“Jadi? Undying Implant ini akan bisa membuat Gaju kembali menggunakan metode itu?” tanya Tian dengan suara pelan.
Gaju menganggukkan kepalanya.
“Apakah metode itu sepadan dengan rasa sakit yang Gaju rasakan? Bukankah ada item lain yang bisa membantu Gaju meningkatkan kekuatan dengan cepat?” tanya Tian dengan raut muka kuatir sekarang.
Tian masih belum bisa membayangkan rasa sakit yang dialami Gaju saat melakukan metode penyiksaan diri itu. Sekalipun dari deskripsi Gaju, semuanya akan berakhir dalam waktu beberapa detik saja, tapi tetap saja Tian tak mampu membayangkannya.
Gaju hanya menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Tian. Dia lalu melihat kearah benda berbentuk seperti ulat dan berwarna merah kehitaman itu. Gaju mendekatkan mini komputer di pergelangan tangan kirinya ke arah implant yang ada di telapak tangan kanannya.
“Bip.”
“Implant detected. Initiate?”
“Initiate!” jawab Gaju pendek dan pelan.
“Initiating...”
“Initiation completed. Implant siap digunakan.”
Gaju melihat kearah ulat berwarna merah kehitaman yang berada di telapak tangannya. Sama sekali tak ada pergerakan disana. Benda itu sama sekali tak terlihat berubah dan masih sama seperti tadi.
Tiba-tiba, di luar dugaan Gaju, si ulat menggeliatkan tubuhnya. Dia pelan-pelan bergerak di atas telapak tangan Gaju. Gerakannya sangat lambat dan dia terlihat seperti ulat yang bergerak tak tentu arah untuk mencari dedaunan untuk disantap.
Gaju merasakan ulat itu bergerak-gerak di atas telapak tangannya, tapi dia tak merasakan sensasi aneh apa pun dari mahluk itu.
Tunggu, ulat ini… termasuk mahluk hidup atau benda mati? tanya Gaju kebingungan dalam hati.
Saat pertama kali tadi benda ini di tangan Gaju, dia yakin sekali kalau benda ini adalah sebuah benda mati. Gaju sama sekali tak merasakan ada denyut kehidupan dari ulat berwarna merah kehitaman itu. Tapi setelah aktivasi oleh mini komputer tadi, Gaju sekarang tak tahu lagi apakah benda yang ada di telapak tangannya dan sekarang sedang bergerak pelan itu adalah mahluk hidup atau benda mati.
Tian mendekat dan berdiri di sebelah Gaju. Dia juga mengamati implant yang ada di tangan Gaju dengan teliti.
“Ini ulat kan? Dia binatang hidup kan?” tanya Tian sambil melirik kearah soulmatenya.
“Aku tak tahu. Tapi tak mungkin kan Pulau akan menipu Kandidat. Apalagi dengan poin sejumlah itu,” jawab Gaju sambil terlihat berpikir.
Mereka berdua masih mengamati si ulat berwarna merah kehitaman dan makin lama terlihat makin menyeramkan itu dengan tatapan serius. Ulat berukuran kelingking bayi itu bergerak dengan pelan dan berusaha menuju pergelangan tangan Gaju.
Gaju hanya membiarkan saja tanpa berusaha mencegah.
Tiba-tiba.
Crashhhhhh.
“Arrrghhhhhhhh,” Gaju mengerang kesakitan saat merasakan rasa sakit yang tiba-tiba terasa di pergelangan tangannya.
“Proses Asimilasi dimulai…” terdengar suara mini komputer tiba-tiba mengagetkan mereka berdua.
“Asimilasi?” gumam Gaju di sela-sela giginya yang mengatup dan menahan sakit dari pergelangan tangannya.
Gaju lalu kembali melihat ke arah tangannya yang masih mengeluarkan darah. Mata Gaju dan Tian tiba-tiba terbelalak kaget. Gumpalan kecil seukuran kelingking bayi terlihat bergerak di dalam pembuluh darah Gaju.
Benda itu bergerak dari pergelangan tangan Gaju lalu naik ke atas ke arah pangkal lengan, dan bergerak ke arah dada bagian kiri Gaju, tempat dimana jantung Gaju berada.
Gaju hanya bisa mengatupkan rahangnya dan menahan rasa sakit akibat pergerakan dari ulat bedebah yang tadi masuk tanpa permisi ke dalam pembuluh darahnya itu. Untuk sesaat tadi, Gaju ingin sekali menggunakan jarumnya untuk menusuk si ulat yang bergerak cepat naik ke arah jantungnya. Tapi dia urung melakukannya karena satu kalimat dari mini komputernya yang mengatakan bahwa proses asimilasi sudah dimulai.
Tian dengan raut muka kuatir hanya bisa melihat Gaju yang terduduk di tanah dengan muka dan tubuh yang dibanjiri keringat. Saat Implant tadi bergerak dari tangannya, Gaju dengan cepat membuka baju camou tentara miliknya dan hanya bertelanjang dada. Karena itu, Tian juga bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi dengan implant yang menjelajahi tubuh Gaju.
Tian dengan cepat mengambil posisi siaga dan mengacungkan jari tengah dan jari telunjuk tangan kanannya ke arah Gaju. Ini adalah posisi menyerang Tian. Dia bisa mengaktifkan mental energy secepat mungkin dan terkonsentrasi di kedua ujung jarinya. Siap untuk menyelamatkan soulmatenya jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
“Argghhhhhhhh.”
Gaju yang tadi memejamkan matanya dan menahan rasa sakit yang terasa saat Implant bergerak melalui pembuluh darahnya, kini mengerang lagi saat merasakan si Implant mencapai ke jantungnya. Untuk sesaat tadi, Gaju merasakan sakit yang luar biasa, tepat ketika si Implant menancapkan tubuhnya ke jantung Gaju.
Gaju dan Tian tidak bisa melihatnya, tapi di dalam tubuh Gaju, sesuatu yang sangat luar biasa sedang terjadi. Implant berbentuk ulat itu, pada awalnya hanya menempel dan menancapkan dirinya ke jantung Gaju. Lalu perlahan-lahan, seperti sebuah benih yang menemukan tempat yang cocok untuk tumbuh, sesuatu yang terlihat seperti akar terlihat bermunculan di sekeliling implant dan menyebar ke segala arah, menutupi seluruh permukaan jantung Gaju.
Lalu, sebuah pembuluh utama yang sebelumnya bekerja secara natural, dibelokkan secara paksa dan melalui implant yang kini sudah menyatu dengan jantung Gaju. Darah yang sebelumnya dipompa oleh jantung Gaju ke seluruh tubuh, kini rutenya berubah dan harus melalui implant tersebut.
Semua darah yang mengaliri tubuh Gaju, kini harus melalui implant sebelum dipompa oleh jantung dan menyebar ke seluruh tubuh Gaju. Implant lalu mulai bekerja dan mengubah karakteristik genetic dari tubuh Gaju secara perlahan-lahan dengan bantuan system peredaran darah yang sudah dikendalikan.
Undying Implant sebenarnya adalah sebuah Implant type parasite. Sama seperti Berserker Implant yang dulu pernah dipakai Aju. Tapi berbeda dengan Berserker Implant yang menempel di dada Aju, Undying Implant jauh lebih mengerikan dengan melakukan asimilasinya di bagian jantung.
Gaju menghembuskan napas panjang ketika rasa sakit yang tadi dia rasakan dari dada kirinya berangsur-angsur menghilang. Dia membuka matanya dan melihat ke arah Tian sambil tersenyum.
Tian yang sedari tadi sangat kuatir tapi sama sekali tidak berani untuk mengalihkan konsentrasinya tiba-tiba saja menghambur ke arah Gaju ketika dia melihat soulmate-nya itu sudah selesai melakukan proses asimilasinya.
Tian memeluk Gaju yang masih bertelanjang dada dan mereka tetap dalam posisi itu selama beberapa detik.
Setelah itu, Tian melepaskan Gaju dari pelukannya dan seperti seorang emak-emak yang sedang memilih barang yang akan dibelinya saat berbelanja, Tian melihat ke tubuh Gaju dengan teliti dari atas ke bawah.
"Kamu tidak apa-apa kan?" tanya Tian dengan nada kuatir.
"Aku tak apa-apa. Tubuhku justru terasa lebih ringan dan nyaman," jawab Gaju sambil tersenyum.
Crasshhhhh.
Sepersekian detik kemudian, sebuah luka terlihat menganga di dada Gaju. Luka yang ditimbulkan oleh ulah Gaju sendiri. Sebuah pisau belati terlihat di tangan kanannya.
Tian kaget dan melihat Gaju dengan mata terbelalak.
Tapi.
Sebuah keajaiban terlihat tak lama kemudian, luka di dada Gaju menutup dengan cepat dalam hitungan detik dan tak lama kemudian hanya darah yang belum sempat mengering terlihat di dada Gaju.
"Sakiitttttt," rintih Gaju sambil meringis.
Sekalipun lukanya menutup dengan cepat karena regeneration speed dari Undying Implant yang baru saja sukses berasimilasi dengannya, tapi tetap saja Gaju merasakan rasa sakitnya.
"Salah sendiri!! Kan bisa bikin luka kecil aja, ngapain musti kek tadi," sungut Tian sambil berlalu meninggalkan soulmatenya dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaju - The Survivors (Completed)
Fiksi Ilmiah(Action, Fantasy, Sci-Fi) This page is intentionally left blank. *Biar berasa kek baca buku-buku luar negeri ya kan? Wkwkwk..