"Jadi apa rencana pertamamu?" tanya Koga setelah Tia setuju dengan tawarannya.
"Set up organisasi. Kita punya Leader. Songlan mungkin bisa jadi Vice Leader. Aku Advisor. Setidaknya kita masih butuh Logistic, Attack Team, Defense Team, Explorer. Kita tak mungkin selama 4 tahun berkutat di Komplek saja kan? Jadi kita harus membentuk Explorer Team untuk mengeksplorasi area sekitar Komplek dan sekaligus mengamankan resources yang berguna bagi Tim," jawab Tia cepat.
Koga menganggukkan kepalanya, dia yakin sekarang kalau keputusannya untuk menjadikan Tia sebagai Advisor adalah langkah yang tepat.
"Terus, bagaimana kita memilih personel yang tepat untuk masing-masing tim dan posisi?" tanya Koga.
"Agar Leader mempunyai nama baik bagi semua anggota Tim, keadilan harus ditegakkan, posisi ditentukan oleh kemampuan dan prestasi. Bukan karena relasi. Songlan mungkin bisa jadi pengecualian. Tapi itu satu-satunya. Posisi lain harus diberikan kepada anggota Tim yang mampu," kata Tia dengan mantap.
Koga menyadari ada maksud tertentu dalam kalimat Tia barusan.
"Maksudmu Em?" tanya Koga.
Tia tak menjawab.
Koga tertawa lebar, "Tenang, Em adalah soulmate-ku. Tak lebih. Jadi dia tetap akan diperlakukan sama seperti anggota Tim yang lain," jawab Koga.
Tia masih terdiam dan menunggu. Koga menarik napas panjang.
"Songnam juga," lanjutnya setelah terdiam selama beberapa saat.
Tia tersenyum ketika mendengar kata-kata terakhir Koga. Itulah yang dia inginkan. Tia tak punya rasa apapun terhadap Koga, tapi jika Leader grup mereka sebegitu bodohnya memaksakan agar gadis-gadisnya memegang posisi vital dalam Tim, Tia akan keberatan sekali.
"Terima kasih Leader, aku akan memberikan proposal untuk masing-masing posisi satu jam lagi," kata Tia.
=====
Tiga belas kandidat terlihat berkumpul di dalam markas Tim Koga satu jam setelah Tia tadi bertemu dengan Koga.
Mereka semua terlihat kuatir dan bingung, kecuali Songlan yang masih tetap saja seperti biasa dan sesosok gadis yang sekarang berdiri di sebelah Koga, Tia.
Ketika semua orang sudah berkumpul di dalam ruangan ini, Koga maju dan membuka mulutnya.
"Aku tahu kalian sedikit kuatir. Tapi tak perlu cemas. Mulai hari ini, kita semua yang ada di tempat ini adalah sebuah keluarga. Keluarga yang akan saling melindungi," kata Koga yang kemudian disambut jerit dukungan dan tepuk tangan dari anggota Timnya.
"Oke. Aku tak pandai berbicara. Mari, aku perkenalkan dengan Advisor kalian. Dia adalah atasan kalian dan dia tidak menerima perintah selain dariku saja. Kalian mengerti?" tanya Koga yang disambut suara riuh rendah dari anggota yang lain.
Songlan terlihat kaget. Bukankah itu artinya, posisi Tia sama dengan dirinya? Dan Songlan juga tak akan bisa menyuruh Tia? Sedikit rasa iri dan tak terima mulai muncul di kepala Songlan.
Tapi, dia tak bisa mengambil tindakan sekarang. Dia harus menunggu hingga kesempatan itu datang. Songlan melihat beberapa orang yang terlihat juga memprotes keputusan Koga untuk mengangkat Tia.
Salah satunya, tentu saja Songnam.
Dia kekasih Koga, kenapa harus ada cewek lain yang menjadi asisten Koga?
Seharusnya kan dia yang menjadi Advisor atau apalah itu. Kan kerjanya cuma membisikkan sesuatu saja ke telinga Koga? Songnam merasa kalau dia mampu melakukannya.
"Diam!!" teriak Songlan dengan suara menggelegar tiba-tiba.
Ruangan hening untuk sesaat. Tapi, tak lama kemudian, suara protes terdengar kembali berdengung. Tiap orang ingin didengar pendapatnya.
Songlan tersenyum dalam hati. Aku sudah membantunya sekali, kali ini berusahalah sendiri.
Koga hanya melihat dan tak melakukan apa-apa, dia juga ingin tahu apa yang akan Tia lakukan dalam kondisi seperti ini. Tia tentu saja tahu apa yang terjadi.
Songlan mungkin tak akan bisa mengendalikan mereka sepenuhnya. Tapi tak ada yang akan berani membantah Koga.
Jadi, kali ini Koga sedang mengujinya.
Tia tersenyum dan mengangkat tangannya. Awalnya hanya beberapa orang yang terdiam ketika melihat Tia mengangkat tangan. Lama kelamaan, semua orang terdiam dan melihat ke arah Tia, termasuk Songnam.
"Sudah bisa mendengarkan sekarang?" tanya Tia datar.
Semua anak terdiam.
"Aku diminta untuk menjadi strategist tim ini, bukan mengajukan diri. Aku menerimanya karena aku tahu kalau aku lah yang paling cocok untuk posisi ini. Skor IC-ku yang tertinggi dalam Tim. Kalau ada diantara kalian yang merasa lebih pandai dan lebih layak untuk menjadi strategist, silakan maju!!" tantang Tia lantang.
Semua orang kini terdiam. Tak ada yang berani maju ke depan.
"Kalian tahu syarat apa yang kuajukan pertama kali saat aku menerima tawaran ini?" tanya Tia.
"Aku meminta Koga untuk menggunakan kemampuan personal sebagai tolok ukur dalam organisasi, bukan hubungan," lanjut si gadis.
"Aku juga menyarankan agar kita membentuk struktur organisasi yang jelas. Membagi anggota Tim ini menjadi 3 divisi. Attack, Defense dan Explore. Karena jumlah kita sangat terbatas, hanya 13 orang, kita harus membentuk tim yang efektif," lanjut Tia.
"Tim Defense sekaligus menjadi logistic team yang akan bertanggung jawab terhadap keamanan basecamp. Tim Attack bertugas mengejar musuh. Tim Explore akan melakukan resources gathering untuk menyokong kebutuhan hidup seluruh anggota Tim," kata Tia menjelaskan rencananya.
Semua anggota terdiam. Mereka merasakan secercah harapan sekaligus juga ketakutan. Setelah ini, mereka bisa saja selalu berada di Komplek sepanjang waktu dalam tim Defence, sedang mengadu nyawa di Hutan dalam tim Explore atau lari dari kejaran Koma dalam tim Attack.
Sebagian besar dari mereka tentu saja mengharapkan menjadi bagian dari Defense sekaligus Logistic team. Mereka hanya harus berjaga di area Komplek dan menangani logistik saja. Sekalipun itu membutuhkan aktifitas fisik, tapi setidaknya lebih aman. Tapi tentu saja tak semua orang bisa bergabung kesana.
"Di sini ada daftar nama yang sudah aku bagi menjadi ketiga tim tadi. Aku membuatnya berdasarkan kemampuan kalian. Kalian boleh saja menolak usulan yang kubuat. Tapi itu urusan kalian dengan Leader," kata Tia.
Tia lalu membuka kertas ditangannya dan membuat semua orang terdiam.
"Leader, Koga."
"Vice Leader, Songlan."
"Advisor, Aku."
"Attack Team Leader, Tutu."
"Defense Team Leader, Gasa."
"Explorer Team Leader, Songnam."
"Team Leader bisa memilih anggotanya sendiri. Maksimal dua orang per team. Sisanya akan menjadi tim logistik yang berada di bawah Gasa," kata Tia.
Semua orang terlihat tertegun untuk sesaat ketika tiba-tiba seorang gadis berteriak lantang.
"Kau curang!! Dasar wanita licik!! Gasa soulmate-mu, tentu saja kau menunjuknya menjadi bagian logistik. Kenapa bukan aku? Kenapa aku memimpin tim explorer yang harus pergi ke Hutan?" teriak Songnam histeris.
Tia hanya tersenyum kecil.
"Peraih skor PA tertinggi setelah Koga dan Songlan ada tiga, Tutu, Tulan, Gasa. Kenapa Gasa aku usulkan menjadi ketua tim Defense? Karena tim defense selain memerlukan fisik, juga sedikit membutuhkan otak untuk mengatur logistik. Dan Gasa peraih skor tertinggi diantara mereka bertiga untuk skor IC," jawab Tia tenang.
"Kalau memang kamu butuh orang yang cerdas, kenapa nggak sekalian saja aku yang ke Defense team? Nilai IC ku 2.9 tertinggi di tim ini setelah dirimu," tanya Songnam sengit.
Koga dan semua orang juga melihat ke arah Tia dan menunggu jawaban gadis itu.
=====
Author note:
Chapter ke 1 dari 1.
Kita lihat aja nanti, semoga nanti malam bisa nambah satu chapter lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaju - The Survivors (Completed)
Fantascienza(Action, Fantasy, Sci-Fi) This page is intentionally left blank. *Biar berasa kek baca buku-buku luar negeri ya kan? Wkwkwk..