Tahap Ketiga, Day 5.
Ini hari kelima dan Gaju sudah merasakan sendiri kengerian bertahan hidup di dalam Hutan.
Sejak berpisah dengan Aju dan Adel kemarin sore, Gaju tak ingin lagi berjudi dengan nyawa dan keselamatannya.
Tanpa ada lagi mata Kandidat yang mengawasinya, Gaju melepaskan Limiter-nya dan dengan cepat bergerak dalam Hutan.
Untuk tahap awal, dia tidak berniat untuk berburu, tapi memetakan kondisi Hutan terlebih dahulu. Sedikit demi sedikit, Gaju berhasil menyimpan memori dan kondisi terrain yang ada dalam area seluas 3 kilometer dari Gunung tempat tadi pagi mereka mendaki.
Setelah pemetaan yang dia lakukan selesai, Gaju kembali ke titik awal dimana semua pertarungan ini sebelumnya dimulai. Tempat dimana, Gaju memata-matai clearing yang ada di lereng itu.
Alasannya?
Gaju tahu kalau Griffin menyimpan harta karun. Bukan dalam bentuk kekayaan, tapi dalam bentuk poin. Poin yang berasal dari bangkai mahluk yang menjadi korban keganasan Griffin yang kemarin dilihat Gaju dan mengarah ke bagian tersembunyi dari lereng Gunung yang diintainya kemarin, sebelum pertarungan dengan Griffin dimulai.
Dilihat dari jejak dan bekas pertarungan yang ada, Gaju menemukan setidaknya lebih dari 5 ekor creature level 4 sekelas Harimau Pohon dan Ular Daun. Dan Gaju juga yakin kalau Griffin tak mengenal sistem poin dan mengambilnya kan?
Gaju juga yakin, selain mutated creture level 4 yang berhasil dia identifikasi, setidaknya ada banyak binatang buas biasa level 5 juga terkubur bersama dalam gua milik Griffin.
Seperti pepatah China, nyamuk sekalipun memiliki daging.
Sekecil apapun poin yang diberikan oleh bangkai binatang yang ada dalam gua itu, Gaju akan mengambilnya. Dia punya hutang sebanyak 1000 poin dan nilai 1 poin sekalipun sangat berarti baginya.
Gaju melihat ke arah sekelilingnya, tetap waspada dengan keberadaan sang Griffin.
Karena itu, tadi malam, Gaju menghabiskan malamnya dengan melakukan trik yang sangat unik.
Gaju membuat lubang di dalam batang pohon dan menutupi keseluruhan mulut lubang itu dengan jaring benang logam miliknya. Dia tak lagi yakin dengan metode bermalam dengan hammock tergantung di atas pohon. Bukankah Griffin bisa menyerang dari atas dan memiliki pandangan tajam seekor Rajawali?
Gaju melepas jaring logamnya perlahan-lahan dan senar itu tergulung dengan cepat ke pergelangan tangan kirinya.
Setelah itu, Gaju meloncat turun dari pohon tempat dia bermalam.
Gaju melemparkan jarumnya ke batang pohon lalu menggunakan benang yang tersambung ke jarum itu untuk meredam laju loncatannya.
Setelah kakinya menginjak tanah tanpa suara, Gaju menghentakkan tangan kirinya dan membuat jarum yang tertancap di batang pohon terlepas dan melayang ke arahnya. Dengan sigap Gaju menangkap jarum itu dan menyembunyikannya di tangan kiri.
Gaju melihat sekilas ke sekelilingnya untuk memastikan sekali lagi.
Dia dapat mendengar suara kicauan burung di dahan pohon yang ada di sekelilingnya. Gaju tersenyum dan menarik sedikit napas lega. Suara itu menandakan kalau Griffin tak ada di sekitar sini.
Gaju tahu kalau resiko akan selalu sebanding dengan hasil yang akan dia dapatkan. Semakin besar resiko, semakin besar pula peluang untuk mendapatkan hasil yang lebih besar.
Tapi, Gaju sebisa mungkin menghindari encounter kedua kalinya dengan sang Griffin yang kini mata kanannya terluka oleh jarum Gaju.
Gaju melesat dengan cepat melintasi clearing atau lahan terbuka tanpa pohon yang ada di lereng Gunung ini.
Tanpa Limiter, dengan kecepatan yang dimilikinya, Gaju hanya membutuhkan tak lebih dari detik untuk melakukannya.
Wuussshhhhhh.
Srakkkk.
Gaju menerobos pepohonan dan semak yang menutupi bagian lereng Gunung yang dia curigai menjadi tempat bersembunyi sang Griffin.
Ketika Gaju melewati semak dan pepohonan kecil itu, kini dia bisa melihat sebuah gua yang berukuran cukup besar. Diameter lubangnya berukuran 5 meter. Lebih dari cukup bagi seekor mahluk seukuran Griffin untuk keluar masuk ke dalam gua itu.
Gaju dapat mencium bau anyir darah dan bangkai yang tercium kuat dari dalam gua. Gaju semakin yakin dengan analisanya.
Gaju melesat masuk ke dalam Gua itu sambil memicingkan mata, trik sederhana untuk mempersiapkan matanya dengan kondisi gelap dalam ruangan seperti Gua yang sekarang ditujunya.
Gaju meloncat ke atas sebuah batu yang ada di sudut pintu masuk Gua, kelima jarumnya sudah siaga di kedua tangannya, tiga di tangan kanan dan dua di tangan kiri. Bersiap sedia untuk menerima pesta penyambutan dari sang tuan rumah.
Tapi, tak seperti harapan Gaju, tak ada teriakan khas sang Griffin atau sosok yang jelas melekat di kepalanya itu menyambut kedatangannya.
Hanya kegelapan yang sedikit menghalangi pandangan Gaju dan keheningan saja yang dia temukan. Tentu saja ditemani bau anyir bangkai yang semakin menusuk hidungnya.
Gaju menyunggingkan senyuman kecil di mulutnya.
"Jackpot," gumam Gaju perlahan sambil melirik ke salah satu sudut Gua.
Harimau Pohon, Serigala Angin, Serigala Bulan, Ular Daun, Singa Surai Hitam dan banyak lagi bangkai binatang bergeletakan tak beraturan di sana.
Gaju melesat cepat ke arah tumpukan bangkai binatang itu tanpa mempedulikan bau busuk yang semakin menyesakkan napasnya.
Sebuah bayangan bergerak cepat di sudut Gua itu diantara tumpukan bangkai binatang dan terlihat mencari-cari sesuatu.
Time is money, bukan, time is poin.
Cuma ada satu hal di kepala Gaju saat ini. Menguras habis semua poin yang ada di Gua ini dan pergi meninggalkan tempat ini secepatnya.
=====
"73 poin, awal yang bagus," gumam Gaju sambil melirik ke arah angka yang bersinr terang dan berwarna hijau yang terlihat di layar mini komputer yang ada pergelangan tangan kanannya.
Dia tersenyum puas.
"Easy money," gumamnya lagi.
Ya. Easy money, Gaju tak menghadapi ancaman yang berarti atau bahaya yang luar biasa untuk mendapatkan poin itu.
Tapi Gaju juga tahu kalau dia tak akan menemui kesempatan yang sama seperti kali ini.
Setelah ini, Gaju harus melakukan metode normal untuk mengumpulkan poin secara perlahan.
Berburu binatang buas satu persatu.
Tapi, senyuman kecil di bibir Gaju segera terhapus oleh sebuah bunyi khas dari mini komputernya.
Bip bip bip.
Gaju membukanya.
"Selamat kepada Kandidat yang dengan sukses telah melakukan pengumpulan poin pertamanya."
"Kandidat Tiga Tujuh kini menduduki peringkat tertinggi dalam perolehan poin dengan poin total sebanyak 73 poin."
"Mulai saat ini, sistem Robbery dan Charity akan diaktifkan."
"Sistem Robbery, Kandidat diberi kebebasan untuk merebut paksa poin yang dikumpulkan oleh Kandidat lainnya tanpa pinalti apa pun."
"Sistem Charity, Kandidat diberi kebebasan untuk memberikan poin yang dimilikinya kepada Kandidat lainnya tanpa pinalti apa pun."
"Reward 1000 poin untuk Kandidat yang berhasil mengeliminasi Kandidat Tiga Tujuh masih aktif hingga batas waktu yang belum ditentukan."
"Selamat berjuang."
Gaju terdiam di tempatnya. Hanya satu kata yang terlintas di kepalanya saat ini.
"Bedebah!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaju - The Survivors (Completed)
Ciencia Ficción(Action, Fantasy, Sci-Fi) This page is intentionally left blank. *Biar berasa kek baca buku-buku luar negeri ya kan? Wkwkwk..