Chapter 69 - Hunt Begin

2.4K 243 17
                                    

Tahap Ketiga, Day 1257.

“Professor?”

“Broadcast!!” perintah sang Professor pendek.

Professor melihat secarik kertas yang di dalamnya tertulis estimasi atribut fisik dari semua Kandidat yang tersisa di Pulau.

Dari 40 Kandidat, hanya tersisa 20 orang saja. Dan dari 20 orang itu, 2 orang tewas di tangan Gaju. Kini hanya tersisa 18 orang Kandidat untuk memperebutkan jatah selanjutnya ke Tahap Terakhir, yaitu Tahap Keempat.

Tak ada Kandidat yang tahu bahwa hari ini, kehidupan nyaman yang telah mereka jalani selama hampir empat tahun itu, kini akan segera berakhir. Dan semua kenyamanan itu akan berakhir dengan sangat keji.

Seorang Pengurus menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya dia melirik ke arah Professor dan memencet tombol keyboard di depannya sambil menghembuskan napas.

Bip.

Sebuah bunyi yang tak lagi asing di telinga Kandidat terdengar di telinga mereka pagi itu. Tapi tak ada satu pun yang menaruh perhatian. Mereka sudah berhenti melakukannya sejak bertahun-tahun lalu. Para Kandidat juga asyik dengan kegiatannya masing-masing.

Ada yang sedang memasak makanan, ada yang bermeditasi, ada yang berlatih, ada yang sedang mandi, dan ada juga yang sedang duduk bersemedi dalam kamar mandi untuk melatih pernafasan perut. Tapi pesan itu masuk secara serentak dan bersamaan.

“Selamat pagi para Kandidat.”

“Tahap Ketiga segera berakhir.”

“Ujian untuk Tahap Ketiga dimulai 3 hari lagi pada hari ke 1260 dan akan selesai pada hari ke 1440, tepat 4 tahun sejak Tahap Ketiga dimulai.”

“Ujian ini akan berlangsung selama 6 bulan.”

“Satu untuk satu, soulmate untuk soulmate.”

“Untuk lolos ke Tahap Keempat, Kandidat diharuskan membayar nyawanya dengan nyawa soulmatenya menggunakan …”

Sedikit jeda terlihat diberikan oleh Pengurus untuk menimbulkan kesan misterius, tapi bagi para Kandidat monster yang percaya dengan kemampuan dirinya, trik seperti itu tak akan mempan.

“Menggunakan nyawa pasangan soulmate yang lain.”

Banyak pasangan Kandidat lain yang langsung lemas terduduk di tempatnya. Mereka adalah Kandidat yang selama ini selalu bergantung kepada yang lebih kuat dan merasa nyaman di bawah perlindungan orang lain. Kandidat yang tak berani bergerak sendiri untuk mempertahankan hidupnya.

"Ujian ini akan disebut dengan Seek and Hunt."

"Area yang digunakan untuk Ujian adalah seluruh area dalam Pulau tanpa terkecuali."

"Kandidat mempunyai waktu 3 hari untuk mempersiapkan diri."

"Kandidat yang berhasil mengeliminasi pasangan Kandidat lain secara otomatis akan lolos ke Tahap selanjutnya."

"Tidak ada aturan apa pun dalam Ujian kali ini."

"Semua metode boleh digunakan untuk mencapai tujuan."

"Setiap Kandidat yang lolos akan diumumkan ke seluruh Pulau."

"Pasangan Tiga Tujuh dan Tiga Delapan telah lolos ke Tahap selanjutnya karena mengeliminasi pasangan Satu Satu dan Satu Dua."

=====

Gaju dan Tian hanya terdiam di tempatnya pagi itu. Pasangan Demon-Angel ini sedang menikmati sarapannya dan seakan tak peduli dengan broadcast yang diterima mini komputer pagi ini.

"Enak?" tanya Tian.

"Nggak. Kurang asin," jawab Gaju.

"Humph!! Lain kali masak sendiri!!" sungut Tian sambil merebut piring yang ada di tangan Gaju.

Tian lalu menghentakkan kakinya dengan kesal dan meninggalkan Gaju dengan bibir yang maju ke depan.

Gaju hanya tertawa kecil saat melihat tingkah Tian. Dia hanya bercanda dan Tian tahu itu. Mereka berdua seperti sepasang kekasih yang sudah saling memahami hati pasangannya tanpa bertukar kata-kata.

Ujian Tahap Ketiga?

Omong kosong apa itu? Bagi Gaju dan Tian, apapun yang menghalangi langkah mereka dan mengancam nyawa mereka, mereka akan menghancurkannya menjadi debu yang berhamburan tertiup angin.

=====

"Menarik sekali..." gumam seorang remaja berkulit hitam dan sedang duduk bersantai sambil menikmati pijitan tangan seorang gadis dengan tubuh yang unik dan menyerupai Harimau di pagi hari yang cerah ini.

Seorang gadis yang bertubuh seksi dan berwajah cantik, terlihat sedang sibuk merawat senjatanya. Senjata yang berupa crossbow dan berukuran kecil.

Selain crossbow yang sedang dia bersihkan, terdapat banyak sekali senjata yang tergeletak di depan sang Gadis dan terlihat mengkilat setelah baru saja dia bersihkan.

Gama, Tsa, dan Adel, mereka bertiga duduk di sebuah ruangan yang berada dalam sebuah bangunan berbentuk segi empat dan terlihat sangat mewah dan nyaman.

"Adel, aku dan kamu tak punya pasangan. Aku akan membantumu untuk memburu sepasang Kandidat agar kau lolos ke Tahap selanjutnya," kata Gama pelan.

"Tak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri," jawab Adel pendek dan tegas.

Adel memang tak pernah mengandalkan Gama untuk memperoleh poin selama ini. Mereka berdua memang dipertemukan oleh takdir waktu itu dan mereka juga hidup bersama-sama di sisi barat Pulau.

Tapi, hubungan mereka hanya sebatas dua orang yang tinggal bersama dan memiliki tujuan yang sama. Tak lebih.

Gama hanya tertawa kecil ketika melihat reaksi Adel. Pandangan mata Gama lalu beralih menuju ke arah Selatan Pulau.

"South King? Kita lihat nanti seberapa hebat kau melindungi domba-domba di sekitarmu," gumam Gama.

Tapi, tak lama kemudian, ingatan Gama melayang ke sosok berwajah manis oriental yang menjadi pasangannya tapi memilih untuk tinggal dan berlindung di bawah ketiak Koga.

"Mantan, apakah kau menyesal sekarang?" gumam Gama dengan seringai khas yang dihiasi gigi putihnya.

=====

Brakkkkkkkk.

Koga memukul meja di depannya hingga hancur berantakan. Dia benar-benar kesal sekarang. Di saat seperti ini Tia dan Gasa meninggalkan Tim mereka.

Saat Koga menanyakan alasan Tia, dengan tenang gadis yang menjadi strategis Tim mereka itu menjawab.

"Setelah bertahun-tahun melakukan semuanya untukmu, kami tak pernah mendapatkan perlakuan yang setimpal. Bahkan Tien dan Songnam mendapatkan perlakuan yang lebih daripada kami. Apakah kami juga tetap akan menjadi batu injakan kalian?"

Kalimat panjang itulah yang terngiang di kepala Koga saat Tia memberikan jawabannya.

Dan Koga tahu apa yang Tia katakan adalah benar. Koga bukanlah Raja yang adil. Dia tidak mendistribusikan reward dengan obyektif.

Koga memberikan hampir semua item paling berharga yang didapatnya kepada Tien dan Songnam. Bahkan dari 3 set Enhancement Serum yang tersedia, setelah Tim Koga mendapatkan 2 set diantaranya, Koga menggunakan salah satunya dan memberikan satunya lagi kepada Songnam.

Gasa, Tia dan semua Kandidat lain yang tergabung dalam Tim Koga hanya menjadi sapi perahan bagi Koga saja.

Itulah yang membuat Koga marah dan kesal. Karena dia tahu apa yang dikatakan Tia benar dan dia tak bisa melakukan apa pun untuk mencegah kepergian strategistnya.

Koga menarik napas dalam dan mengepalkan tangannya.

Entah kenapa, saat ini dia merasa kalau dari berbagai arah yang ada di Pulau, tatapan mata tajam penuh hawa membunuh seakan tertuju ke sini.

Tanpa memperhitungkan pasangan Demon-Angel dari Utara, ada Gama, Adel, Koma dan Songlan. Mereka pasti akan mengarahkan pandangan mata mereka ke sini.

Bersiap untuk memulai perburuan mereka.

Gaju - The Survivors (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang