh waspada melihat ke arah sekelilingnya.

Dia tahu kalau monster lain sedang mengincarnya. Kalau bukan monster, mana berani dia mencoba memburu Gaju seorang diri?

Sebuah nama keluar di kepala Gaju, nama yang memiliki peluang terbesar untuk menyergapnya dalam situasi seperti ini.

Koma.

Selama ini Gaju selalu bertingkah menyendiri dan tidak bergaul dengan Kandidat yang lain, karena itu, dia dijuluki si Aneh. Tapi bukan berarti Gaju melepaskan dirinya dan tak peduli dengan progress Kandidat yang lain.

Koma.

Intelligence Capability : 2.90
Knowledge : 1.00
Memory : 0.90
Analytic : 1.0

Physical Attribute : 5.40
Strength : 1.85
Speed : 1.80
Agility : 1.75

Sama seperti Professor, Gaju tak pernah memandang Kandidat dengan kemampuan fisik nomor dua itu sebelah mata, karena selain fisiknya, Koma juga memiliki kecerdasan diatas rata-rata.

Meskipun tak membuat dia menjadi dual Strategist dan Fighter yang ideal, tapi perpaduan antara fisik yang kuat dan kecerdasan diatas rata-rata membuat dia menjadi musuh yang perlu diperhitungkan dengan masak-masak.

Gaju berpura-pura melakukan sesuatu dan mengurungkan niatnya untuk membereskan benang logam miliknya. Mungkin dia tak butuh perangkap itu saat melawan Gama, tapi mungkin akan lain kasusnya dengan musuhnya kali ini.

Gaju meloncat ke arah tadi dia bertarung melawan Gama dengan satu alasan. Titik ini adalah pusat jaring yang dia pasang. Perangkap yang tadi tak sempat dia gunakan.

Koma memperhatikan gerak gerik Gaju sedari tadi. Dia melihat dengan jelas Gaju mengambil secarik kain berwarna hitam yang tergantung kepada sesuatu yang tak dapat dilihatnya. Otak Koma berpikir dengan cepat dan menyadari kalau Gaju telah memasang sesuatu di tempat ini.

"Perangkap?" gumam Koma dalam hati.

Saat itulah Koma mendengar suara Gaju yang berteriak lantang di bawah sana.

"Koma, aku tahu kau ada disini, jangan bermain kucing-kucingan lagi," teriak Gaju.

Koma memperlihatkan raut muka kaget. Dia tak menyangka Gaju akan menebak dengan tepat identitasnya hanya berbekal sobekan kain hitam kecil itu.

Ataukah Gaju hanya menduga saja?

Mereka berdua bagaikan dua buah pemain catur yang sedang menebak dan menganalisa langkah musuhnya. Masing-masing mempertimbangkan langkah apa yang akan dilakukan oleh lawan dan kemungkinan jebakan yang menunggu dirinya.

"Koma, tak usah bingung. Aku tahu kamu ada disini. Dan benar, aku sudah memasang perangkap di sekitar sini. Kamu berniat mengincar poin yang dijanjikan oleh Pulau kan? Apa kita hanya akan saling berdiam diri dan menunggu seperti ini?" teriak Gaju lagi.

Koma makin kebingungan. Gaju seolah-olah bisa menebak jalan pikirannya.

"Gaju, kamu bukan Kandidat sembarangan. Setidaknya kamu bisa menebak jalan pikiranku dengan tepat," jawab Koma dari tempatnya bersembunyi.

"Kalau begitu, kenapa kamu tak turun kesini dan bertarung secara terbuka? Atau aku mungkin salah? Koma yang perkasa tak punya nyali sebesar Gama si Genius Gila?" balas Gaju dengan nada yang provokatif.

Koma terdiam ketika mendengarkan kata-kata Gaju yang sedikit bernada ejekan dan penuh provokasi itu. Dia masih kebingungan dengan tujuan utama Gaju.

Apakah Gaju memang sengaja menginginkan pertarungan terbuka dengannya? Atau Gaju justru berniat untuk membuatnya tetap di tempatnya dengan melakukan reverse psychology?

Mereka berdua memang sedang beradu analisa dan taktik satu sama lain. Berbeda dengan pertarungan frontal ala Gaju dan Gama sebelumnya.

Padahal, bukankah justru Gama yang seharusnya memiliki kecerdasan otak sebagai attribut terkuatnya? Dan Koma justru kebalikan dari Gama?

Gaju - The Survivors (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang