"Huft," Gaju membuang napas panjang.
Di hari keempat Tahap Ketiga, hari pertamanya berburu, Gaju mendapatkan harta karun dari Gua milik Griffin dan memperoleh 73 poin tanpa bersusah payah.
Di hari kelima, peruntungan Gaju cukup terbilang baik, dia berhasil memperoleh 45 poin dan membuat total poin miliknya menjadi 118 poin.
Di hari keenam kemarin, Gaju kurang beruntung, bahkan bisa dibilang tidak beruntung sama sekali. Dia hanya bertemu dengan 2 creature level 4 dan memperoleh tambahan 20 poin saja, membuat total perolehan poinnya menjadi 138 poin.
Dari 73 poin, turun menjadi 45 poin dan kemarin turun drastis menjadi hanya 20 poin, jika perolehan poin Gaju tetap seperti ini, bukankah setidaknya dia akan membutuhkan waktu satu bulan untuk membayar hutangnya?
Belum lagi jika pada saat yang sama dia membayangkan progress yang akan dicapai oleh Kandidat lain di waktu yang sama. Setelah satu bulan berlalu, di saat Gaju sudah mengumpulkan 1000 poin untuk membayar hutangnya, mungkin Kandidat lain sudah berhasil memperoleh item yang mereka inginkan.
Gaju bukan orang yang bodoh. Sama seperti Kandidat lain, Gaju juga sudah menyadari pentingnya poin dan efeknya kepada Kandidat.
Gaju juga menyadari betapa konsep Fighter dan Strategist hanyalah dasar saja dan pengembangan kemampuan para Kandidat didorong untuk menuju ke arah spesialis.
Gaju juga tertarik untuk melangkah ke arah sana, tapi dari sekian banyak item yang ditawarkan oleh Pulau, Gaju tak tertarik untuk memperolehnya.
Eye Implant, Berserker Implant, Speed Implant, Strength Implant, dan banyak Implant sejenis lainnya ditawarkan oleh Pulau tapi tak ada yang menarik perhatian Gaju.
Attack Based Item seperti pedang, panah, pistol, machine gun, dan berbagai jenis senjata lainnya juga tak membuat Gaju tertarik.
Defence Based Item, seperti armor, perisai, helmet, protector dan sejenisnya juga tak membuat dia tertarik.
Hanya satu item yang berada dalam kategori Defence Based Item yang membuat Gaju mengrenyitkan dahi dan itu adalah Intelligence Armor Suit yang diincar oleh Gama.
Gaju mengrenyitkan dahi karena untuk sesaat dia tak bisa menganalisa kelemahan dari benda itu, bahkan sampai saat ini.
Gaju memutuskan untuk melupakan saja benda itu dan akan memikirkan apa yang akan dia lakukan ketika saatnya tiba nanti jika salah satu Kandidat benar-benar berhasil memiliki item tersebut.
Gaju juga tak begitu tertarik dengan berbagai advancement class yang ditawarkan oleh Pulau.
Berserker, Archer, Sword Master, Gunner, dan banyak spesialisasi sejenis lain, tapi tak ada yang membuat Gaju tertarik.
Gaju sudah menemukan jalannya sendiri dan dia tetap percaya dengan pilihannya.
Gaju menyebut spesialisasi ciptaannya sendiri dengan sebutan Survivor.
Karakteristiknya hanya satu, tetap survive dalam kondisi seperti apa pun.
Dia harus bisa melakukan long combat saat diperlukan, menjadi petarung close combat saat dibutuhkan, sekaligus menjadi seorang analis dan strategist bila perlu.
Dan jika memang Gaju harus memilih satu item yang akan dia tukar dengan poin miliknya, pilihan Gaju jatuh kepada Undying Implant.
Sebuah Implant yang sekilas terlihat tak berguna, item ini tidak memberikan peningkatan kemampuan secara berarti kepada pemakainya, tidak kekuatan, tidak kecepatan dan juga tidak kelincahan.
Implant ini juga tidak memberikan tambahan kemampuan otak kepada pemakainya, yang tentu saja tidak dibutuhkan oleh Gaju.
Deskripsi yang diberikan sangat sederhana, menambah kecepatan regenerasi sel baru bagi pemakainya.
Hanya itu, pendek dan sederhana, bahkan mungkin akan membuat para Kandidat lain mengrenyitkan dahi, tapi bagi Gaju, implant ini adalah item yang harus dimilikinya jika dia memiliki cukup poin di waktu yang akan datang.
Bagi Gaju, implant ini adalah sesuatu yang sangat berguna. Regenerasi sel baru, itu artinya, saat Gaju mengalami luka, proses penyembuhan lukanya akan berlangsung lebih cepat. Gaju juga paham kalau Implant ini tak akan bisa menyelamatkannya dari luka fatal seperti kepalanya terpenggal atau jantungnya tertusuk.
Tapi, apakah Gaju sebuah boneka yang hanya akan diam saja ketika musuhnya menyerang? Tentu tidak.
Gaju juga akan melakukan segala cara untuk meminimalkan luka yang akan dideritanya dalam sebuah pertarungan.
Tapi, Gaju juga sadar, dia tak akan bisa terhindar dari luka saat bertarung. Itu adalah sebuah kemustahilan.
Disanalah letak kegunaan Undying Implant yang sebenarnya, menyembuhkan luka-luka ringan dan menengah yang pasti akan dia terima saat bertarung. Hal itu akan membuat Gaju tetap mampu bertarung dalam durasi yang lebih lama.
Seberapa cepatkah proses penyembuhan luka yang dapat dilakukan oleh Undying Implant? Gaju belum tahu, tapi dia yakin kalau Pulau menempatkan item ini dalam kategori class 2 bukan tanpa alasan.
Undying Implant memang dikategorikan sebagai Class 2 item dengan harga fantastis 1300 poin. Jauh lebih tinggi dibandingkan Iron Man Suit yang diincar Gama yang masih dalam kategori Class 3 item.
Untuk saat ini, Pulau memang masih memblokir data item yang ada di deretan Class 1 item, tapi Gaju menaruh kecurigaan jika disana mungkin, mungkin saja, Pulau memiliki upgrade tingkat selanjutnya dari Undying Implant.
Mungkin Immortal Implant?
Implant yang akan membuat pemakainya dapat sembuh dari luka separah apa pun?
Bukankah jika Gaju memiliki Implant tingkat dewa seperti itu, Class Survivor ciptaannya sendiri akan complete dan terpenuhi?
Gaju menarik napas panjang dan melepaskannya perlahan.
Untuk dirinya sendiri, yang percaya diri dengan logika dan kondisi psikologisnya, masih bisa terpancing dalam khayalan dan imajinasinya, Gaju tak bisa membayangkan godaan yang akan diterima Kandidat lain di kondisi yang sama.
Semua itu membawa kepada satu kesimpulan, Gaju dalam bahaya.
Karena saat ini, sumber poin termudah dan tercepat bukanlah dari creature yang bertebaran di Hutan, melainkan dirinya sendiri. Bahkan, jangankan Kandidat lain, seandainya bisa Gaju juga berminat untuk mengeliminasi dirinya sendiri demi 1000 poin yang digantungkan di kepalanya.
Tapi, tak mungkin kan dia melakukan itu?
Gaju hanya bisa memaki-maki Professor dalam hati. Dia tahu apa tujuan Professor melakukan itu, tapi, apapun alasannya, Gaju tak akan pernah setuju dan tak akan pernah mau berjudi dengan nyawanya. Sekalipun dengan alasan untuk mempercepat proses perkembangan kemampuan dirinya.
Apa yang bisa Gaju lakukan sekarang? Tak ada.
Dia hanya bisa meneruskan rencananya seperti semula, berburu creature dalam Hutan dan mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya.
Apakah Gaju takut dengan kejaran Kandidat lain? Sama sekali tidak.
Gaju bahkan berharap akan ada Kandidat lain yang memburunya sebanyak mungkin.
Gaju tersenyum. Senyuman seringai jahat yang terlihat tak sesuai dengan wajah oppa saranghaenya.
"Kalian akan jadi sumber poinku. Kumpulkan banyak-banyak, lalu datang dan serahkan poin kalian kepadaku," gumam Gaju.
Gaju memang tidak takut dan justru senang jika ada Kandidat yang memburunya. Ada sistem charity dan robbery yang bisa dia gunakan untuk memanen poin dari Kandidat-kandidat itu.
"Kalau kalian ingin mendapatkan sesuatu, bersiap-siaplah juga untuk kehilangan poin kalian," lanjutnya sambil melangkah pergi ke arah ladang baru yang akan dia gunakan untuk berburu poin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaju - The Survivors (Completed)
Fiksi Ilmiah(Action, Fantasy, Sci-Fi) This page is intentionally left blank. *Biar berasa kek baca buku-buku luar negeri ya kan? Wkwkwk..