"Gaju, menurutmu apa yang sebaiknya kita lakukan? Kamu percaya dengan apa yang Professor Gila itu katakan?" tanya Adel.
"Sepertinya, yang dia katakan itu benar. Tapi ada sesuatu yang terasa janggal. Dan itu sesuatu yang penting, tapi aku tak tahu apa itu," jawab Gaju.
Gaju sendiri sebenarnya lebih bingung dengan sikap Tian. Sejak live broadcast tadi, Tian terlihat aneh dan mendadak berubah jadi pendiam. Gaju tak tahu sebabnya karena itu dia kebingungan.
"Mmm. Tian, bisa kita bicara berdua," bisik Gaju pelan ke telinga soulmatenya.
Tian hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab, lalu mereka berdua berjalan meninggalkan Adel dan Aen.
Di atas tebing yang berada di belakang gua yang menjadi rumah mereka, angin berhembus pelan. Suara deburan ombak juga sayup-sayup terdengar dari bawah sana.
Matahari bersinar cerah ditemani langit biru dengan awan putih yang berarak pelan.
Indah dan sempurna, tapi saat Gaju teringat kalau semua itu hanyalah sebuah kepalsuan, sesuatu yang berat terasa menghimpit dadanya dan membuatnya susah bernapas.
"Huft," Gaju menghempaskan napas panjang dan menggenggam erat tangan Tian.
"Tian, kenapa kamu terlihat sedih?" bisik Gaju.
Tian terdiam.
"Gaju, kamu masih ingat dulu saat kita berdua di dalam gua yang gelap. Kamu pernah bertanya, jika suatu saat keadaan memaksa kita untuk memilih dan kamu harus membunuhku demi bertahan hidup. Kamu tak akan ragu untuk melakukannya kan?" kata Tian.
Gaju terdiam dan bingung dengan pertanyaan Tian yang tiba-tiba.
"Maksudmu apa?" tanya Gaju.
"Aku ingin memintamu berjanji. Jika saat itu tiba, jangan pernah berubah pikiran. Bunuh aku tanpa ragu. Janji?" tanya Tian lagi dengan tubuh yang mulai bergetar dan dia mulai menangis.
"Tian?" kata Gaju lalu dengan cepat dia memeluk Tian dan mendekapnya erat.
"Aku janji kalau hal itu tak akan terjadi. Kita akan menghadapi semua ini bersama-sama dan survive bersama-sama. Ya?" bisik Gaju.
Tian masih tetap menangis dalam pelukan Gaju.
"I maybe an angel, but a fallen angel. A fallen angel that can't life without her demon," bisik Tian.
"I know," jawab Gaju pendek.
=====
Sebelas orang berdiri di depan komplek pengurus keesokan paginya. Mereka terbagi menjadi empat kelompok.
Koma berdiri seorang diri.
Koga berdiri bersama Em, Tien dan Songnam.
Gama berdiri bersama Tsa.
Gaju berdiri bersama Tian, Adel dan Aen.
Tepat 24 jam sejak live broadcast yang dilakukan oleh Professor kemarin, pintu gerbang komplek Pengurus terbuka. Sosok Sang Professor terlihat berjalan keluar dari gedung Komplek dan berdiri beberapa meter dari kesebelas orang itu.
Tatapan mata Professor MoMu langsung menuju ke sosok Tsa yang berdiri di sebelah Gama.
"Hitam, kenapa dia ada disini?" tanya Ptofessor MoMu dengan nada setengah bercanda.
Gama mengangkat dadanya dengan bangga dan melirik ke arah Tsa lalu tanpa ragu melihat ke arah Professor.
"Dia budakku," jawab Gama.
"Budak? Atau Kekasih," tanya sang Professor yang berdiri dengan kedua tangan di belakang badannya.
Crackle..
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaju - The Survivors (Completed)
Bilim Kurgu(Action, Fantasy, Sci-Fi) This page is intentionally left blank. *Biar berasa kek baca buku-buku luar negeri ya kan? Wkwkwk..