Chapter 52 - Incoming

2.6K 256 14
                                    

Tahap Ketiga, Day 40.

"Selamat pagi kepada seluruh Kandidat."

"Peringkat pertama untuk perolehan poin ditempati oleh Kandidat Tiga Lima dengan total perolehan poin sebanyak 594 poin."

"Sistem Charity dan Robbery aktif hingga batas waktu yang belum ditentukan."

"Reward 1000 poin untuk Kandidat yang berhasil mengeliminasi Kandidat Tiga Tujuh, telah dinon-aktifkan."

"Selamat berjuang!!"

Notifikasi yang sama dan selalu mereka terima setiap pagi, tapi ada dua hal yang sangat mengagetkan 18 Kandidat yang tersisa di Pulau pagi ini.

Yang pertama, nama Gaju tak lagi disebut sebagai peraih poin terbanyak untuk pertama kalinya. Kini posisinya digantikan oleh Gama dengan perolehan poin 594 poin.

Yang kedua, reward 1000 poin yang selama ini menjadi impian para Kandidat kini telah dinon-aktifkan.

Para Kandidat tentu bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan Gaju?

Apakah dia tewas dalam Hutan?

Apakah dia sudah menggunakan semua poinnya untuk membeli item?

Ataukah seseorang telah berhasil mengeliminasinya?

Berbagai pertanyaan itu muncul dalam kepala para Kandidat tapi tak ada yang mampu untuk menjawabnya.

=====

Gama duduk di atas sebuah batu yang terletak di tepi barat Pulau dan tertawa kecil setelah mendengarkan notifikasi pagi ini. Ini kali pertama dia tak mengalami morning attack yang rutin menyerangnya selama berpuluh-puluh hari sebelumnya.

"Hahahahahahaha," tawa si Negro memecah kesunyian di tempat itu.

"Aku Genius!!" teriak Gama.

"Pada akhirnya, monster seperti Gaju pun harus tunduk pada dominasiku!!"

"Wahai Dunia!! Bersiaplah menyambut penguasa baru kalian!!"

"Gama sang Genius!!"

Gama mengepalkan tangannya ke atas sambil berdiri di atas batu. Dia terlihat senang sekali pagi ini. Ini kali pertama dia berhasil menduduki peringkat pertama dalam perolehan poin dan itu tentu saja membuatnya senang sekali.

=====

Srettttt. Sreeettttt. Srettttt. Srettttt.

Bunyi aneh berulang-ulang terdengar di suatu tempat yang ada di Hutan. Sebuah bayangan hitam terlihat sedang menusukkan sesuatu ke pohon yang ada di depannya.

Tempat ini rindang dan dipenuhi pepohonan dengan daun yang sangat rimbun, membuat cahaya matahari menjadi sesuatu yang asing disini. Suasananya lembab dan banyak lumut serta jamur yang tumbuh di batang dan akar pohon yang menyembul dari tanah.

Bayangan itu masih asyik menusukkan belatinya ke batang pohon yang sebenarnya tak punya salah apa-apa. Setelah entah berapa puluh atau bahkan ratus tusukan belati, si bayangan hitam berdiri dan napasnya terengah-engah.

"Hilang..."

"Kesempatanku hilang..."

"Gaju tak lagi memberikan jalan tercepat bagiku untuk mendapatkan mimicry suit idamanku."

Koma lalu melihat ke mini komputer yang digantung di lehernya dan menarik napas dalam-dalam. Setelah berburu selama berhari-hari, sampai saat ini, Koma hanya berhasil mengumpulkan 528 poin.

Koma tahu apa masalahnya. Dia berbeda dengan Gaju atau Gama. Dua monster itu bertarung secara terbuka dan terang-terangan. Berdiri di depan musuhnya dan mengayunkan kepalan dan tendangan tanpa ragu-ragu.

Sedangkan dirinya? Koma adalah seorang Assassin. Sejak kapan ada Assassin menantang musuhnya secara terbuka dan dalam siraman cahaya?

Karena itulah, Koma hanya mampu mengumpulkan 13 - 14 poin rata-rata per hari. Setelah sekian lamanya, dia hanya berhasil mengumpulkan 528 poin. Mimicry suit idamannya memiliki nilai 650 poin. Dengan progressnya dalam mengumpulkan poin, Koma setidaknya membutuhkan waktu 9 sampai 10 hari lagi untuk mendapatkan poin yang cukup untuk mendapatkannya.

Apakah perburuannya akan selesai saat dia mendapatkan mimicry suit-nya? Tentu saja tidak. Koma masih butuh belati yang lebih bagus dan sesuai untuknya. Koma juga ingin meningkatkan speednya lagi. Dan Pulau menyediakan serum speed enhancement dalam daftarnya. Itulah item-item yang sedang diincar oleh Koma.

=====

"Gaju," panggil Tian pelan ke arah soulmatenya.

"Kenapa?" tanya Gaju.

"Poin kita sedikit sekali," jawab Tian dengan raut muka yang hampir menangis.

"Kamu kenapa sih?" kata Gaju sambil tertawa kecil melihat tingkat lucu soulmatenya.

"Lihat! Cuma 12 poin coba? Ini mungkin poin terkecil yang diperoleh oleh para Kandidat di Pulau," lanjut Tian lagi.

"Tian, kenapa sih kamu sedih seperti itu? Itu hanya poin dan kita bisa mencarinya lagi. Yang terpenting kamu sekarang ada disini," kata Gaju.

Tian hanya menganggukkan kepalanya dan mengusap air mata yang tadi sempat membasahi wajahnya. Dia melirik bahagia kearah Gaju, yang semakin hari semakin dekat dengan dirinya.

"Untuk menjadi seorang psychic setidaknya kita butuh dua item untukmu, intelligence enhancement serum dan mental training knowledge. Serumnya akan butuh 900 poin dan training knowledge-nya hanya butuh 100 poin. Jadi, kita perlu 1000 poin untuk membuatmu menjadi seorang psychic," lanjut Gaju.

"Gaju, bukankah aku pernah bilang kalau sebaiknya poin itu kamu gunakan untuk dirimu sendiri. Aku sudah bahagia sekalipun itu hanya bisa melihatmu untuk semenit lebih lama," bisik Tian lirih.

"Tian, aku berjanji, kita pasti bisa survive berdua, ya? Kamu harus percaya padaku," kata Gaju mencoba meyakinkan Tian.

Tian hanya menarik napas dalam. Bukan karena dia tak ingin mempercayai kesungguhan Gaju ataupun janji yang diberikannya, tapi Tian tahu apa yang akan terjadi dan mereka hadapi di masa yang akan datang.

=====

Sesosok mahluk humanoid terlihat menyembulkan kepalanya dari permukaan air laut. Dia menarik napas dalam dan melihat kearah daratan yang ada di depannya. Lebih tepatnya sebuah Pulau. Pulau yang dia tahu berpenghuni. Dan penghuninya adalah manusia. Manusia yang hampir punah di Permukaan dan sekarang dijadikan komoditi yang luar biasa mahalnya.

Tapi di tempat ini, mahluk berkepala harimau dan memiliki kulit yang belang-belang antara hitam dan kuning itu berjalan dengan senyuman yang lebar di bibirnya.

Dia mencium bau manusia, di tempat seperti ini, setelah bertahun-tahun dia dipenjara dalam ruangan yang gelap dan tanpa pemandangan apa pun itu.

"Rooooooaaaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrr," mahluk itu mengaum sekuat tenaganya dan membuat siapapun yang mendengarnya gemetar ketakutan.

Sekalipun dia memiliki kepala harimau, tapi bagian tubuh lainnya menyerupai manusia. Dia berjalan tegak dengan kedua kakinya, tangannya juga digunakan selayaknya manusia biasa. Yang bisa membedakan tangannya dengan tangan manusia biasa adalah sepasang cakar yang terlihat runcing dan siap merobek-robek mangsanya.

"Hentikan suara berisikmu!!" terdengar suara bernada memerintah ke arah si manusia berkepala harimau itu.

"Knight... Knight Eldar..." sebut sang manusia harimau dengan raut muka sedikit tegang ketika melihat darimana suara itu berasal.

"Humph. Dasar Beastman tak berotak," maki sosok yang dipanggil dengan sebutan Knight Eldar itu.

Knight Eldar melangkah dan menuju ke tepian pantai yang terlihat sepi dan tanpa kehidupan. Beberapa saat kemudian, puluhan elf dan beastman mengikutinya dari belakang. Berjalan dengan pelan dan hormat kepada sosok yang ada di depan mereka.

Manusia harimau yang tadi dengan jumawa mengaum sekuat tenaga, kini menghilang di antara puluhan beastmen dan elf lain yang mengikuti barisan di belakang Knight Eldar.

Sang elf dengan perawakan berotot dan tubuh yang terlihat lebih kuat dari elf yang lain itu mengangkat tangannya.

Isyarat agar mereka semua terdiam.

Gaju - The Survivors (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang