Chapter 70 - Kenapa?

2.4K 222 398
                                    

Enam belas orang Kandidat yang tersisa menggunakan waktu tiga hari persiapan ini dengan cara yang berbeda.

Gaju dan Tian menghabiskan waktunya seperti biasa seperti tak terjadi apa-apa. Mereka juga sama sekali tak berniat untuk memburu Kandidat yang lain karena sesuai dengan broadcast dari Pengurus Pulau, mereka berdua sudah lolos ke Tahap selanjutnya. Jadi tidak ada lagi yang perlu mereka lakukan.

Mereka juga tahu kalau tidak ada Kandidat yang sebodoh itu untuk berusaha datang ke pintu rumah mereka dan mencari masalah dengan mereka berdua.

Koma dengan tenang bermeditasi seperti biasanya dan menenangkan jiwanya. Bagi Koma yang dapat dengan mudah menghabisi nyawa bangsa Elf dengan kekuatan petarung level 3 yang sekuat Griffin. Asalkan Koma tidak berniat untuk menyabung nyawa dengan monster seperti Gaju, Tian, Gama atau Koga, Koma yakin dia akan lolos ke Tahap Keempat dengan mudah.

Gama bersenang-senang dengan Tsa dan sama sekali tak memikirkan soal Ujian ini. Dia percaya dengan kemampuannya, satu-satunya halangan bagi Gama adalah keberadaan Koga. Koga yang sejak dulu menganggap dirinya sebagai seorang Pemimpin.

Gama sangat ingin sekali melihat reaksi Koga saat dia datang ke Komplek dan berniat memburu anggota Tim-nya. Apakah Koga akan melindungi mereka atau akan menyerahkan anggota-nya begitu saja?

Sifat asli seseorang akan terlihat saat dia sedang mengalami krisis.

Dan Gama sangat ingin tahu seperti apa sosok asli Koga yang sebenarnya. Seorang pemimpin sejati, atau hanyalah manusia picik yang memanfaatkan orang lain demi kepentingan pribadinya?

Di lain tempat.

Kandidat Kosong Sembilan yang dikenal dengan sebutan Songlan, tersenyum sinis sambil melirik ke arah Komplek berada.

Dia yang sebelumnya Vice Chief dari Tim Koga dan akhirnya memutuskan untuk melarikan diri, kini bisa menepuk dada dengan bangga. Keputusan yang sedari dulu tak pernah dia bayangkan tapi akhirnya dia ambil karena keadaan.

Setelah kegagalan dalam misi yang dilakukannya untuk memburu Gaju beberapa tahun lalu, Songlan membunuh Duma dan memutuskan untuk bertahan hidup seorang diri.

Pada awalnya, Songlan begitu terkejut dan gamang saat dia berusaha menjadi seekor serigala penyendiri, Songlan menikmati status yang lumayan tinggi sejak Tahap Kesatu karena Koga. Dengan berdiri di samping Koga, Songlan juga mendapatkan siraman cahaya dan pengaruh dari dominasi sang Pemimpin.

Songlan dapat dengan mudah mendapatkan semua keinginannya dari Kandidat lain yang selama ini memang selalu berputar di sekitar Koga.

Tapi, menjadi seorang lone fighter sangat berbeda, Songlan harus melakukan semuanya sendiri. Dia juga yang bertanggung jawab untuk semua kebutuhan hidupnya sendiri. Tak ada orang lain yang akan melayaninya seperti dulu.

Songlan juga menyadari bahwa kekuatan tanpa aplikasi adalah macan ompong tanpa taring.

Dia memang memiliki atribut fisik diatas rata-rata, tetapi pengalaman bertarungnya sangatlah minim. Dengan mengembara sendiri di Hutan, Songlan pelan-pelan mengasah kemampuannya. Songlan juga pelan-pelan menyadari semua kelemahannya dan menyempurnakan gaya bertarungnya.

Bukan dari teori, tapi dari pengalaman diri. Bukan dari cerita tapi dari kerasnya serangan yang mendera.

Pelan tapi pasti, Songlan berubah. Menjadi lebih kuat. Menjadi seorang petarung yang sesungguhnya. Yang mengandalkan kemampuan dirinya sendiri, bukan naungan dan perlindungan dari orang lain.

Songlan juga menyadari bahwa satu-satunya yang bisa dia percayai dan tak akan pernah berkhianat adalah dirinya sendiri. Dan dia berhasil mendapatkan enhancement serum seperti yang digunakan oleh Koga.

Satu-satunya serum serupa yang tidak jatuh ke tangan Tim Koga dari tiga set serum yang tersedia.

Untuk Ujian ini, Songlan punya target yang jelas. Dia sudah menghabisi Duma. Dia hanya perlu mencabut rumput sampai ke akarnya, menghabisi nyawa pasangan soulmate Duma yang bernama Aen.

Seraut wajah Semit yang cantik dan berhidung mancung terlintas di kepala Songlan. Dia mengenal Aen sejak dulu. Gadis cantik yang memiliki fisik lemah tapi kecerdasan yang di atas rata-rata.

Tapi dari semua itu, mungkin satu-satunya ketidak beruntungan terbesar yang dimiliki oleh Aen adalah soulmatenya yang bernama Duma. Seorang Kandidat tanpa kelebihan apa pun dibandingkan Kandidat lain dan berhasil lolos ke Tahap Ketiga hanya karena keberuntungan.

"Maafkan aku Aen. Tapi, inilah yang harus kulakukan," gumam Songlan pelan.

Ingatan Songlan juga tiba-tiba terbawa ke soulmate-nya sendiri, Satu Kosong aka Sako.

Songlan menarik napas panjang. Selama bertahun-tahun berkeliaran seorang diri di dalam Hutan, berburu dan bertarung untuk bertahan hidup, betapa dia berharap agar Sako datang mencarinya dan menawarkan diri untuk menemaninya menjalani hari.

Tapi, semua itu hanya impian.

Sako tak pernah datang. Dan Songlan tahu alasannya. Pasti si Gadis keturunan Jepang itu, lebih memilih membuka pahanya untuk Koga daripada hidup menderita bersama dirinya di dalam Hutan.

Sebuah pilihan yang logis dan mungkin akan dilakukan oleh semua wanita.

Songlan menarik napas dalam. Semua sudah berlalu dan dia sudah kehilangan rasa untuk soulmate-nya. Dia hanya ingin tahu seperti apa reaksi semua bekas anggota Tim-nya saat dia kembali nanti.

Songlan
Total Physical Attribute: 9.8
Strength: 3.4
Speed: 3.25
Agility: 3.15

=====

"Apa yang akan kita lakukan?" tanya Gasa.

"Kita lihat saja nanti," jawab Tia pelan.

Tia dan Gasa memang pasangan yang terhitung kurang beruntung. Dulu, mereka beranggapan bahwa dengan mengandalkan Koga, mereka bisa meraih kesempatan untuk menjadi lebih kuat, tapi ternyata kenyataan tak seindah harapan.

Koga menggunakan poin dari Tim miliknya untuk Songnam dan Tien.

Tia yang merasa kalau dirinya lebih berjasa memendam kecewa selama bertahun-tahun.

"Koga, sebentar lagi, semua mata akan melihat kearah Kerajaanmu dan menjadikan anggota Tim-mu sebagai sasaran. Aku akan menggunakan itu untuk mengambil kesempatan dalam kesempitan," gumam Tia sinis.

=====

Em hanya berdiam diri di kamarnya. Seharusnya, dengan status yang dimilikinya sebagai soulmate Koga, dia bisa dianggap sebagai Real Queen dalam Tim Koga, tapi kenyataannya tidak demikian.

Bertahun-tahun dia berusaha menjadi soulmate yang baik bagi Koga, tapi tak pernah sekalipun dia mendapatkan balasan.

Dia hanya bisa menyesali nasibnya karena terlahir dengan fisik yang sangat dia benci.

Fisik yang membuatnya sama sekali tak dianggap di mata Koga.

Em memandangi wajah dan tubuhnya di depan cermin. Semakin dia memperhatikan bayangan dirinya sendiri, rasa muak dan benci makin memuncak dalam dadanya.

"Kenapa?" sebuah kata tanya yang sudah tak terhitung dia ucapkan kembali terdengar dari bibirnya.

Wajah cantik Kaukasia yang dia miliki tapi sangat dibencinya terlihat mencibir ke arahnya. Em lalu mengambil sebuah benda dari depannya dan melemparkannya ke cermin itu dan membuatnya pecah berantakan.

Em lalu menangis sesenggukkan dalam kamarnya.

"Kenapa?" bisiknya lirih di sela tangisannya.

Kenapa dunia sangat tak adil?

Mungkin itulah kalimat tanya yang ada dalam kepalanya.

Sebuah pertanyaan yang tak akan pernah terjawab olehnya.

=====

Author note:

Maaf ada kesalahan di Chapter sebelumnya.

Saya menulis 18 Kandidat masih survive dan mengikuti ujian. Yang benar adalah 16 Kandidat.

Tutu dan Sadu tewas ditangan Gaju.
Duma tewas ditangan Songlan.
Aju tewas ditangan Tsa.

Gaju - The Survivors (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang