47 : Dibuat Puisi

4.1K 950 238
                                    

A/n : cie pesta daging. Diolah jadi apa ni dagingnya? Awokwokwokwok

***

"Jungkook."

Panggilan seseorang membuat cowok yang baru aja turun tangga menoleh. Dia mendapati mamalien alias mama tirinya yang pagi ini mau interaksi sama dia setelah kejadian di mana Jungkook didiemin gara-gara mukulin Ravi.

"Tumben manggil, masih kenal?" tanya cowok itu sambil natap wanita yang merupakan istri baru papanya.

Sejak di mana dia mukul Ravi, dia berasa kaya orang asing di sini. Gak ada yang mau ajak dia ngobrol, bahkan kalau papasan pun pura-pura gak ngeliat padahal ada di dalam rumah yang sama. Jungkook udah kaya arwah penasaran yang gak keliatan alias gaib.

"Kamu ... gak sarapan? Ravi sama Papamu udah ada di ruang makan."

Jungkook sempet ngelirik ke arah ruang makan sebelum akhirnya kembali natap mama tirinya.

"Makasih, takut ganggu."

Setelahnya, dia langsung pergi ninggalin wanita yang sekarang cuma bisa natap punggung Jungkook tanpa ngomong apa-apalagi.

Niat baiknya buat kembali menjalin hubungan dengan anak tiri, gagal hari ini.

Mama Irene masak nasi goreng sama telur mata sapi hari ini buat bekel. Kalau sarapan, Mama Irene goreng lagi fried chicken yang kemaren Papa Suho bawa pas balik kerja. Gak sempet kemakan karena pas dia sampe rumah, anak-anak gadisnya udah pada tidur padahal mereka minta dibawain itu.

"Teh, itu tadi telur mata sapinya mama lebihin satu lagi sesuai mau kamu."

"Makasih, Ma," jawab Eunha sambil ngangguk. Dia tadi bilang ke Mama Irene minta masak nasinya agak banyakan dan lebihin telur mata sapinya satu lagi. "Aku ke dapur bentar."

"Mau ngapain, Teh? Makan dulu sini."

"Bentar, Ma. Kalian makan duluan aja."

Mama Irene sempet tatapan sama suaminya, sebelum akhirnya dia bersuara, "Anak kamu mau ngapain sih, Pa?"

"Mana aku tahu, aku kan manusia," sahut Papa Suho mulai ngelantur dan bikin Sinbi natap papanya tanpa ekspresi. "Hai, Sayang," sapa Suho ke anak bungsunya.

"Apa sih sayang-sayang?"

"Buset, galak amat," jawab Papa Suho pas dia tahu respon Sinbi. "Udah punya pacar nih jangan-jangan?"

"Borooo."

"Kasian banget sih anak kita, Ma. Jomblo."

"Paaaaa." Rengekan Sinbi dibalas tawa kedua orangtuanya. Demen banget dah Papa Suho ngeledekin anak-anak gadisnya.

Di dapur, Eunha ngambil kotak makan ungu yang ada di rak. Dia ngelap kotak itu pake serbet, terus masukin nasi goreng yang masih nyisa di wajan juga telur mata sapi yang ditaro di piring sama Mama Irene ke sana.

Abis itu, dia tutup kotak makan ungu dan ditumpuk sama kotak makan punya dia. Nanti Eunha balik lagi buat masukin dua kotak makan itu ke tas.

Selesai makan, Eunha bawa tasnya ke dapur buat masukin dua kotak bekal.

"Teteh bawa bekel dua? Tumben. Pulang sore?" tanya adeknya yang juga masukin kotak bekelnya ke tas.

"Nggak."

"Terus?"

"Kepo."

Sinbi yang lagi nutup resleting dan sekarang gendong tasnya, natap Eunha dengan alis bertaut. "Teteh mah kebiasaan ditanyain jawabnya kepo-kepo melulu. Males."

Kak Eunha✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang