"Persetan dengan semuanya, aku tak akan membiarkanmu mati."
Ketika ujung jarum yang ditusukkan Gaju masuk ke dalam tubuhnya dan menyentuh titik Limiter-nya, sebuah kekuatan seperti dilepaskan dengan tiba-tiba. Seperti sebuah bendungan yang tiba-tiba ambrol karena tidak bisa menahan laju air yang ditampungnya.
Tapi, Gaju tak memikirkannya sama sekali. Dia harus menyelamatkan Tian. Gadis yang sekarang sedang berdiri di depannya dan bersiap menerima serangan dari Griffin yang seharusnya diarahkan untuk Gaju.
Wooossshhhhhh.
Gaju bergerak cepat sekali, hingga bayangannya tak lagi terlihat oleh mata biasa.
Setelah Limiter-nya dilepas, skor Physical Attribute milik Gaju menjadi 7.34, dengan distribusi 2.38 untuk Strength, 2.48 untuk Speed dan 2.48 untuk Agility. Gaju mampu bergerak dengan kecepatan 24.8m/s dengan skor 2.48 dengan speed yang dia miliki.
Seberapa cepatkah itu?
24.8m/s sebanding dengan 848km/jam. Mobil tercepat saat ini adalah Hennessy Venom F5 dengan top speed 484km/jam. Gaju bisa melibasnya tanpa ampun dengan berlari.
Kalau mobil sekelas Lamborghini Aventador milik artis-artis yang top speed-nya cuma 300an km/jam, mereka tak akan bisa menangkap bayangan Gaju.
Gaju memang tak lagi manusia.
Sama seperti semua Kandidat yang ada di Pulau. Mereka bukan lagi manusia dengan segala kemampuan yang mereka miliki.
Dengan kecepatan gerak Gaju, jarak antara dirinya dan Tian yang hanya 2m saja, hanya membutuhkan sekejapan mata.
Tapi, Griffin bukan binatang buas biasa. Gaju tak tahu dengan pasti berapa skor speed, strength dan agility yang dimiliki oleh creature level 3 itu. Tapi Gaju yakin kalau Kandidat dengan kemampuan dibawah level fighter yang sesungguhnya dengan nilai kumulatif fisik mereka kurang dari 5, pasti tak akan bertahan hidup lama di depan sang Griffin.
Crassssssss.
Gaju yang sedang melesat ke arah Tian dan ingin menyelamatkannya, tiba-tiba melihat semburan cairan berwarna merah yang menutupi pandangan matanya.
Tian?
Tubuh Tian terhempas ke belakang dan masih menyemburkan darah segar dari bagian depan tubuhnya yang terluka. Gaju dengan cepat menangkap tubuh itu dan meloncat ke belakang. Mata Griffin memerah ketika melihat darah yang tadi menyembur dan membasahi sebagian dari kepala dan tubuhnya.
Griffin berubah beringas seketika.
Ini kali pertama dia mencium bau darah dari musuh abadinya. Spesies kecil dan tak berdaya yang selama ini berhasil memenjarakannya, tapi sebentar lagi akan dia nikmati daging dan darahnya.
"Ahhhhhhkkkkkkk."
Griffin bergerak maju dan dengan cepat mengejar tubuh Tian yang masih mengeluarkan darah dan kini berada dalam pelukan Gaju.
Gaju melirik ke arah luka di tubuh Tian lalu menggunakan jarumnya untuk mengaktifkan titik syaraf yang membantu untuk meredakan sakit dan menghentikan pendarahan hebat dari luka di tubuh Tian. Setelah melakukan hal itu, darah yang mengalir keluar dari tubuh Tian mulai berhenti.
Gaju lalu melihat Griffin mengejar mereka berdua dan bahkan terlihat jauh lebih beringas daripada tadi. Gaju bisa menebak apa penyebabnya. Pasti bau darah milik Tian. Itu artinya secerdas apapun sang Griffin, dia tetaplah binatang buas yang mengandalkan insting.
Gaju memeluk tubuh Tian yang tak sadarkan diri dan membawanya berlari mundur menghindari kejaran Griffin. Mereka berdua bergerak dengan kecepatan yang hampir sama dengan sang Griffin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gaju - The Survivors (Completed)
Fantascienza(Action, Fantasy, Sci-Fi) This page is intentionally left blank. *Biar berasa kek baca buku-buku luar negeri ya kan? Wkwkwk..