Tahap Ketiga, Day 11.
Swiiisshhhhhh.
Srakkkkk.
Sebuah panah menancap dengan tepat dan mengenai sasarannya yang terletak di sebuah pohon yang berada pada jarak 250 m dari tempat Adel berdiri. Dia hanya membutuhkan waktu dua hari saja untuk mempelajari archery knowledge yang dibelinya dan juga berlatih menggunakan Eye Implant secara serius.
Adel tertawa kecil dan terlihat riang. Dia lalu memberi isyarat kepada Aju yang berdiri tak jauh darinya untuk bergerak dan mengambilkan kelima anak panah yang digunakan Adel untuk berlatih.
“Aju, aku rasa ini sudah saatnya menggunakan skill-ku untuk berburu,” kata Adel dengan percaya diri.
“Kamu yakin?” tanya Aju.
“Aku yakin,” jawab Adel.
“Oke, kita coba dengan binatang buas yang gampang terlebih dahulu,” bujuk Aju ke arah Adel dan gadis berambut merah serta bertubuh seksi itu hanya menganggukkan kepalanya saja sebagai tanda setuju.
=====
Srakkkkkkk.
“Aaaaauuuuu,” auman Serigala Berbulu Domba terdengar melolong tinggi memecah keheningan Hutan di sekitar mereka berdua.
Sesuai namanya, Serigala yang satu ini memang aneh, bulu-bulu di tubuhnya berwarna putih dan bergumpal-gumpal lucu. Mirip dengan bulu dari hewan yang menjadi buruannya. Selain bulunya, kemiripan lain yang dimiliki oleh Serigala itu dengan hewan buruannya adalah postur dan ukuran tubuhnya yang menyerupai domba, tanpa ada cela.
Mudah bagi sang Serigala untuk menyusup ke dalam kawanan domba dan menyeret buruannya sebelum akhirnya menikmati daging domba malang itu.
Serigala ini termasuk binatang buas level 5 dan hanya memberikan satu poin saja bagi Aju dan Adel. Tapi, saat ini, bukan poin yang terpenting bagi mereka berdua. Mereka ingin meningkatkan kemampuan Adel dalam perburuan yang sesungguhnya.
=====
Koga merenung dalam sebuah ruangan yang menjadi semacam singgasananya. Dua orang gadis terlihat berada di dekatnya. Yang satu adalah seorang gadis cantik berdarah Asia dan memiliki wajah yang mirip dengan Tian, sedangkan satunya, seorang gadis manis dengan kulit sawo matang.
Mereka adalah Tia dan Tien.
Tia melirik tak suka ke arah Tien. Sedari awal, Tia memang tak suka dengan Kandidat yang memanfaatkan kecantikan fisiknya dengan berusaha mendekati Koga.
Sebelumnya ada Songnam yang tanpa malu menyodorkan dirinya ke pelukan Koga, kini barisan perempuan itu bertambah lagi dengan adanya gadis cantik yang bernama Tien ini.
"Tia. Menurutmu, apa langkah advancement yang harus kuambil?" tanya Koga setelah terdiam selama beberapa saat tadi.
Tia terlihat berpikir sejenak.
"Sebenarnya, itu semua tergantung dari keinginanmu dan apa yang menurutmu paling cocok bagi karaktermu," jawab Tia diplomatis.
"Humph," Koga membuang napas.
"Apa yang kuinginkan ya?" gumamnya tak lama kemudian.
Tia menganggukkan kepalanya tanpa suara.
"Aku adalah aku. Sosokku seperti yang sekarang ini adalah apa yang selalu kuinginkan. Aku ingin mendominasi lawan-lawanku dengan kekuatan murni. Tanpa strategi, tanpa siasat licik, langsung berhadapan satu lawan satu."
"Aku seorang fighter sejati," kata Koga pelan dan tegas.
Tia tersenyum.
"Kalau memang seperti itu. Ada satu class yang sesuai untukmu," jawab Tia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaju - The Survivors (Completed)
Ciencia Ficción(Action, Fantasy, Sci-Fi) This page is intentionally left blank. *Biar berasa kek baca buku-buku luar negeri ya kan? Wkwkwk..