A/n : weh, makasih ya buat vomentnya gengsss! Gw kira udah pada bosen karena kepanjangan partnya😆
Btw alhamdulillah banget ini wifi punya bibi acu bisa buat buka wattpad, biasanya cuma buat buka WA doang gegara sinyalnya gak sampe, itu juga mendet2. Jadi hari ini acu gaperlu ke rumah ua biar dpt sinyal buat publish cerita. Alhamdulillah bat rejeki anak soleha:")))))))
***
"Gimana keadaan Papa?" tanya Jungkook yang sekarang ada di deket Mama tirinya. Wanita yang tengah duduk di ruang tunggu, sekarang menoleh ke arah Jungkook dan langsung ngubah posisi jadi berdiri.
"Papa masih kritis, Kook. Dokter bilang pendarahannya cukup parah."
Ravi sekarang ngerangkul bahu saudara tirinya yang keliatan lemes. Dia gak bisa mikir apa-apa, kenapa sih selalu aja ada masalah dalam hidupnya?
Satu masalah selesai, datang lagi masalah baru, dan gitu seterusnya. Bukan Jungkook mau nyalahin Tuhan, tapi dia itu capek. Capek banget rasanya sampe buat bernapas lega barang sebentar aja gak bisa.
Ravi bantu Jungkook buat duduk di salah satu kursi di depan ruangan. Setelah dapet kabar papanya masuk rumah sakit, Jungkook jadi orang yang paling panik dan langsung ngajak Ravi pergi. Mereka boncengan pake motor hitam punya kedua anak gadis Papa Suho. Ravi yang bawa motor, karena gak mungkin kalau Jungkook yang ngendarain dalam keadaan kalut. Cowok itu masih belum bisa ngatur emosinya dengan baik, takutnya malah ada apa-apa di jalan.
Jungkook milih nutupin wajah pake kedua tangan, kemudian dia nangis.
Sebenci-bencinya Jungkook sama Papa Siwon, tetep aja ... dia adalah papanya. Sedih liat laki-laki itu keliatan gak berdaya di dalam sana.
Di saat Ravi, Jungkook, dan mamalien duduk merenung di ruang tunggu, dokter keluar dari ruangan membuat mereka bertiga menoleh dan refleks berdiri. Nanyain kondisi Siwon.
Dokter bilang, mereka kehabisan stok darah yang sesuai dengan milik Papa Siwon. Jungkook yang mendengar itu, bicara sambil terisak, "Ambil aja darah saya, Dok. Golongan darah saya sama kaya papa, kalau mau diambil semua juga gak apa-apa, ikhlas saya, asal papa sembuh."
***
Malam harinya, Papa Suho datang ke sana sama Eunha. Mereka dateng bukan mau nagih motornya yang dibawa Ravi sama Jungkook, tapi buat ngeliat kondisi Siwon dan keluarga. Eunha juga bawa makanan buat keluarga Jungkook, tadi Mama Irene masak di rumah.
Pas Papa Suho dateng, Jungkook yang awalnya keliatan murung dengan tatapan kosong, langsung berdiri dan meluk laki-laki itu. Eunha sempet merhatiin mereka, sebelum akhirnya milih ngobrol sama Mamalien dan Ravi sambil ngasihin makanan.
"Apa ini, Dek?" tanya Mamalien sambil ngebuka isi kantung plastik.
"Mama masak, katanya suruh dikasihin ke Tante sama yang lain. Takutnya belum makan."
"Bilang makasih banyak ke mama kamu, ya. Ngerepotin banget, Tante jadi gak enak."
"Gak apa-apa, Tan," balas Eunha sambil senyum.
Mama tiri Jungkook ngeluarin dua bungkus makanan dari dalam sana. Satu dia kasih ke Ravi, satu lagi dia buka. Di sana ada nasi, sayur, dan lauk. Di dalam plastik masih ada satu bungkus lagi, itu buat Jungkook.
"Kamu mau makan juga?" tanya Mamalien, nawarin Eunha. Eunha yang mutusin buat duduk di sebelah Ravi, menggeleng.
"Udah makan sebelum ke sini."
"Tante makan nih, ya?" ucapnya.
"Iya Tante, silakan."
"Makan, Na," imbuh Ravi yang ikutan nawarin, yang dibalas anggukan perempuan yang malam ini dikuncir satu dengan kacamata minus bertengger di hidung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Eunha✔
FanfictionHidup Eunhadzani Adliya berubah saat adik kelas bernama Jungkook Wicaksana datang ke kehidupannya secara tiba-tiba.